07. Bojo Model Emboh

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Fiksi oleh HaLa

***

"Ya Alloh, Maaasss. Aku 'kan cuma minta dibelikan gelang, Maaass... Kok ya Mas tega nggak menurutinya."
Terdengar suara mbak Nunik menangis, meraung-raung.

Bibirku mencebik. Ah, biasa, Ratu Drama.
Tetanggaku yang rumahnya tepat di balik temboh rumahku ini memang sudah kebiasaan begini.
Setiap kali minta pada suami dan tak dituruti, dia akan kalap. Menangis meraung sambil guling-guling.
Beberapa waktu lalu ia juga begini ketika minta dibelikan gamis seperti punya artis ibu kota. Lalu ketika ia meraung minta dibelikan mobil baru yang pada akhirnya tetap didapat dengan cara kredit.

Sementara mas Harto, suami mbak Nunik yang bekerja sebagai super visor di Mall terkemuka takkan banyak bicara selain menuruti saja kemauan istrinya.

Terlalu cinta, mungkin.

***

Pulang dari tempat kerja, aku dibuat heran ketika menyaksikan sekitar rumah ramai. Banyak orang berjubel. Ada polisi, dan juga ambulan.

"Ada apa, Mbak?" tanyaku pada Mbak Siti, tetangga yang rumahnya beberapa blok dari rumahku.

"Anu, Mbak, Mas Harto..." Kalimatnya terhenti.

"Kenapa?"

"Mas Harto meninggal, gantung diri."

Aku terbelalak. Hah?

"Katanya sih terlilit utang."

Aku ternganga. Syok bercampur iba.
Sayup terdengar suara Mbak Nunik meraung lagi.

Duh Gusti.

***

Selesai

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro