Bagian 9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Minggu pagi di toko kue milik Jimin

"jadi onnie sengaja membuat acara memasak bersama untuk mempromosikan toko kue onnie ini?" tanya Bomi saat Jimin menjelaskan maksud yeoja itu membuat acara memasak bersama

"ne, begitulah. Aku berharap jika aku membuat acara seperti ini...maka aku bisa menarik minat pelanggan" tukas Jimin

"kalau aku tanpa mengikuti acara seperti ini juga pasti akan selalu datang kemari, soalnya semua Biskuit dan kue bikinan onnie itu cantik2 dan lezat" puji Bomi

"ne, natto..natto" Eunji yang memang sedari tadi ada disana ikut buka suara.

"ya, apa kalian bicara seperti itu karena ingin kuet gratis dari onnieku?" ejek Hyejeong

"ya" Bomi dan Eunji sama2 menunjuk Hyejeong

"mengapa membuka kartunya" tambah Eunji membuat semua yang ada disana terkekeh

Keempat yeoja itupun nampak terus mengurai candaan sambil mempersiapkan perlengkapan yang akan mereka pakai untuk memasak bersama nanti.

"permisi" sebuah suara tak asing menyapa telinga mereka

Hyejeong, Eunji, Bomi dan Jiminpun menoleh pada orang yang baru saja memasuki tempat itu.

"Lee Hongbin?" ujar Eunji dan Bomi terkejut

Namja itu tak bereaksi hanya tersenyum masih berdiri diposisinya.

"apa ada yang bisa kami bantu?" Hyejeong menghampiri Hongbin dengan sikap yang terlihat wajar.

Tatapan heranpun segera diarahkan pada Eunji dan juga Bomi pada sosok Hyejeong.

"aku...mendapat brosur ini. apa benar jadwal memasak bersamanya itu hari ini?" Hongbin menunjukan brosur yang dia pegang

"ah..maja" Hyejeong membenarkan

"apa kau juga akan mengikuti kelas memasak hari ini?" tambahnya kemudian

"ne" jawab Hongbin masih dengan senyum diwajahnya

"kalau begitu ayo ikut aku, aku akan memberikanmu perlengkapan memasaknya" ajak Hyejeong

"ne" jawab Hongbin

Hyejeongpun melangkah diikuti Hongbin dibelakangnya, namja itu sempat melemparkan senyumnya pada Eunji yang masih menatap keheranan.

"kenapa dia ada disini?" tanya Bomi membuat pandangan Eunji beralih padanya

"mana kutahu" jawab Eunji sambil mengendikan bahunya

"apa Hyejeong memberikan brosur itu juga padanya?" tebak Bomi

"molla, bisa jadi" Eunji masih nampak tak tahu menahu.

Tak lama Hyejeong dan Hongbinpun kembali, Bomi yang pertama melihat itu nampak menyenggol Eunji yang sama sekali tak melihat kedatangan keduanya.

"ya...mengapa dia bisaterlihat tampan dengan menggunakan celemek seperti itu?" Bomi berbisik padaEunji 

"jangan berlebihan, kurasa dia biasa saja" tukas Eunji malas

"ya, matamu itu sudah buta ya?" Bomi memicingkan matanya sembari melipat kedua tangan didada

Dengan santai Eunji mengeluarkan ponselnya, kemudian menunjukan sebuah photo pada chinggunya itu. Bomi membulatkan matanya, melihat gambar Taekwon yang memakai celemek dan serius memasak.

"WAH" pekik Bomi keras

"menurutmu mana yang lebih tampan?" senyum nakal Eunji nampak terurai sempurna

"yang ini" tunjuk Bomi dengan pandangan berbinar

"makannya kubilang dia biasa saja" Eunji masih mengurai senyumnya

"Eunji...aku mau gambar itu" rengek Bomi

"sirro...tadi kau bilang namja itu tampan, ambil saja gambarnya" tolak Eunji

"itu sebelum aku melihat gambar ini" Bomi membela diri

Eunji memandang Bomi yang mengoncang2 bahunya.

"jebal..berikan padaku ya?" Bomi nampak mengusap2 kedua pipi Eunji kini

"arasso...arasso, kau akan memilikinya" Eunji akhirnya mengiyakan

"assa...Eunji kau memang yang terbaik" Bomipun memeluk tubuh Eunji karena senang

Tawa Eunji pecah membuat Hongbin yang sejak tadi melihatnya nampak ikut mengurai senyumnya. tanpa namja itu sadari sosok Hyejeong juga melihat hal itu dengan pandangan kecewa.

"Hongbin" panggil Hyejeong mencoba mengalihkan pandangan namja itu

"ne" jawab Hongbin

"ini, alat2 yang bisa kau pakai nanti" ujar Hyejeong

"apa kegunaan alat2 ini?" tanya Hongbin

"nanti onnie akan menjelaskan saat latihan dimulai" jawab Hyejeong

"ah..begitu" Hongbin mengangguk pelan

"jika kau ada kendala dan ingin bertanya, kau bisa memanggilku. Aku...menyiapkan perlengkapan yang lain dulu" tukas Hyejeong seraya akan beranjak

"Hyejeong" panggil Hongbin membuat langkah Hyejeong tertahan

"gomawo" ujarnya tanpa menunggu Hyejeong menyahut

"gomawo sudah membantuku bisa lebih dekat dengan Eunji" urainya lagi

"ya, jaga suaramu...jika Eunji dengar maka dia akan marah padaku" tukas Hyejeong menahan gugupnya.

"ah...mianhae" sesal Hongbin

"jangan sampai Eunji tahu kalau brosur itu kau dapat langsung dariku. Katakan saja kalau kau mendapatkannya dari chinggumu. Aku..juga akan berpura2 tak tahu mengapa kau mendapatnya. Kau mengerti bukan?" pukas Hyejeong

"ne" jawab Hongbin sambil mengangguk

"kalau begitu aku permisi, seperti yang kukatakan panggil aku jika kau kesulitan" tukas Hyejeong

"ne, arassso" jawab Hongbin

Hyejeong mengangguk pelan kemudian berlalu meninggalkan Hongbin menuju teman2nya.

"sedang apa?" tanya Hyejeong melihat Eunji dan Bomi yang nampak sibuk

"membahas ini" Eunji menunjuk gambar Taekwon yang kini sudah berada di ponsel Bomi

"wah..oppa nampak tampan" puji Hyejeong

"maja...aku juga berpikir seperti itu" Bomi mengusap2 wajah Taekwon dalam gambarnya

"kenapa kau tak mengajak oppamu ikut kemari saja, dengan begitu yeoja ini bisa melihat keseluruhan gambar ini secara langsung" usul Hyejeong

"oppa sedang tak dirumah, dia sedang ke Busan untuk mempersiapkan acara Busan of Festival" jelas Eunji

"bahkan dihari minggu oppamu bekerja?" tanya Hyejeong

"kau tahu oppaku bukan?" Eunji balas bertanya

"ne, dia memang namja pekerja keras" jawab Hyejeong

"abaikan oppaku, ada yang lebih penting harus aku ketahui sekarang" ujar Eunji

"tentang apa?" tanya Hyejeong heran

"tentang namja itu?" Eunji menunjuk Hongbin dengan lirikan matanya

Hyejeong menoleh pada Hongbin yang sedang merapikan meja tempatnya akan membuat Biskuit

"kenapa namja itu ada disini?" tanya Eunji saat pandangan Hyejeong sudah kembali mengarah padanya

"dia datang karena brosur itu" jawab Hyejeong

"kau memberikan brousr itu pada Hongbin?" tanya Bomi

"anniyo" sangkal Hyejeong

"lalu darimana dia mendapatkannya?" Eunji nampak curiga

"mana kutahu? Kenapa kau tak tanyakan saja sendiri pada orangnya?" ujar Hyejeong

"hey...apa kau gila? bagaimana aku bisa melakukannya?" tolak Eunji

"whae? apa terlalu gugup bagimu bicara denganya?" tanya Hyejeong dalam hati

"whae? kenapa tak bisa?" ucap Hyejeong menutupi perasaannya.

Eunji diam sesaat karena tak benar2 memiliki alasan untuk diucapkan pada Hyejeong.

"kenapa diam?" Hyejeong kembali bertanya.

"ak.."

"Hyejeong" suara Jimin memutus kalimat yang akan Eunji utarakan

"ne" jawab Hyejeong

"tolong bantu onnie disini" pinta yeoa itu kemudian

"ne, onnie" tanpa menunggu Hyejeong segera menghampiri Jimin dan berlalu menuju ruang bahan2.

Eunji masih menatap Hyejeong yang berlalu kemudian bergumam dalam hati.

"aku hanya tak ingin dia salah paham jika aku bertanya dengannya" ujar Eunji dalam hati sembari memandang Hongbin

Tanpa sengaja namja itu juga menoleh pada Eunji membuat yeoja itu cepat2 mengalihkan pandangannya dari Hongbin.

*

"ya, Jung Daehyun...cepat kemari! Acaranya akan segera dimulai" panggil Chunji yang tengah menonton televisi di rumah Daehyun.

"iya cerewet, aku juga sudah disini" jawab Daehyun dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman

Chunji tersenyum sambil meraih makanan yang dibawa oleh Daehyun.

"siapa yang bertanding?" tanya Daehyun setelah duduk disisi Chunji

"Luxury dan Royal family" jawab Chunji

"kau mendukung siapa?" tanya Daehyun lagi

"tentu saja Royal family"

"whae?"

"mereka memiliki batter yang handal juga Pitcher yang berbakat" jelas Chunji

Daehyun hanya mengangguk pelan sambil tetap fokus pada pertandingan. Mereka sedang seru2nya menonton, saat dering ponsel Daehyun berbunyi dengan nyaring. Kedua namja itupun sama2 menoleh ke benda mungil itu dan mendapati nama Minah tertera disana. Daehyun memutar bola matanya malas kemudian menyimpan ponselnya dibalik bantal kursi yang ada disana.

"whae? kenapa kau tak mengangkatnya?" tanya Chunji heran

"malas" jawab Daehyun

"kenapa?" tanya Chunji dengan masih memasang wajah heran

"aku sudah tahu apa yang ingin dia bahas, paling2 menceritakan perihal Han Gain lagi" jelas Daehyun

"Han Gain?" ulang Chunji

"ne"

"kenapa dia menceritakan perihal Han Gain padamu?"

"bisa apalagi? Tentu saja mau menjodohkanku dengan chinggunya itu. bukankah memang begitu kebiasaan para yeoja?"

"aku tak mengerti" Chunji nampak bingung kini

"begini...beberapa hari yang lalu Minah bertanya padaku. bagaimana pendapatku tentang Han Gain. Lalu beberapa hari belakangan dia selalu membahas yeoja itu seolah2 ingin aku tahu semua tentangnya"

"jadi berpikir Minah mau menjodohkanmu dengan Gain hanya karena dia selalu membahas yeoja itu denganmu?" Chunji memperjelas apa yang Daehyun ujarkan

"ne"

"hey..tapi bisa saja dia tak bermaksud seperti itu bukan?"

"ya, kau tak bisa membaca isi kepala yeoja ya? mereka selalu punya maksud dengan tindakan mereka. aku sangat yakin tujuan seorang Bang Minah, dia...pasti merencanakan sesuatu" Daehyun kembali fokus dengan pertandingan baseball di televisi

"tidakkah kau terlalu berlebih2an menilai Minah"

"anni..aku tak merasa begitu" sanggah Daehyun

"aish..kau terlalu terus terang"

Daehyun tak ambil perduli, dia memilih menonton pertandingan baseball dengan tenang.

*

"baiklah, sampai disini pelajaran kita hari ini. semoga kalian puas dengan hasil Biskuit kalian masing2" ujar Jimin setelah acara memasaknya usai.

Beberapa orang nampak tersenyum puas sedangkan yang lain terlihat kecewa dengan hasil Biskuit yang mereka buat.

"bagaimana biskuit buatanku bisa menjadi seperti ini?" keluh Eunji melihat biskuitnya yang terlihat aneh

Matanya melirik kearah Bomi, yeoja itu nampak sedang memasukan biskuit buatannya kedalam plastik kemasan.

"ya! punyamu terlihat bagus" puji Eunji

"jincayo?" Bomi nampak berbinar

"jinca, tak seperti punyaku" Eunji menunjukan biskuit2 miliknya

"sebagian bahkan tak terlihat seperti biskuit" lanjutnya kemudian

Tangan Eunji meraih beberapa biskuitnya yang terlihat gosong dan berbentuk tak karuan.

"ini pertama kalinya kau membuat biskuit, jangan sedih seperti itu" hibur Bomi

Eunji hanya menghela nafas kemudian ikut memasukan biskuit miliknya kedalam plastik kemasan.

"ya, kau akan memberikan kue ini untuk siapa?"tanya Bomi

"aku? molla" jawab Eunji " memangnya kau akan memberikan pada siapa?" tanya Eunji kemudian

"aku mau memberikannya pada Taekwon oppa" jawab Bomi semangat

"ah...kau semakin agresif sekarang. kau bahkan mau memberikan biskuit bentuk hati pada oppaku" goda Eunji

"aneh ya?" tanya Bomi

"anni...lakukan saja. mungkin dengan begitu oppa akan menatapmu sebagai seorang yeoja" jawab Eunji

Senyum Bomi mengembang sembari menatap biskuitnya yang sudah terkemas cantik.

"Eunji" suara Hongbin membuat pandangan keduanya beralih kini

Tak menjawab, Eunji hanya menatap namja itu dengan mata yang memicing.

"ini" ujar Hongbin menyerahkan biskuit buatannya

"mwoya?" Eunji nampak mengerutkan alisnya heran

"untukmu" ujar Hongbin masih mengajukan biskuitnya pada Eunji

Mata Eunji menatap biskuit buatannya dan Hongbin bergantian tanpa niatan mengambil pemberian namja itu.

"aku membuatnya untukmu" jelas Hongbin tanpa diminta

"tak perlu, walau jelek aku juga sudah punya" Eunji menunjuk biskuit buatannya

"aku tahu" jawab Hongbin

"kalau tahu kenapa masih memberikan biskuit milikmu untukku?" tanya Eunji

"aku...memang ingin memberikannya untukmu" jawab Hongbin

"berikan pada orang lain saja, aku tak mau menerimanya" ujar Eunji sambil meraih lengan Bomi

"kajja, kita pamit pada Hyejeong dan pulang" ajaknya kemudian

Bomi mengangguk dan berjalan bersama Eunji meninggalkan Hongbin. Namja itupun hanya bisa menarik nafas dalam sambil menatap biskuit yang ada ditangannya.

"sulit ternyata" ujar Hongbin dalam hati

Untuk beberapa saat Hongbin terdiam disana membiarkan orang2 yang tadi belajar berpergian satu per satu.

"kau masih disini?" suara Hyejeong terdengar dari belakang punggung Hongbin

"ah...ne" ujar Hongbin sedikit kikuk

"kau sudah mau pulang?" tanyanya kemudian melihat Hyejeong yang sudah menyandang tasnya

"hmm" jawab Hyejeong

"mau aku antar?" tawarnya

"ne?" Hyejeong nampak kaget kini

"anni..tak usah itu akan merepotkanmu, aku naik bus saja" tolaknya gugup

"gwenchana, aku tak merasa itu merepotkan" tukas Hongbin

"jankaman, aku mengambil jaketku dulu" lanjutnya tanpa perduli dengan keberatan yang diutarakan Hyejeong

"otokhe?" Hyejeong mengacak rambutnya pelan.

"kajja" tak lama Hongbin kembali menghampirinya

"kau benar2 mau mengantarku?"

"tentu" jawab Hongbin

"kau serius?"

Hongbin tersenyum lebar mendengar itu, membuat lesung pipi di wajahnya terlihat jelas.

"memangnya aku terlihat bercanda?"

"anni, kau tak terlihat bercanda. Hanya..."

"whae? kau keberatan aku mengantarmu? Apa takut namja chinggumu marah"

"aku tak memiliki namja chinggu" sanggah Hyejeong cepat

Yeoja itu menutup mulutnya, karena berpikir ucapannya terlalu keras.

"ya,apa benar2 tak merepotkanmu?" ujarnya kemudian

"bukankah aku sudah bilang tidak" Hongbin berujar sambil tersenyum

"berengsek, bisakah namja ini berhenti membuat jantungku tak karuan seperti ini?" gerutu Hyejeong melihat senyuman Hongbin

"kajja, kita berangkat sekarang" ajak Hongbin membuat Hyejeong yang sempat tecenung sedikit kaget

"ah..eh, ne" jawabnya gugup

Hyejeongpun berjalan mendahului Hongbin agar namja itu tak melihat rona merah yang tergambar nyata diwajahnya. tak lama kemudian mobil milik Hongbin sudah berada tepat didepan kediaman Hyejeong.

"gomawo" ujar Hyejeong seraya melepas sabuk pengamannya

"ne" jawab Hongbin

Merasa tak perlu ada yang diucapkan lagi, Hyejeong segera membuka pintu kendaraan itu dan bersiap keluar.

"ah...Hyejeong, jankaman" tahan Hongbin

Hyejeong yang sudah menurunkan sebelah kakinya nampak menoleh dan mendapati Hongbin mengeluarkan sesuatu dari jaketnya.

"igot..untukmu" ujarnya menyerahkan bungkusan biskuit pada Hyejeong

Tangan Hyejeong belum meraih bungkusan itu, hanya matanya yang menatap Hongbin sedikit kesal.

"karena Eunji tak menerima biskuit buatanmu kau memberikan ini padaku" sindirnya

"ne?" Hongbin nampak heran

"kau...memberikan ini karena Eunji menolaknya bukan?" tanya Hyejeong menjelaskan maksud ucapannya

"anniyo, ini bukan biskuit yang akan kuberikan untuk Eunji" sanggah Hongbin

"jongmalyo?" Hyejeong nampak tak percaya

"ne, kalau yang untuk Eunji itu yang ini" tangan Hongbin menyerahkan satu bungkusan lagi dari dalam saku jaketnya

"jadi..." tukas Hyejeong menunjuk bungkusan biskuit yang diserahkan Hongbin untuknya

"ini benar2 untukku?" lanjutnya kemudian

"ne" jawab Hongbin sembari tersenyum

Ada rasa senang di hati Hyejeong membuatnya ikut mengukir senyum diwajahnya.

"gomawo" ujarnya

"tak perlu berterimakasih, aku membuatkan ini karena kau sudah membantuku" tukas Hongbin

"tetap saja aku ingin berterima kasih" tukas Hyejeong

"arasso" jawab Hongbin

"tapi.." ujarnya kemudian

"darimana kau tahu Eunji menolak biskuit yang ingin kuberikan padanya?" tanya Hongbin

"ah..itu" Hyejeong menggaruk kepalanya yang tak gatal

"aku tak sengaja melihatnya" jawabya kemudian

"begitu, aku pasti terlihat memalukan bukan?" ujar Hongbin

"anniyo, kau tetap keren kok" jawab Hyejeong spontan

"ne?" Hongbin terlihat terkejut

Melihat wajah terkejut Hongbin, Hyejeongpun terlihat salah tingkah

"an..anniyo, maksudku bukan begitu" ujar Hyejong seraya menggerak2an kedua tangannya di depan wajah.

"sudahlah, aku sepertinya harus turun"terburu2 Hyejeong turun dari kendaraan Hongbin

"gomawo tumpangannya, anyeong" yeoja itu tak menunggu Hongbin menjawab hanya terus berlalu dengan langkah terburu.

Hongbin dengan pandangan yang heran menatap kepergian Hyejeong, kemudian namja itupun tersenyum sendiri karena melihat sikap yang ditunjukan chinggu barunya tersebut.

"lucu" komentarnya sambil kembali menginjak pedal gas dan berlalu

*

"aku pulang" pekik Eunji saat baru memasuki rumahnya

"selamat datang" jawab Chunji yang masih berada disana

Eunji mengernyitkan alisnya heran sambil menatap kearah Chunji yang sudah tersenyum padanya.

"kau? Kenapa disini?" tanya Eunji

"aku menonton pertandingan baseball bersama Daehyun tadi" jawab Chunji

"lalu? dimana sekarang Daehyun?" tanyanya lagi

"ke supermarket sebentar membeli sesuatu"

Eunji mengangguk kemudian berjalan mendekat pada Chunji yang masih duduk santai ditempatnya.

"bagaimana acara memasaknya? Apa menyenangkan?" tanya Chunji

Kembali Eunji mengarahkan tatapan heran pada namja itu.

"darimana kau tahu aku pergi ke acara memasak?" Eunji balas bertanya

"Daehyun yang bilang" jawab Chunji

"ah...Daehyun" ujar Eunji

"memangnya kau kira siapa?"

"kukira Hyejeong" jawabnya jujur

"kenapa dia?"

"karena kulihat beberapa hari ini kalian nampak akrab" jawab Eunji menekan rasa kesal dihatinya

"apa begitu?" Chunji memiringkan kepalanya

"kau tak merasa begitu?" tanya Eunji

"tidak" jawab Chunji

"aish" gerutu Eunji dalam hati

Sesaat ruangan itu sedikit senyap, hanya suara televisi yang menayangkan beberapa iklan yang terdengar.

"ya...bisa aku bertanya?" tanya Eunji

"mau tanya apa?" balas Chunji

"kau...bagaimana menilai Hyejeong?" tanya Eunji tiba2

Chunji terdiam sembari menatap Eunji yang juga sedang memandangnya serius.

"ya, kau tak bisa membaca isi kepala yeoja ya? mereka selalu punya maksud dengan tindakan mereka" entah kenapa tiba2 kata2 Daehyun terngiang dikepalanya.

"whaeyo? kenapa bertanya seperti itu?" tanya Chunji

"hanya ingin tahu" jawab Eunji mengalihkan pandanganya dari Chunji

Kembali Chunji diam bersama pikirannya yang sudah bercampur aduk tak menentu.

"dia cantik" ujar Chunji tiba2

Kata2 namja itu sentak membuat Eunji menoleh kaget padanya.

"cantik?" ulang Eunji

"hmm" jawab Chunji

"hanya itu?" tanya Eunji lagi

"dia juga terlihat lucu, sikap manjanya membuatnya nampak manis" urai Chunji

Eunji merasakan dadanya memanas, yeoja itu bahkan bisa merasakan jantungnya yang berpacu karena cemburu.

"kau...terlihat menyukainya" sindirnya pada Chunji

"tentu saja, Hyejeong yeoja yang menyenangkan. Kurasa tak ada namja yang tak menyukainya" jawab Chunji santai

"geurekuna" Eunji berujar dengan gigi yang mengatup

Chunji sama sekali tak menyadari itu, namja tersebut tak berpikir Eunji kesal dengan jawabannya.

"auh..kenapa hari ini sangat panas" tukas Eunji sembari bangkit dari kursinya

Yeoja itupun berlalu meninggalkan Chunji yang menatap kepergiannya. Namja itupun nampak mengurai senyum tipis bersama perasaan kacau yang hadir di hatinya.

"kau ingin menjodohkanku dengan Hyejeong ya? apa kau melakukannya karena tak ingin Hyejeong sedih karena kau akan menerima Hongbin?" tanya Chunji dalam hati

Tak ada jawaban hanya senyap yang membalas pertanyaan dari Chunji. Iapun pada akhirnya hanya bisa menghela nafas dalam sambil kembali menatap layar televisi

"apa2an itu tadi?" sungut Eunji ketika sudah tiba di kamarnya

"kenapa namja itu dengan mudah memuji Hyejeong seperti itu?" tanya Eunji lagi semari menunjuk2 pintu kamarnya yang tertutup.

Yeoja itupun nampak mondar mandir tanpa tahu apa yang harus dilakukan, hingga Eunji menghentikan langkahnya tepat di depan cermin. Eunji nampak memperhatikan bentuk tubuhnya sembari membayangkan sosok Hyejong di kepalanya.

"kakiku tak sepanjang kaki Hyejeong" gumamnya pelan

"tubuhku juga tak selangsing Hyejeong" kali ini Eunji mengusap perutnya

Eunji kini mendekatkan tubuhnya ke cermin sembari menolehkan wajahnya ke kiri dan ke kanan.

"seperrtinya aku tak cukup imut juga" pukas Eunji resah

Tangan Eunji mengusap wajahnya frustasi karena mencoba membandingkan dirinya sendiri dengan sang sabahat.

"akh...sebentar lagi aku pasti akan gila" sungut Eunji sambil menghentak2an kakinya

"molla...molla...molla, sebaiknya aku mandi saja" tukas Eunji kemudian menyambar handuknya dan berlalu ke kamar mandi.

*

Hyejeong nampak berdiri diberanda kamarnya sambil menatap kearah langit yang gelap. Sesekali dilayangkan matanya menatap biskuit buatan Hongbin yang dia letakkan diatas meja.

"bintang" gumamnya pada diri sendiri

Tangan Hyejeong meraih satu biskuit itu dan meletakkannya diudara seperti meletakkan bintang dilangit.

"yeppo" senyum hambar terurai di wajah Hyejeong

"tapi itu sangat jauh bukan? terlalu jauh untuk kuraih" Hyejeong menurunkan tangannya dan menggegam biskuit itu

"kau tak mungkin turun kemari untuk menghampiriku dan aku juga tak mungkin naik kesana untuk bersanding denganmu" mata Hyejeong setia menatap angkasa

Angin dingin malam berhembus pelan seolah menambah kegundahan hati Hyejeong kala itu.

"kau beruntung Eunji, bisa disukai namja seperti Hongbin" bisik Hyejeong lagi

"irinya?" seperti Hyejeong, Eunjipun nampak bicara sendiri sembari memandang Bomi yang memberi biskuit buatannya pada Taekwon yang ada di ambang jendela.

"oppa kau harus mencicipinya ya" suara Bomi terdengar dari tempat Eunji berada

"ne" sayup2 jawaban Taekwon terdengar juga

"gomawo" lagi2 suara kecil Taekwon terdengar

"ne" wajah Bomi nampak berbinar bercampur semu merah

"auh...seandainya aku bisa bersikap manis seperti Bomi" pikir Eunji dalam hati

"tapi bagaimana aku bisa melakukannya, membayangkannya saja aku sudah merinding"

Eunji mengusap lengannya pelan kemudian beranjak mendekati ranjang.

"dia cantik" kata2 Chunji menyeruak diantara hening kamar Eunji

Kata2 namja itu sentak membuat Eunji menoleh kaget padanya.

"dia juga terlihat lucu, sikap manjanya membuatnya nampak manis" kembali kata2 itu terurai membuat Eunji mendengus kesal

"ada banyak yeoja kenapa harus Hyejeong?" gerutu Eunji pelan

"karena aku menyukainya" kali ini sosok Hongbin berujar pada chinggunya Ravi

"tapi dia menolakmu" ujar Ravi sambil meraih biskuit yang akan Hongbin berikan pada Eunji

"dia bahkan tak mau mengambil biskuit yang susah payah kau buat" Ravipun mengunyah biskuit itu

"dia hanya belum bisa menerimanya" jawab Hongbin optimis

"hey...buka matamu. Kurasa yeoja itu benar2 tak menyukaimu" balas Ravi

"kau tak mengenal Eunji, juga belum pernah melihatnya. Jadi darimana kau tahu hal itu?" Hongbin menatap Ravi tajam

"fellingku yang mengatakan dan kau tahu fellingku tak pernah salah" jawab Ravi

"makan saja biskuitnya jangan cerewet" Hongbin yang kesal menyumpal mulut Ravi dengan biskuit buatannya

Tak berbeda dengan yang lain, Chunjipun kini sedang merenung dikamarnya seorang diri. matanya menatap beberapa gambar Eunji yang ada didalam laptopnya

"kiyowo" ujar Chunji sambil tersenyum

Namun beberapa saat kemudian senyum namja itu harus sirna karena sikap yang ditunjukan Eunji.

"hah...kenapa ini sangat menyesakkan" keluhnya

Berkali2 Chunji menarik nafas untuk mengisi dadanya yang terasa sesak namun tak juga berhasil. Pada akhirnya dia memilih menutup laptopnya dan mengistirahatkan tubuhnya diranjang.

TBC_

Part baru lagi...semoga suka...mian kalo masih ada typo dan makasih udah mau mampir.

Gak mau banyak2 basa basi...pamit dulu...see you next part...😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro