Bagian 5

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dering ponsel Eunji berbunyi saat dia baru saja mengemas barang2nya. Sebuah nomor baru tertera disana membuat kedua alisnya saling bertaut.

"yoboseyo" jawab Eunji

"yoboseyo, apa benar ini Jung Eunji?" suara yeoja terdengar dari seberang

"ne, matseminida. Nuguseyo?" tukas Eunji lagi

"aku seorang hobaemu, bisa kita bertemu untuk bicara?" pinta gadis yg menelpon tersebut

Mata Eunji menatap Bomi dan Hyejeong yg telah menatap dirinya.

"tak bisakah kau bicara di telepon saja?" tanya Eunji

"ini terlalu rumit jadi aku ingin langsung mengatakan padamu" ungkap yeoja itu

Sesaat Eunji diam menimbang2 keputusan yg akan dia berikan.

"arasso..dimana kau ingin bertemu?" tanya Eunji setuju

"aku sudah ada dibelakang kampus saat ini, bisa kau kemari sunbae?" jawab gadis tersebut

"baiklah. Aku akan kesana" Eunji segera mematikan panggilan setelah mengatakan hal itu.

"nugu?" tanya Bomi saat Eunji meraih tasnya

"seorang hobae, dia mau bicara denganku" jawab Eunji

"apa dia tak menyebutkan namanya?" tanya Hyejeong

"anni" jawab Eunji

"kau akan menemuinya sekarang?" kembali Bomi bertanya

"hmm"

"mau kami menemanimu?" tanya Bomi

"anni..kalian ke lapangan basket saja duluan. Aku akan menyusul setelah bicara dengan yeoja itu" pukas Eunji

"arasso...kalau begitu jangan lama2" tukas Bomi sambil meraih lengan Hyejeong

"ne" jawab Eunji

Kedua sahabatnyapun pergi meninggalkan Eunji, setelah mereka tak tampak giliran Eunji yg memacu langkahnya menuju belakang kampus. Tempat itu terlihat sepi saat dia tiba, Eunji tak menemuka seorangpun berada disana.

"hallo" ujar Eunji mencoba mencari orang yg menelponnya

"hallo hobae" panggil Eunji lagi

Mata Eunji terus mencari kesana kemari hingga pandangannya mengarah kesebuah gudang yg ada didekat tempatnya berdiri.

"yeoja itu tak mungkin menungguku disana bukan?" tukas Eunji pada dirinya sendiri

Eunji mengusap tekuk lehernya pelan kemudian mencoba menghubungi nomor ponsel yg tadi menghubunginya.

"ne sunbae" jawab dari seberang

"neo oddiega? Aku sudah disini" jawab Eunji

"jincayo?" ujar yeoja seberang tak percaya

"ne" jawab Eunji

"aku ada didalam gudang sunbae, apa kau bisa masuk?" tanya yeoja itu

Mata Eunji kembali memandang gudang yg pintunya memang terbuka.

"tak bisakah kau saja yg keluar?" tanya Eunji enggan

"aku malu sunbae, jadi bisakah anda saja yg masuk?" rengek yeoja itu

"tapi..." Eunji memutuskan ucapannya

"whaeyo? apa anda takut sunbae? Tenang saja aku bukan hantu" tukas yeoja itu

"aku tak takut" sanggah Eunji cepat

"kalau begitu bisakah anda masuk?" kembali yeoja itu berujar setengah merengek pada Eunji

"arasso" jawab Eunji pada akhirnya

Eunji melangkah pelan menuju gudang tersebut, matanya sempat menatap sesaat kedalam untuk mencari keberadaan orang yg menelponnya.

"aish...didalam sangat gelap. Tak mungkin yeoja itu ada disana" ujar Eunji curiga

Baru akan kembali menghubungi yeoja tadi, Eunji merasa seseorang mendorong tubuhnya kuat. ponsel yg ada ditangannyapun terlepas begitu saja bersama tubuhnya yg terhempas keras kelantai.

"ya, apa yg kau la...."kata2 Eunji kembali terputus karena pintu yg tertutup

"YA!" bentak Eunji seraya bangkit

Suara tawa beberapa yeoja segera menyapa telinganya saat tangan Eunji memukul2 pintu gudang tersebut.

"ya,siapa kalian? apa maksud kalian mengurungku disini?" bentak Eunji

"siapa kami?" ujar salah satu dari gadis itu

"kami penggemar Byung hyun Sunbae" jawab yg lain

"mwo?" Eunji berujar tanpa suara

"YA! jangan main2 denganku. Cepat buka pintu ini" perintah Eunji

"kenapa kami harus melakukannya?" sebuah suara lain ikut berujar

"sebenarnya apa yg kalian inginkan? kenapa kalian mengurungku huh?" Eunji nampak kian kesal

"kami hanya ingin memberikan pelajaran padamu sunbae, agar kau tak bisa berbuat sesuka hati pada idola kami. berani2nya kau bertengkar dengan Byung hyun sunbae dan mengatainya pendek" yeoja pertama membuka suara lagi

"jangan kekanak2an, kalau kalian memang kesal padaku mari selesaikan secara berani. Hadapi aku face to face" tukas Eunji

Yeoja2 diluar tedengar tertawa karena ucapan Eunji, membuat yeoja itu semakin gusar.

"kenapa kami harus melakukan apa yg kau katakan jika dengan begini saja sudah bisa menyenangkan kami" ujar yeoja pertama lagi

"YA! JANGAN BERCANDA CEPAT BUKA PINTUNYA" teriak Eunji kesal

"kami akan membukanya, tenang saja sunbae" ujar yeoja pertama

"tapi kami takkan melakukannya hari ini" sambut yg lain

"kudengar dari orang2 kau itu yeoja pemberani dan tak takut apapun bukan?" tambah chinggunya

"jadi...kurasa tak masalah jika kau menginap di gudang ini barang semalam saja" pukas yg lain yg disambut tawa yeoja2 diluar

"mworago?" Eunji beruajar pelan

"selamat menikmati malammu disini sunbae, anyong" ujar yeoja pertama lagi

"YA! YA! YA!" Eunji memukul2 daun pintu keras

"ya, kalian kemana? cepat buka pintunya" tukas Eunji lagi

Tak ada jawaban selain tawa yg kian menjauh, sesaat kemudian Eunji sudah tak mendengar suara apapun lagi diluar.

"otokhe?" Eunji menatap sekeliling ruangan yg cukup gelap

"ponsel...mana ponselku?" tangan Eunji meraba2 dilantai

"opso? Apa itu jatuh diluar?" tanyanya cemas

"otokhe? Apa yg harus aku lakukan?" perasaan Eunji kian tak baik kini.

Yeoja itu menatap kebelakangnya, gelap dan mencekam yg dia dapati kini.

"omma.....appa...selamatkan aku" tiba2 telinga Eunji seperti mendengar kata2 itu

"siapa disana?" tanya Eunji dengan keringat dingin yg menghiasi pelipisnya

"panas..sakit" rintih suara itu lagi

Eunji menutup telinga dan juga matanya erat, mencoba menghilangkan sugesti yg tiba2 hadir dikepalanya. Namun hal itu sepertinya tak berhasil, karena telinga Eunji masih mendengar suara2 yg diciptakan halusinasinya

"DAEHYUN...DAEHYUN" teriak Eunji bersama rasa takut yg memuncak

"Daehyun tolong aku" tangan Eunji kembali memukul2 pintu kuat

Kali ini hawa panas dan pengab Eunji rasakan, bersama bau tak enak yg entah datang darimana. Eunji kian ketakutan dan memukul pintu semakin kuat, tangannya bahkan sudah merah karena memukul daun pintu tersebut.

"JUNG DAEHYUN TOLONG AKU" pekik Eunji

Disaat yg bersamaan, Daehyun nampak mengusap dadanya pelan. Ada rasa tak nyaman yg bersarang dihatinya kini.

"kau kenapa?" tanya Chunji yg bersama dengan namja itu

"molla,perasaanku tiba2 tak enak" jawab Daehyun

"cobalah minum ini" tukas Chunji memberikan segelas air pada Chunji

Tangan Daehyun meraih minuman itu kemudian meneguknya cepat

"otte?" tanya Chunji

"ini tak berhasil" jawab Daehyun masih mengusap dadanya

Chunji memandang Daehyun cemas, terlebih saat mendapati Daehyun seperti orang yg kesulitan bernapas.

"apa tak sebaiknya kita ke ruang kesehatan? Kau terlihat buruk"komentar Chunji

"anni..aku tak perlu kesana, sebaiknya aku mencari Eunji" tolak Daehyun sambil bangkit

"ya, aku ikut" tukas Chunji seraya mengikuti langkah Daehyun.

Keduanya berjalan cepat menuju kelas Eunji, tak lama tubuh merekapun sudah tiba di tempat yg mereka tuju. Chunji melihat Daehyun yg menyusuri pandangannya kedalam ruang kelas yg sudah sedikit sepi.

"Gongchan" panggil Daehyun pada satu sosok yg keluar dari kelas

Namja yg dipanggil menoleh pada Daehyun lantas menghampirinya.

"ada apa?" tanya Gongchan

"apa kau melihat Eunji?" tanya Daehyun

"anni, aku tak melihatnya" jawab Gongchan

"jincayo?" tukas Daehyun

"ne, aku tak melihatnya. Kenapa tak bertanya pada Bomi atau Hyejeong. Biasanya mereka selalu bertiga bukan?" usul Gongchan

"ah...benar juga. Gomawo" Daehyun memukul pundak Gongchan pelan

"ne, sama2" Gongchan segera berlalu meninggalkan Daehyun

Sepeninggalan Gongchan, Daehyun segera meraih ponselnya dan mencoba menghubungi nomor Bomi. Sedikit lama menunggu, hingga akhirnya panggilanya diangkat.

"ne, Daehyun" jawab Bomi

"Bomi..kau dimana?" tanya Daehyun

"aku? aku ada di lapangan basket" jawab Bomi

"apa Eunji bersamamu?" tanya Daehyun lagi

"Eunji?" ulang Bomi

"hmm" jawab Daehyun

"anniyo, dia tak bersamaku. Tadi kami berpisah setelah mata kuliah terakhir kami selesai" jelas Bomi

"lalu dia kemana?" tanya Daehyun

"molla, dia tak memberitahuku. Eunji hanya bilang kalau dia mau bertemu seseorang" papar Bomi

"seseorang? Nugu?" kembali Daehyun bertanya

"dia juga tak mengatakan siapa orang yg akan dia temui" jawab Bomi

Daehyun diam sesaat entah kenapa perasaannya berubah tak karuan sekarang.

"Daehyun kau masih disana?" tanya Bomi

"hmm" jawab Daehyun

"whaeyo? kenapa kau mencari Eunji? Apa terjadi sesuatu?" tanya Bomi terdengar cemas

"entahlah, tiba2 aku merasa perasaanku tak baik" jawab Daehyun

"perasaanmu tak baik?" ulang Bomi

"ne, sudahlah..lanjutkan saja aktifitasmu. Aku akan mencari Eunji dulu" tukas Daehyun lagi

"kalau begitu mari cari bersama, dengan begitu kita akan menemukannya dengan cepat" usul Bomi

"kau mau mencarinya bersamaku?" tanya Daehyun

"ne, tentu saja" jawab Bomi

"arasso, kalau begitu aku akan kelapangan basket sekarang" tukas Daehyun

"ne, aku tunggu" jawab Bomi kemudian panggilan terputus

Daehyun kembali memasukan ponselnya kedalam saku kemudian menatap Chunji yg memandangnya.

"kajja, kita ke lapangan basket" ajaknya

Chunji hanya mengangguk dan kembali mengikuti langkah Daehyun. hanya beberapa menit saja keduanya sudah berpindah tempat kini, sosok Bomi dan Hyejeongpun sudah menanti keduanya di depan pintu lapangan basket tersebut.

"jadi..kita akan mulai mencari darimana?" tanya Hyejeong setelah Daehyun mendekat

"apa dia benar2 tak mengatakan kemana dia pergi?" Daehyun balas bertanya

"anni, dia hanya mengatakan akan menemui seorang yeoja yg merupakan hobae kami" jawab Bomi

"benar2 tak ada perkataan lainnya selain itu?" tanya Daehyun lagi

Kali ini Bomi dan Hyejeong sama2 menggeleng menjawab pertanyaan yg dilontarkan Daehyun.

"aish...kemana yeoja itu sebenarnya?" sungut Daehyun mengacak kesal rambutnya

"apa tak sebaiknya mengecek keberadaannya dengan GPS, itu lebih praktis bukan?" usul Chunji

"Eunji tak pernah mengaktifkan GPSnya, jadi hal itu takkan berhasil" jawab Daehyun

"kalau begitu hubungi dia dan tanya dia ada dimana" usul Chunji lagi

"aku sudah melakukannya berulang kali, tapi....Eunji sama sekali tak mengangkat panggilanku" jawab Bomi

"pasti terjadi sesuatu padanya, firasatku mengatakan seperti itu" tukas Daehyun

"tenanglah dulu, sebaiknya kita menanyakan keberadaan Eunji pada beberapa chinggu kita" tukas Hyejeong mencari solusi

"kalau begitu kalian berdua cek ke beberapa hobae yg kalian kenal. Aku dan..." kata Daehyun terputus karena dering ponsel Chunji

"mian" tukasnya mengangkat panggilan

"ne" jawab Chunji

"neo oddie? Apa kau berencana mangkir latihan lagi?" suara Byung hyun terdengar lantang di seberang

"anniyo" jawab Chunji

"kalau begitu cepat kelapangan, kita akan mulai latihan sebentar lagi" tukas Byung hyun sambil memutuskan panggilan

Chunji tak sempat mengatakan apapun lagi, namja itu hanya bisa menghela nafas sambil menatap Daehyun yg ada dihadapannya.

"Byung hyun?" tebak Daehyun

"ne" jawba Chunji

"apa dia memintamu latihan?" tanya Daehyun lagi

Anggukan lemah Chunji terlihat sebagai jawaban pertanyaan Daehyun

"kalau begitu kau pergilah latihan, aku akan mencari Eunji dengan Bomi dan Hyejeong saja" tukas Daehyun

"mianhae" sesal Chunji

"gwenchana, aku mengerti" tukas Daehyun

"kalau begitu aku latihan dulu, jika sudah tahu keberadaan Eunji segera hubungi aku" pinta Chunji

"ne" jawab Daehyun

Namja itupun segera berlalu meninggalkan Daehyun dan kedua sahabat Eunji. Tak lama kepergiannya, sosok Daehun ikut berlalu diikuti Hyejong juga Bomi.

*

Chunji nampak menghubungi nomor Daehyun saat namja itu baru keluar dari ruang ganti clubnya. Dengan tubuh yang bersandar di dinding ruang clubnya, namja bermarga Lee itupun menunggu sang sahabat mengangkat panggilannya.

"ne" jawab Daehyun dari seberang

"otte?" tanya Chunji dengan nada cemas.

"kami belum menemuinya" jawab Daehyun lemah

"apa kalian sudah bertanya pada semua orang yg mengenal Eunji?" tanya Chunji lagi

"sudah" jawab Daehyun "tapi tak ada satu orangpun yg melihat Eunji" sambungnya kemudian

"lalu bagaimana?" tanya Chunji

"aku sudah mengatakan pada Taekwon hyung dan dia juga sudah meminta chinggunya untuk mencari. Jika kami belum mendapatkan kabar sampai nanti malam, baru kami akan lapor polisi" jelas Daehyun

"begitu" Chunji ikut merasakan keresahan Daehyun

Daehyun tak menjawab lagi hanya desahan nafas beratnya saja yg terdengar di telinga Chunji.

"kau sepertinya lelah, sebaiknya kau istirahat saja dulu. Aku akan mencari Eunji diperjalanan pulang, mana tahu dia ada di tempat yg kulewati nanti" ujar Chunji mencoba menyemangati

"ne, gomawo" balas Daehyun

"hmm" jawab Chunji kemudian mematikan panggilan

Namja itu nampak menarik nafas dalam sebelum akhirnya melangkahkan kakinya pelan menuju parkiran. Tubuh Chunji baru saja menginjakan kaki dipelataran parkir saat itu, ketika telinganya menangkap pembicaraan beberapa yeoja. salah satu yeoja itu terdengar menyebut nama Eunji.

"kau yakin yeoja itu akan baik2 saja disana?" suara yeoja itu membuat Chunji menoleh kearah mereka

Ada 5 orang yeoja disana dan salah satu diantara mereka adalah Park Jiyeon, mantan kekasihnya.

"dia itu Jung Eunji, jadi dia takkan apa2" ujar Jiyeon lantang

Alis Chunji kian bertaut, diapun berlahan mendekat kearah yeoja2 itu. perlahan namja itupun mengeluarkan ponselnya guna merekam pembicaraan yeoja2 tersebut.

"tapi bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya?" tanya chinggu Jiyeon

"kalau terjadi sesuatu padanya kita hanya perlu tutup mulut. Dengan begitu takkan ada yg tahu kalau kitalah penyebab Jung Eunji terkurung disana" tukas JIyeon

Keempat yeoja lain nampak mengangguk tanda setuju sementara Jiyeon tersenyum tipis pada mereka.

"tapi..bisa aku tahu satu hal?" tanya yeoja yg lain

"apa itu?" tanya Jiyeon

"aku..setahuku kau bukan penggemar Byung hyun sunbae. Tapi...kenapa kau mau membantu kami merencanakan semua ini?" tanya yeoja itu lagi

"apapun alasanku itu tak penting, yg terpenting saat ini kita sudah berhasil memberi pelajaran pada yeoja kasar bernama Jung Eunji itu" jawab Jiyeon sinis

Kembali keempat yeoja itu mengangguk sambil tertawa pelan. Chunji yang mendengar percakapan itu sejak tadipun segera menghampiri yeoja2 itu kemudian meraih salah satu lengan yeoja yang ada disana.

"mwoya?" sungut yeoja itu namun segera terkaget melihat sosok Chunji yang sudah memandangnya

"dimana kalian mengurungnya?" Chunji bertanya tanpa mau berbasa basi.

Serentak kelima yeoja tadi saling pandang tanpa bisa mengucapkan apapun dari bibir mereka.

"Ch..Chunji oppa" ujar Jiyeon terbata

"katakan dimana kalian mengurung Eunji" ujar Chunji dingin

"oppa...apa yg kau bicarakan, kami sama sekali tak mengerti" Jiyeon mencoba berkilah

Tidak menjawab kata2 Jiyeon, Chunji menekan ponselnya untuk memutar rekaman pembicaraan yang diam2 dia rekam sebelumnya. mata mereka nampak membulat sempurna dengan rasa gugup yg tergambar jelas.

"sekarang beritahu aku dimana Eunji berada" pinta Chunji

"whae? kenapa kami harus memberitahumu?" tanya Jiyeon

"hanya beritahu aku Jiyeon, jangan memperumit keadaan" tukas Chunji

"jika aku menolak bagaimana?" Jiyeon menatap tajam Chunji

"gwenchana, aku hanya tinggal membawa rekaman ini pada polisi agar mereka yg menindak lanjuti kasus ini" ancam Chunji

"andwae" pekik keempat chinggu Jiyeon nyaris bersamaan

"kalau begitu katakan dimana kalian mengurung Eunji padaku" tukas Chunji

"kami mengurungnya di..."

"LUNA" suara keras Jiyeon membuat yeoja yg tadi ingin mengatakan keberadaan Eunji terbungkam

"jangan beritahu dia" larang Jiyeon

"tapi..." Luna nampak ketakutan

"beritahu aku, kalau tidak aku akan kepolisi sekarang juga" kembali Chunji melayangkan ancamannya

"silahkan saja, kau kira aku takut pada ancamanmu" Jiyeon berujar sinis

"arasso...jika kau yg memintanya" Chunji akan melangkah pergi

"DIA KAMI KURUNG DI GUDANG BELAKANG KAMPUS" pekik salah satu diantara mereka

Jiyeon menatap yeoja yg berada dibelakangnya, sementara Chunji kembali menoleh dan menatap kearah yg sama dengan Jiyeon.

"Jung Hyojin apa kau sudah gila?" tukas Jiyeon jengkel

"kami mengurungnya disana, gudangnya hanya terkunci begitu saja tanpa digembok jadi kau bisa langsung membuka pintunya" lanjut Hyojin tanpa mengubris tatapan kesal Jiyeon

"YA!"bentak Jiyeon kian kesal

Hyojin tak lagi berujar dia hanya menunduk menahan rasa takut dan juga gugup. Tanpa memperdulikan nasib yeoja itu lagi, Chunji segera berlari kencang ketempat yg dikatakan Hyojin. Semua yg dikatakan yeoja itu benar, gudang itu hanya terkunci tanpa tergembok membuat Chunji bisa membuka pintu dengan mudah.

"Eunji" panggil Chunji ketika pintu terbuka

Tak ada jawaban, hanya sayup2 telinga Chunji mendengar suara tangisan

"Eunji kau didalam" panggil Chunji lagi

Kali ini suara isak tangis itu hilang, sosok Eunji nampak mengadahkan kepalanya menatap

Chunji yg sudah berjalan kearahnya.

"Lee Chunji" panggil Eunji seraya bangkit dari duduknya

Chunji sedikit menyipitkan matanya sebelum benar2 mendapati wajah Eunji yg sudah sembab karena menangis.

"Jung Eunji kau baik2 sa...." kata2 Chunji terputus karena Eunji yg berhambur memeluknya

"syukurlah kau datang...aku benar2 tertolong" isak Eunji dalam pelukan Chunji

Sedikit kikuk, Chunjipun membalas pelukan Eunji sambil mengusap punggung yeoja itu pelan.

*

Eunji dan Chunji sudah berada di kendaraan Chunji kala itu, namun namja itu belum melajukan mobilnya karena permintaan dari Eunji.

"sudah membaik?" tanya Chunji menatap Eunji yg berhasil menghentikan tangisnya

"hemm" jawab Eunji sambil mengangguk

Sesekali yeoja itu meneguk air mineral yg Chunji berikan padanya.

"aku tak tahu kalau kau bisa menangis juga" Chunji berusaha bercanda pada Eunji

Tak ada respon, Eunji hanya menatap heran kearah Chunji yg terkekeh pelan

"yg kudengar dari Daehyun, kau itu tak pernah menangis" tambah Chunji lagi

Kali ini Eunji nampak tercenung seperti membayangkan sesuatu yg tak bisa Chunji tebak.

"Daehyun pernah mengatakan padaku kalau kau tak takut dengan apapun, jadi...saat melihatmu menangis seperti tadi aku benar2 terkejut" Chunji mencoba menjelaskan maksudnya pada Eunji

"majayo..aku memang tak takut dengan apapun" ujar Eunji lemah

"tapi...sepertinya aku tak benar2 tak takut apapun" lanjutnya lagi

Gantian wajah Chunji yg keherana mendengar kata2 yg di ucapkan Eunji.

"tadi...saat aku berada seorang diri di dalam gudang itu...aku benar2 merasa takut" aku Eunji

Belum ada balasan dari Chunji dia hanya menyimak ujaran yg dilontarkan Eunji.

"kau pasti bingung kenapa aku bisa ketakutan hanya karena dikurung di sebuah gudang bukan?" tanya Eunji mendapati kebingungan Chunji

Anggukan menjawab pertanyaan yg Eunji lontarkan pada Chunji. Sesaat Eunji kembali diam sambil melempar pandangannya kearah luar mobil.

"apa kau pernah mendengar peristiwa di Busan yg terjadi tahun 2000 lalu?" tanya Eunji tanpa menoleh

"peristiwa apa?" Chunji balas bertanya

Mata Eunji kembali menatap Chunji dengan tatapan yg sukar namja itu jelaskan.

"peristiwa penculikan besar2an pada bocah dengan usia di kisaran 7 tahun" jelas Eunji

Sesaat Chunji diam sebelum akhirnya dia mengangguk pelan.

"ah...ne, sepertinya aku pernah menjadikan berita itu bahan untuk kliping tugasku" urai Chunji

"kau tahu apa yg terjadi pada bocah2 itu?"tanya Eunji

"setahuku mereka dikurung didalam sebuah bangunan yg hanya memiliki fentilasi tinggi untuk sirkulasi udara. Anak2 itu juga tak diberi makan dan ditempatkan berdesakan ditempat yg sama hingga beberapa diantara mereka ada yg meninggal" urai Chunji

"ne...itu yg terjadi pada mereka" ujar Eunji

"lalu..apa hubungan peristiwa itu denganmu?" tanya Chunji belum mengerti

"tak bisa menebaknya?" tanya Eunji

Kembali Chunji terdiam mencoba mencari tahu maksud perkataan Eunji

"tidakkah kau tahu keluargaku berasal darimana?" Eunji memberi petunjuk pada Chunji

Kali ini mata Chunji membulat sembari menatap Eunji tak percaya.

"kau..jangan bilang kalau...kau..." Chunji memutus kata2nya

"ne, aku adalah salah satu korban dari penculikan itu" jawab Eunji membenarkan

Lidah Chunji kelu seketika karena tak mampu mengatakan apapun lagi. begitupun dengan Eunji yeoja itu berusaha menarik nafas sebanyak yg dia mampu karena sesak yg mengisi rongga dadanya.

"kau mau tahu bagaimana perasaanku ketika penculik itu mengurungku disana?" tanya Eunji getir

Chunji hanya bisa menelan ludahnya tanpa mampu menjawab kata2 Eunji.

"aku benar2 tersiksa, tubuhku lelah dan aku merasa nyaris mati" papar Eunji dengan mata menerawang

"ruangan itu terasa sempit dan pengab. Udaranya yg masuk seperti tak sebanding dengan jumlah kami. walau bertubuh kecil kami semua tak bisa bergerak sesuka hati, jangankan untuk merenggangkan otot atau sekedar berbaring. Aku bahkan tak bisa meluruskan kakiku karena jumlah kami yg banyak" suara Eunji terdengar bergetar kini

"aku benar2 ketakutan saat itu, terlebih saat mengetahui seorang bocah yg duduk tepat disampingku sudah tak bernyawa lagi. aku tak bisa menjerit sangking takutnya, bahkan untuk menangis memanggil nama orang tuaku aku sudah tak mampu melakukannya" kali ini Chunji bisa melihat cairan bening menghiasi mata Eunji

"geumanhae, jangan mengingat hal itu lagi" ujar Chunji lembut

Eunji tak menyahut, hanya menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Bahunya berguncang hebat yg segera Chunji sadari kalau yeoja itu kembali terisak. Kembali tangan Chunji meraih tubuh Eunji dan merangkulnya, sembari mengusap rambut Eunji dengan lembut.

Perlahan rasa tenang itu menyusup kehati Eunji menarik semua perasaan tak nyaman yg bersarang dihatinya. tanpa sadar tangan yeoja itu ikut melingkar ditubuh Chunji, seolah ingin meminta kekuatan lebih pada namja itu.

*

Daehyun membawakan secangkir teh hangat ke kamar Eunji, yeoja itu sedang mematung menatap kelangit dari jendela kamarnya.

"Eunji" panggilnya membuat yeoja itu menoleh

"aku membawakan teh hangat untukmu" ujarnya tanpa diminta

"ah..gomawo" Eunji meraih cangkir teh dan segera meminumnya

"mashita" ujar Eunji seraya tersenyum

"kau yakin baik2 saja?" tanya Daehyun melihat raut wajah Eunji yg masih nampak kuyu

"hmm" jawab Eunji

"Chunji bilang dia melihat wajah yeoja2 yg mengerjaimu. Apa kau mau kita melaporkan mereka?" tanya Daehyun

"anniyo, tak usah" tolak Eunji

"whaeyo? mereka sudah keterlaluan padamu. jika saja Chunji tak menemukanmu mungkin saja kau bisa berakhir lebih buruk dari ini" tukas Daehyun

"tapi aku tak apa2 bukan?" balas Eunji

Daehyun terdiam dengan pandangan cemas yg mengarah pada Eunji

"aku baik2 saja, jadi berhenti mencemaskanku" tukas Eunji

Tangan Daehyun meraih lengan Eunji dan menggegamnya erat.

"lain kali jika ada seseorang yg mencurigakan meminta bertemu denganmu, jangan pernah menemuinya. Jika memang kau harus menemui orang itu, ajak Bomi atau Hyejeong. Kirimkan pesan padaku atau setidaknya aktifkan GPSmu dengan begitu aku akan segera menemukanmu saat perasaanku berubah tak tenang" nasehat Daehyun panjang lebar

"arasso" jawab Eunji menarik senyum diwajahnya.

Daehyun ikut tersenyum sambil membelai rambut Eunji yg masih setengah basah

"Daehyun" panggil Eunji tiba2

"hmm" jawab Daehyun

"musim semi itu identik dengan suasana romantis penuh cinta bukan?" tanya Eunji

"begitu menurut orang2" jawab Daehyun

"lalu ada apa denganku? Kenapa aku merasa musim semi tak bersahabat denganku?" tanya Eunji dengan wajah kebingungan

"molla, mungkin musim semi juga tak menyukaimu" canda Daehyun

"mwoya?" Eunji mendorong tubuh Daehyun hingga dia nyaris terjungkal

"YA!" bentak Daehyun terkejut

"mwo? kau membentak noonamu?" balas Eunji

"aish..molla" Daehyun bangkit dan berlalu

Eunji tersenyum geli melihat sikap yg ditunjukan Daehyun kemudian kembali menatap langit senja yg berwarna merah.

"omma...appa, apa kau melihatku? Apa kau tahu yg terjadi padaku?" bisik Eunji dalam hati

"omma...appa, kenapa namja itu bisa memberiku banyak ketenangan. Aku bahkan bisa menangis dengan leluasa dihadapannya. Hal yg tak pernah aku lakukan pada namja lain, bahkan Taekwon oppa sekalipun" tambah Eunji lagi

"omma...appa, apa aku sedang jatuh cinta?" kembali tanya Eunji terucap dalam hati

Tak ada jawaban, hanya angin yg terlihat meniup pohon cemara yg terletak didekat kamar Eunji. Senyum Eunjipun kian mengembang sembari mengukir sebuah wajah dilangit sana.

"Lee Chunji" gumam Eunji pelan

Degup jantungnya berubah tak tenang seperti ada ribuan tangan yg menggelitik dihatinya. memaksa Eunji menyunggingkan senyum tanpa bisa menghilangkan dari wajah pucatnya. Yeoja itu membiarkan perasaan aneh itu bersarang didadanya hingga senyum masih tak lekang di paras wajah Eunji kala itu.

"mungkin musim semi itu memang waktunya orang merasakan cinta" bisik Eunji pada angin yg masih bertiup

TBC_    

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro