the lunch

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng








Kantin di perusahaanku adalah kantin perusahaan yang menawarkan makanan paling lezat dari seluruh kantor tempatku bekerja. Aku mulai berfikir bahwa koki koki yang sibuk memasak ini adalah mantan koki dari restaurant ternama yang di tulis bintang lima oleh bloger bloger food.

Aku ini cukup pemilih soal makan, bersyarat banyak untuk memenuhi seleraku yang cenderung banyak menghindari. Di tambah aku juga tidak terlalu suka dengan makanan, tidak terlalu peduli mana enak mana tidak, semuanya sama di lidahku. Tapi kantin perusahaan ini berbeda.

Siang kali ini kami (teman teman kantorku) memutuskan untuk makan siang di kantin perusahaan setelah sekian lama kami selalu makan di luar. Ini juga karena cezka yang tidak mau mengambil waktu lebih untuk perjalanan, iya semua tau betapa stressnya dia soal kerjaanya. Jadi pukul 12.15 aku segera menuju table pojok setelah mengantri mengambil menu untuk hari ini.

Menunya ayam bakar padang, nasinya di siram sayur nangka, sambelnya melimpah. Aku memesan es teh untuk pelengkapnya. Aku yang tidak terlalu lapar mendadak jadi berbinar binar ingin sekali melahapnya.

Bian, Danny dan Yogi sudah hadir lebih dulu. Para pria ini tampak serius dalam obrolan jika dilihat dari jauh, namun setelah aku duduk dan mendengar pembicaraan mereka, tentu seperti obrolan ringan pada umumnya.

danny melihat arah aku datang dengan menyelidik, lalu menatapku kembali dengan alis terangkat. "Gak sama cezka, Ra?" tanya dirinya

sambil menara piring, gelas, dari nampan makananku. Aku mengeleng perlahan, "gak bales pesan, deh. Apa aku jemput ke divisinya, ya?" aku balik bertanya

bian mengeleng, ia menambahkan "nanti juga paling kesini, tunggu aja"

jawaban menenangkan dari bian menurunkan rasa khawatirku dan danny. iya se sibuk sibuknya cezka akan tetap makan, karena itu satu satunya cara untuknya kabur untuk mengambil nafas.

sekilas, aku memandang yogi—hanya untuk melihat wajahnya—tapi yang ku dapatkan malah dirinya yang sedang memandangiku lebih dulu sambil menyuap nasi ke mulutnya, dengan muka polosnya itu setelah kegap mendadak berubah menjadi tomat rebus, matanya membelak, pipi hingga telinga telinganya memerah. Gerakanya mendadak tidak jelas, salah tingkah.

reflek aku tertawa kecil, kebetulan juga kami duduk bersebrangan. suaraku membuat bian dan danny ikut menoleh kepadaku juga yogi, bertanya tanya.

"kenapa deh?" aku bertanya ke yogi yang terbatuk batuk.

dengan sopan, Yogi mengeleng. "Keselek daging ayam" jawabnya simple sambil menatap bian juga danny.

Bian yang sadar ada bau bau sesuatu langsung memutar matanya dengan malas. "Masih di kantor ya, tolong prefesional, mbak, mas" cibirnya

setelah itu danny baru ikut paham apa yang terjasi. Berbeda dengan Bian yang terlihat sebal, danny ikut tertawa dan memandang yogi dan aku secara bergantian dengan tatapan hangat. "Aa..kalian lucu banget" katanya.

dulu sempat beredar gossip aku berkencan dengan Danny karena hari pertama kehadiranku di temani oleh danny yang general manager. Gossip itu hilang setelah danny menyebarkan undangan pernikahaanya, benar danny sudah menikah. umurnya 2 tahun lebih dua dari pada aku, yogi dan cezka. Bian lebih muda setahun.

"akhir minggu lunch yu? Ajak si Oceana, Dan" ajaku mengalihkan topik pembicaraan.

Danny menganguk antusias, "yuu lunch dimanaa?"

menatap dua orang pria di hadapanku, aku berharap dua orang ini punya suatu rekomendasi tempat. "ada ide?"

Yogi mengeleng perlahan, "Lunch di The Terrace bakal jadi ide bagus, sayangnya akhir minggu ini aku ke tanggerang" katanya

yah, antusiasku berkurang.

bian menangapi, "akhir minggu ini kan persiapan rapat umum loh, minggu depan. Lo pada yakin punya waktu?" tanyanya.

aku dan Danny belum sempat menjawab pertanyaan realistis bian, hal ini ke potong dengan kedatangan cezka dengan aura awan mendung di sekitarnya. dengan muka kusutnya, ia menaruh nampan makananya di sebelahku, alisnya mengkerut, bibirnya menekuk ke bawah. ia membuang nafasnya kasar, lalu memandang yogi marah.

"LO KENAPA KASIH GUE ANAK INTERN YANG BODOH?!" Cezka mengatakan kalimatnya dengan penekanan di setiap katanya, tidak berteriak namun suaranya sedikit kencang.

AKU BENAR BENAR TERTAWA. TERBAHAK BAHAK.

Aku tidak peduli cezka memandangiku sebal, atau Danny yang ikut tertawa karena paham maksud siapa si anak intern. Bian bertanya personal pada danny langsung untuk segera mengetahui apa yang di maksud.

Yogi tersenyum dalam kepada cezka, saking dalamnya lesung pipinya juga muncul dengan jelas. Aduh sangat tampan.

"maaf" ujarnya perlahan, yogi juga menempelkan telapak tanganya membentuk suatu tanda bahwa ia benar benar meminta maaf. (🙏🏻)

Aku menyengol pundak cezka, masih dalam posisi berusaha meredakan tawaku, "tapi kesebar loh gossip anak intern divisi program ganteng bangett nget ngett. Bisa lah pacarin cez" ledeku jahil.

Cezka memukul meja sedikit kencang, sambil menatapku murka, ia membuka mulutnya bersiap untuk memakiku. "IYA PERCUMA GANTENG KALAU OTAKNYA KOPONG?! ITU ANAK BENER BENER GOBLOKK SEGOBLOK GOBLOKNYA ANAK INTERN!"

"PACAR PACAR, GAK LIAT JUGA LO GUE UDAH NIKAH SAMA KERTAS REVISI PROJEK?"

apakah aku harus meminta maaf pada cezka? Karena penolakanku atas hadinata di divisiku membuat hadin di pindahkan secara mendadak ke divisi cezka yang kebetulan sedang sangat kekurangan sumber daya manusia. Sebenarnya ini urusan hrd, pak  Olan. Tapi protesku ke yogi, langsung ke kakak pertamanya hadinata, membuat yogi segera memproses hal ini.

"divisi lo kan kurang orang cez" kata yogi membela diri.

"IYA GUE BUTUH ORANG, GI. LO KENAPA KASIH GUE MONYET?!"

aku angkat tangan🙌🏻

Good luck deh cezka, semoga ini kisah cinta dari enemy to lovers.


____

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro