[SPECIAL PART] Kacang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Happy 1k Readers,

Terima kasih buat yang sudah membaca cerita ini. Sabtu 23 Mei 2020, malam ini adalah malam takbir jadi partnya spesial. Kita lupakan sejenak konflik perselingkuhan Jinda.

Selamat membaca.

Seusai mata pelajaran olahraga.

"Haduh nih anak anak cowo pada gak balik ke kelas sih. Gue laper gila." Sri bangkit dari duduknya sambil melihat kearah lapangan.

"Tinggal aja lah. Makan kantin yuk." Vista sudah tidak tahan menunggu karena perutnya sudah menjerit sejak jam olahraga berlangsung.

"Dimana rasa setia kawan kalian?" Leon masih duduk dengan tenang di bangkunya.

"Soal makan gak ada setia setiaan Leon. Ini masalah perut. Lo tau kan banyak orang merampok bahkan sampe membunuh karena perlu makan. Bahkan tetangga gue ada yang selingkuh..." Belum selesai Sri menjelaskan tentang tetangganya yang selingkuh dengan janda kaya, Vista sudah merangkul leher Sri dan menyeretnya dengan paksa kearah kantin. Leon yang melihat tingkah kedua sahabatnya ini pun hanya tertawa dan mengikuti mereka.

"Mau pada kemana?" Fras berteriak sambil berlari kecil kearah Vista, Leon dan Sri.

Dengan tampilannya sekarang, dedek gemes mana yang tidak jatuh hati pada Fras. Tubuhnya yang menjulang meskipun tidak begitu tinggi, kulit putih dan rambut hitamnya yang basah membuat kesan seksi.

Banyak mata yang melihat kearah lapangan futsal, tentu saja untuk menonton pemandangan langka yang membuat Ketua Osis, Ketua Paskibra dan Kapten Sepak Bola tergabung pada tim yang sama. Ditambah lagi Fras yang merupakan Ketua Divisi Humas Rohis sebelumnya ada di tim yang sama.

"Kalian kelamaan. Gue laper. Nanti juga kalian selesai main setelah bel masuk kan?"

"Kami duluan. Bye." Vista dan Sri sudah berjalan beriringan.

"Mau pada nitip gak nih? Kalian pasti gak sempet ke kantin nanti."

"Gue somay Mang Batur, biasa. Ntar gue tanya Ren sama Atha dulu mau pada makan apa." Fras kembali ke lapangan, sejenak kemudian menghampiri Leon.

"Kesel tau gak, udah lelah kesana eh tuh manusia 2 cuma bilang 'samain aja'. Kan ngeselin"

"Kasian Adek kita ini."

Fras langsung balik badan dengan wajah cemberut karena dipanggil adek oleh Leon.

Sekembalinya dari kantin, lapangan sudah sepi. Atha, Ren dan Fras juga telah mengganti baju olahraga mereka dengan seragam putih abu-abu.

"Tumben udah bubar?" Leon bertanya sambil membagikan siomay titipan mereka.

"Iya, abisan gak asik tuh anak IPA 1 udah pada kecapean." Ren menjawab dengan santai sambil sibuk mengunyah siomay yang baru saja dibagikan Leon.

"Bukannya lo juga ngeluh panas ya tadi?"

"Itu gue kali yang ngeluh bukan Ren." Fras menjawab pertanyaan Atha sambil senyum-senyum malu.

"Eii kalo lo mah gue udah paham, kuatnya main 10 menit doang." Atha mengangkat tangannya hendak menepuk kepala Fras seperti biasa. Tanpa diduga, Fras justru langsung berdiri berkacak pinggang dan melawan serangan dari Atha.

"Wah lo lupa gue pernah cetak gol waktu classmeet?"

"Itu karena umpan gue yang bagus, terus kipernya lagi gak fokus makanya gol." Atha menjawab dengan senyum jahilnya.

"Wah parah lo. Gini-gini gue juga sering lo ajak buat main." Fras sudah sangat kesal, bisa terlihat dari daun telinganya yang mulai berubah memerah.

"Inget ya, kadang-kadang. Itu berarti pas tim gue kurang orang aja."

"Oke kalo gitu. Gue ngambek. Gak bakal lagi gue ikut tim lo ke sharing sharing itu." Fras melipat tangannya di depan dada kemudian mengerucutkan bibirnya. Saat ini ia terlihat benar benar kesal.

"Apa tadi Dek? Bilang apa?"

"Sharing katanya." Ren tertawa sambil meledek.

"Iya gue gak bakal ikut sharing lagi. Ntar anggota gue yang di rohis juga bakal gue kasih tahu biar pada keluar dari tim sepak bola soalnya ketuanya jahanam." Fras menatap Atha dengan tajam saat mengatakan jahanam.

Tawa mereka pun pecah karena kalimat Fras.

"Sparring Fras. Sparring bukan sharing." Atha menjelaskan sambil terus menyenggol lengan Fras.

"Gue tau gue paling kecil, tapi jangan godain gue terus dong."

"Astaga, lucu banget sih kamu Fras." Vista sudah gemas pada Fras yang tak kunjung sadar kesalahan pengucapannya.

"Spaaaaar-ring, sparring." Leon memberikan contoh.

"Gak tau ah ribet amat yang penting kalian ngerti kan?"

"Cup-cup adik kecil kita jangan ngambek dong."

"Daripada ribut, nih bagi bagi." Sri mengeluarkan sebungkus jajanan kacang bersalut yang merupakan cemilan favorit mereka."

"Eits tunggu kita harus bagi rata, agar tidak menimbulkan perselisihan karena ketidakadilan."

"Sungguh kejam ibu tiri."

"Yang protes silahkan meninggalkan barisan."

Akhirnya mereka berkerumun dengan Leon sebagai pusat pembagian.

Fras tidak memakan kacangnya saat yang lain sudah sibuk megunyah. Tujuannya hanya satu, agar ia bisa pamer saat yang lain sudah tidak memiliki kacang.

"Yuhu... kacangku masih banyak nih. Siapa mau? Siapa mau?"

"Gua mau. Lo mah jangan pelit-pelit sama saudara sendiri. Inget bunda kita kakak adik."

"Hmm iya juga, yang lain ada yang mau mengajukan argumen?"

"Nah, giliran argumen bener dia ngomongnya."

"Adek gak usah cari masalah. Makan aja sendiri."

"Kan gue jadi pengen."

Saat Fras sibuk mempertimbangkan siapakah yang berhak mendapat beberapa butir kacang yang ada di genggamannya, tiba tiba Atha mengambil seluruh kacang yang ada di tangan Fras. Fras terkejut dan mengerjapkan mata beberapa kali saat kacang yang beberapa detik lalu ada di tangannya sekarang berpindah ke mulut Atha.

"Gue gak kebagian. Lo mah Atha, kalo abis nyolong tuh bagi bagi-dong. Biar dosa lo berkurang dikit."

Atha mengunyah sambil tersenyum bangga atas keberhasilannya.

"Gue gak akan maafin lo, walaupun lo kasih pabrik kacangnya. Udah hilang rasa percaya gue ke lo Atha. Mulai sekarang anggap kita gak kenal."

Fras terlihat benar-benar marah sekarang. Atha masih sibuk mengunyah sampai Fras pergi meninggalkan mereka.

"Wah, ngambek beneran noh." Renzo menunjuk Fras yang duduk sambil bertopang dagu.

"Gue salah ya?" Atha menatap punggung Fras karena merasa bersalah.

"Ya memang salah." Renzo menepuk pundak Atha.

Leon, Vista dan Sri hanya bisa tersenyum melihat tingkah mereka.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro