Kuah ramen

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng




jae adalah orang bloon yang paling banyak fansnya. Dimataku pria ini tidak lebih dari seongok manusia tampa akal yang secara kebetulan memang di beri raga yang indah, jadi kaum hawa akan jatuh hati padanya dengan tergila gila tampa tahu bahwa di dalam otaknya hanya berisi ruang kosong. Dan parahnya lagi, ia adalah kakaku. kakak tiri.

umur kami sama, sialnya bulan lahirku di akhir tahun sedangkan dia di pertengahan tahun, jadi ketika kami menjadi keluarga, kasta ku turun, yang jadinya anak perempuan pertama menjadi anak tengah. ah sosoknya yang suka menyuruh ini itu membuatku bisa berapi api membakas semuanya.

fungsinya tidak ada, Jae tidak bisa memasak, mencuci, pintar, atau apapun. tidak ada selain aku jadikan tameng saat harus bersosialisasi, orang lain akan ramah pada Jae karena mukanya tampan, begitulah aku kabur dari pertanyaan basa basi orang orang yang ingin mencoba dekat dengan ku. sejak SMA, Jae mendadak jadi bodyguardku seketika, aku tidak tau apa ini bisa di sebut bodyguard jika pada kecoa saja ia menjerit satu kampung dan nangis seakan ada mahluk purba yang kembali hidup. jadi ku sebut saja dia beban.

aku tidak tau ini hal buruk atau hal baik, musuhku saat aku kelas satu SMA sekarang malah jadi sahabat perempuanku hingga sekarang—kuliah dan semester 5. Hajezka atau di panggil Cezka ini adalah mahluk paling menyebalkan hanya dari lewat tatapan matanya saja, ditambah dulu ia selalu dekat dengan Angkasa—anak yang aku suka du.lu, iya du.lu. Perlu ku ketahui setelahnya adalah cezka dan angkasa sepupuan, namun aku sudah terlanjut mendecih sebal di muka cezka langsung, pertikaian sudah terlanjur.

Setelah kesalahpahaman berakhir, entah bagaimana juga mengapa kita bisa dekat.

Ditambah angkasa, ini mahluk paling aneh se aneh anehnya manusia, aku rasa pria cantik ini bukan spesies manusia, mungkin masuk dalam spesies alien yang hidup di mars atau galaky lainya. Bedanya angkasa bewarna putih susu kulitnya, jadi ia tidak terlalu mirip alien. sifat alienya itu hanya di tunjukan pada kami, ini yang menjengkelken, jadi semua orang tidak percaya jika aku bilang bahwa bocah ini aneh, menyeret gila bahkan. tidak ada yang mempercayaiku, angkasa memang betul betul menipu publik dengan baik.

Aku kira setelah lulus SMA kami akan berpencar seperti lainya, walau sedih sejujurnya aku sudah siap dan sedikit mennantikan hal ini, bubarnya kami.

tuhan berkata lain, alam dengan guyonanya malah menjadikan kami satu universitas. Entah bagaimana aku lupa, kita semua memiliki caranya masing masing hingga takdir menuntun kita pada satu universitas ini, Hal yang lebih gilanya lagi, kami satu apartement.

benar, mau gila saja aku rasanya.

yang satu otaknya kopong, yang satu tatapanya suka jutek ke orang asing, yang satu lagi aneh kaya alien.

mati saja aku. penyesalan ku adalah mengiyakan ajakan Jae untuk ide gila—satu apartment— kala itu. Gedung apartement yang kita tempati berbeda dari biasanya, mungkin lebih mirip ke penthouse kecil, satu pintu apart terdapat 4 kamar lagi di dalamnya, lumayan luas terlebih kamar mandi di setiap masing masing kamar. Lalu di tengah tengah terdapat dapur kecil serta ruang tengah yang cukup nyaman, di tambah pencahaaan serta jendela yang nyaman sedikit membuatku tergitur dulu.

Dan sekarang, sukses aku terjebak dari mereka semua.

aku menghela nafasku, notifikasi dari grup chat kami yang terus berdatangan dan membicarakanku.

"ramai, ponselnya" celetuk yoshi, kami sama sama menatap layar ponselku yang di penuhi pesan masuk

ah kalau ini Yoshi, kanemoto Yoshi. pria tampan baik hati idaman ini adalah kekasihku. Satu satunya pria normal yang mengisi hari hariku dengan bunga dan sparkle sparkle lainya.

aku memasukan ponselku kembali ke dalam saku. "Ramai diisi setan" jawabku asal

Yoshi tampak tertawa melihat makianku, senyumanya yang lebar tampa di buat buat itu membuatku ikut tersenyum. Aduh tampak sekali kekasihku ini.

"temen temen kamu asik" katanya, tanganya sibuk menyumpit mie ramen di hadapanya. Kami duduk bersebelahan di kedai ramen deket apartku.

asik apanya, lelah sekali mendengar bacotnya mereka tiap hari tiap detik.

ku kira keluar dari rumah Jae dan junedi aku akan terlepas dari semua kekonyolalan ini semua, eh ternyata malah berseason dua, alam memang sedang bercanda denganku.

Oh ya kalau kalian bertanya tanya aku sedang apa, iya kami sedang makan malam di sebuah kedai ramen kecil di dekat komplek apartement ku, malam ini tadinya yoshi hanya berniat memberiku kakulator, sialnya suasana di apart sedang semakin menggila, mereka bertiga tertawa karena hal aneh, jadi ketika yoshi datang mereka semua mengejeku dan menjadikanku bercandaan, sebelum semakin parah buru buru aku ajak yoshi keluar.

dan berakhirlah disini, duduk bersebelahan makan ramen kuah panas yang mengugah selera. sebenarnya yoshi tidak terlalu suka ramen, katanya bosen karena di jepang makan ramen eh di indonesia makan ramen lagi, mana katanya di rumah suka masak ramen. Tapi aduh bagaimana ya, aku penyuka mie kuah, di tambah mie ramen ini sambalnya mantep pedesnya poll, aku suka.

"Besok berangkat jam berapa?" aku kembali bertanya di sela sela aku menyesuput mie kuah yang sangat sangat menyegarkan perut malam ini.

yoshi menarik tubuhnya, "sore, by" he said.

"kenapa? Mau nginep sama aku malem ini?"

tawaran menarik, sangat menarik sejujurnya jika yoshi tinggal dalam apartementnya sendiri. Permasalahanya adalah keluarga kanemoto bertinggal di kota ini, yang mana artianya yoshi masih tinggal di rumah pangung ala jepang yang memiliki tradisi kuat soal budayanya. Jadi intinya, tidak mungkin kami bermalam bersama.

rumah kami sama sama tidak mendukung, sama sama di huni banyak orang.

aku menoleh kepadanya dengan ekpresi malas, "iya nginep dimana? Kolong jembatan?" tanyaku sarkas

ia kembali tertawa sambil menyembunyikan wajahnya di belakang pundaku, tanganya sedikit memeluku karena malu. aduh gemes sekali tingkahnya.

"apa beneran aku harus ambil apart om aku, by?" tanya yoshi, masih menyembunyikan wajahnya serta meneluku, ia mulai mengoyang goyangkan tubuhku perlahan, ke depan ke belakang. Rayuan ini selalu menjadi pertanyaan tampa jawaban sejak dulu untuk kami, aku tidak mau memikirkanya, itu terserah dia, dan aku berharap yoshi melakukan tindakanya bukan atas namaku, tapi atas namanya. Karana itu ia selalu ragu.

Aku mengengam lenganya yang melingkar di depan tulang belikatku. "Udah lah, makan aja ini, aku laper tau"

pria ini akhirnya melepaskan pelukanya serta kembali menarik dirinya, telinganya memerah mendadak hingga ke area leher. "gomen"

sejujurnya dulu aku mengangap kata kata dari bahasa jepang adalah hal menjijikan, jika tampang yang berbicara bahasanya adalah : bermasker anime, jaket akatsuki, tas rohis khas bapa bapa, serta kacamata frame kotak persegi panjang. Serta ia mengcapkan kata dalam bahasa jepang dengan aksen indonesia, sudah di pastikan aku menjauh seribu kilometer.

Tapi mendengar nada dan aksenya sendiri asli dari Yoshi, oh bahasa jepang aslinya tidak begitu buruk. yoshi tampak bagus dalam bahasanya. tidak terlihat menjijikan. ada nilai tersendiri ketika ia tampa sadar mengunakan bahasa aslinya.

mungkin ini jalur karma? Aku begitu membenci penyuka anime, lalu aku di buat jatuh cinta oleh negara asal kartun anime itu sendiri.

tapi yah tidak apa, asalkan itu yoshi mau dia penyuka AKB atau JKT48 aku tetap menyukainya.

Mau apapun itu, aku tetap bakal jatuh pada cinta ketika menatap manik matanya pertama kali. Akan tetap semakin jatuh pada cinta ketika ia dengan tenang menghadapi diriku yang tidak bisa mengontrol emosiku.

yoshi selalu membuatku jatuh semakin dalam dan semakin dalam kepada dirinya, tiap hari, tiap aku memandang matanya, tiap aku mendengar suaranya, tiap tiap aku memikirkanya.

"ini out of the topic sih by, maaf tapi aku suka parfum kamu, wangi gitu, aduh aku kaya pervert ya? tapi wanginya enak"

intonasi lembut dengan volume kecilnya aduh, serta tatapan sendunya, mengapa juga ia begitu gugup untuk memujiku? Seperti bocah sma saja yang baru kasmaran.

tidak pakai lama, aku mendekati wajahnya untuk melayangkan kecupan singkat di pipinya.

"terima kasih" jawabku

biar saja kepalanya memerah seperti kepiting rebus, tidak adil hanya aku yang dibuat mabuk olehnya. Benarkan?

______


Our stars ✨

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro