Prologue

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Congratulations Cindy Kim for winning the title of USA's greatest Masterchef!"

Semuanya masih terasa seperti mimpi baginya. Ia tidak mempercayai telinganya sendiri, ia barusan memenangkan gelar Masterchef setelah pertarungan sengit dengan ratusan chef berbakat dari seluruh penjuru Amerika Serikat.

"Thank you. . . Thank you so much. . ." ucap Cindy dengan mata berkaca-kaca setelah mendengar pengumuman salah satu juri, yakni chef Gordon Ramsay mengucapkan di depannya sendiri. Ia menerima piala emas Masterchef dengan senyuman bangga dari telinga ke telinga.

🌹🌹🌹

"Cindy Kim, pemenang Masterchef AS!"
"Gadis kelahiran 98 yang berhasil memenangkan gelar kehormatan Masterchef, Cindy Kim!"
"Pemenang gelar Masterchef Cindy Kim akan kembali ke tanah air hari ini!"
"Cindy Kim dirumorkan telah diundang ke berbagai macam variety show!"
"Cindy Kim, chef berwajah idol kembali ke Korea hari ini!"
"Selamat kepada Cindy Kim!"

"Artikel mengenaimu banyak sekali!" ucap ibunya yang terkejut setelah membuka tabloidnya pagi ini.

"Apakah kau akan muncul di variety show? Ada sekitar sebelas yang meminta kehadiranmu," tanya sang ibu dengan desahan lemah. Ia mengetahui perasaan putrinya lebih dari siapapun di dunia ini, tetapi ia ingin putrinya membuat keputusannya sendiri.

"Aku sejujurnya membenci perhatian orang lain kepadaku. Aku tidak ingin mereka mengundangku hanya karena aku seorang Masterchef. Kenapa mereka tidak mengundangku ketika dulu ibu telah mencoba meng-audisikanku dengan susah payah, dan pada akhirnya mereka menolak kita setelah perjuangan tiga jam mengantri." ucap Cindy dengan desahan kecil yang menyatakan betapa kesalnya ia terhadap industri ini. Ia hanyalah seorang gadis yang suka memasak, mengapa mereka harus meninggi-ninggikannya seolah-olah ia telah memenangkan perang dunia ketiga untuk mereka.

"Aku akan muncul di 'The Cake Lovers', salah satu screenwriternya dulu pernah membantuku saat di Amerika." ucap Cindy sebelum beranjak kearah dapurnya. Ia harus memasak, dengan begitu semua kekhawatirannya akan hilang dalam kesibukannya.

"Apakah kau ingin eomma membantumu memasak?" tanya sang ibu yang juga mengikutinya ke dapur. Sejak ia berumur empat tahun, ibunya telah mengajarinya cara membuat kue dan berbagai macam hidangan lainnya. Ketika ada temannya yang berulang tahun, Cindy selalu membuatkannya kue yang spesial karena hanya itulah yang bisa ia berikan sebagai hadiah. Orang tuanya tidak kaya, tetapi semua kebutuhan hidup mereka selalu terpenuhi.

"Tidak usah, tetapi aku butuh saran eomma untuk memikirkan apa yang harus kumasak sekarang. . ." ucap Cindy dengan senyuman lebar sambil perlahan-lahan membuka halaman buku masak ibunya.

"Bagaimana kalau chocolate lava cake? Eomma ingin sekali mencicipi lava cake buatanmu!"

"Very well then," ucap Cindy yang langsung mulai menyibukan dirinya dengan lava cake pesanan ibunya.

🌹🌹🌹

"Kami ingin berterima kasih sekali lagi kepada Masterchef Cindy Kim yang telah meluangkan waktunya untuk menghadiri episode 'The Cake Lovers' minggu ini." ucap sang MC yang mulai mengumumkan ending episode mereka. Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada para pemirsa, Cindy langsung berjalan ke backstage dan mengambil semua barangnya.

"Hari ini merupakan hari yang berat. . ." gumamnya dengan desahan lemah. Tanpa memerhatikan sekelilingnya, ia terus melamun di dunianya sendiri, memikirkan masakan apa yang sebaiknya ia buat untuk ibunya nanti malam. Tanpa ia sadari, tiba-tiba seorang laki-laki menabraknya dengan punggungnya. Tentu saja, Cindy yang mungil langsung kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai.

"Astaga, maafkan aku!" ucap sang lelaki dengan nada khawatir setelah menyadari perbuatannya. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Cindy berdiri.

Mata Cindy langsung melebar ketika melihat pria yang menabraknya.

"No way. . ." batinnya sambil terus menatapi pria di depannya.

"Jin hyung!" teriak seseorang dari belakang Cindy, mereka berdua langsung menoleh bersamaan kearah sumber suara tersebut.

"Oh? Cindy Kim?" tanya sang laki-laki yang tadinya memanggil Jin dengan terkejut.

"Ah, N-Ne! Annyeonghaseyo! [Selamat pagi]" sapa Cindy kembali dengan senyuman manis di wajahnya. Ia ingin melupakan kejadian memalukan barusan secepat mungkin. Apalagi di depan Jin BTS yang selama ini diperbincangkan oleh teman-temannya.

"Oh My Gosh! It's Cindy Kim!" teriak seorang gadis yang tiba-tiba muncul di belakang Jung-kook. Melihat wajahnya saja, Cindy sudah bisa menebak identitasnya.

"Ah Ne, Soo-yeon PDnim, Nice to meet you!" ucap Cindy sambil memberikan salam kepada Soo-yeon. Alih-alih menjabat tangannya kembali, Soo-yeon malah memeluknya dengan erat. Cindy yang sempat terkejut sesaat juga langsung memeluknya kembali.

"Soo-yeon a, jika kau terus memeluknya nanti ia bisa mati sesak nafas!" celetuk Jin tiba-tiba. Kedua pria tersebut langsung tertawa terbahak-bahak dengan candaan Jin yang tidak lucu.

"We should meet up sometimes, sorry, I am too excited to ask you that on my first meeting. Sorry. . ."

"It's okay. Come visit my house sometimes. I'll be honored to bake for someone special like you. . ." jawab Cindy kembali dengan mata berkilauan. Ini pertama kalinya dalam hidupnya seseorang mengajaknya berteman. Selama masa-masa sekolah, ia terpaksa home-schooling karena trauma dibully untuk penampilannya. Setelah melalui sweet seventeen, ia berubah drastis menjadi koki berwajah cantik. Namun, traumanya tidak menpengaruhi wujud fangirlnya ketika mendengar musik Bangtan.

"Nice meeting you, see you around!" ucap Soo-yeon sambil menggeret Jin dan Jung-kook kembali ke studio rekaman mereka. Tatapan Cindy tiba-tiba terlintas kearah sebuah bakery di ujung jalanan. Aroma roti dan tepung selalu membuatnya tenang, mungkin menyamar sebagai pekerja part-tima dapat memberikannya istirahat yang ia inginkan dari mata publik.

🌹🌹🌹

"Kau ingin menjadi seorang pekerja part time?" tanya ibunya yang cukup terkejut mendengar Cindy mengatakannya di depannya sendiri.

"Aku ingin istirahat sebentar, tetapi aku juga ingin menghasilkan uang untuk bertahan hidup." jawab Cindy kembali.

Melihat tatapan matanya yang begitu yakin, ibunya yakin bahwa ia tidak mungkin bisa menahan Cindy untuk tetap tinggal bersamanya.

"Baiklah, aku memberikanmu ijin untuk melakukannya."

"Thanks mom!" teriak Cindy kembali dengan ceria. Ia langsung merangkul ibunya erat-erat. Satu-satunya orang di dunia ini yang akan mengerti maksudnya mungkin hanya ibunya. Karena itulah, hanya ibunya yang bisa ia percayai.

🌹🌹🌹

"Kook a, siapa nama koki cantik tadi?" tanya Jin dengan suara lembut agar tidak ada yang mendengarkan ucapannya.

"Apa katamu? Siapa nama koki cantik tadi?" teriak Jung-kook keras-keras dengan maksud agar para member Bangtan lain mendengarkan perkataanya.

"Cepat jawablah!" ucap Jin panik setelah memukul Jung-kook agar ia tetap diam.

"Cindy Kim," jawab Jung-kook sambil merintih kesakitan. "Tetapi mengapa kau tiba-tiba penasaran?" tanya Jung-kook sambil terus menatapi Jin dengan bertanya-tanya.

"Tidak ada apa-apa." jawab Jin kembali. Tetapi tentu saja, ia tidak dapat menyembunyikan senyum bahagianya ketika memikirkan wajah Cindy yang terkejut tadi.

"Jimin hyung! Seok-jin hyung telah jatuh cinta!" teriak Jung-kook keras-keras hingga membuat seisi ruangan rekaman diam dalam sekejap mendengar ucapannya.

"APA?!" tanya Soo-yeon, RapMon, Suga, dan Jimin kembali dengan terkejut. Tanpa berpikir dua kali, Jin langsung mengejar Jung-kook yang kabur duluan keluar ruang rekaman dengan senyuman lebar karena berhasil mengerjainya.

"Awas kau Jeon Jung-kook!" teriak Jin yang terus mengejar Jung-kook sampai ujung jalanan. Tatapannya terlintas kembali kepada seorang gadis yang berada di dalam toko roti.

"Itu kan. . ."

—End of Prologue—

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro