4. Si bocah kembar

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Kak Rea, cantik ya?"

"Iya."

Leo yang saat itu tengah membaringkan tubuhnya di paha Ara, langsung tertawa pelan melihat raut wajah Ara yang seketika murung.

Tangannya terulur mencubit gemas pipi kanan gadis itu. "Tapi masih cantikan Ara," ujar Leo lagi.

"Ara mau denger cerita Leo gak?" tanya Leo.

Ara menganggukan kepalanya pelan. Leo beranjak dari tidurnya. Cowok itu langsung menarik Ara agar bersandar pada dadanya. "Tadi Leo seneng banget waktu tau Rea udah balik lagi," ujar Leo.

Ara menghela nafasnya. Tangannya perhalan melingkar pada pinggang cowok itu. "Terus?" tanya Ara pelan.

"Terus Ara tau gak? Ternyata Rea pacarnya Luthfi," sambung Leo.

"Kak Luthfi? Bukannya itu sahabatnya Leo?" tanya Ara.

Leo menganggukan kepalanya pelan. "Iya, Leo juga seneng ternyata Rea pacarannya sama orang baik. Cewek sebaik Rea, emang pantes dapetin cowok kaya Luthfi."

"Tapi, yang harus Ara tau, Leo sama sekali gak punya perasaan sama Rea."

Ara mendongak. Gadis itu mengerutkan alisnya pelan, "Tapi bukannya waktu kecil Leo bilang--"

"Ara, dulu Leo masih kecil. Leo mana ngerti sama perasaan yang kaya gitu."

Ara tersenyum dan memilih menenggelamkan wajahnya pada dada bidang cowok itu.

Tangan Leo terulur mengusap puncak kepala Ara dengan pelan.

"Ezi, kenapa Kakak sama Abang pelukan kaya Mama?"

Suara bisik-bisik dari belakang Leo, membuat cowok itu mau tak mau mengalihkan pandangannya.

Cowok itu sontak mendorong Ara pelan. "Ada Ayla sama Ezi," bisiknya.

Ara menegakan tubuhnya. Gadis itu tersenyum ke arah dua bocah kembar berumur 3 tahun itu. "Ayla sama Ezi habis dari mana?" tanya Ara.

"Kak Ara tau gak? Tadi Ayla main perosotan di taman sama Ezi sama Papa. Eh Ezi malah nyusuruk ke tanah," kata Ayla heboh.

Gadis kecil itu langsung naik ke atas sofa dan memeluk tubuh Ara. "Terus Ezi gak kenapa-kenapa?" tanya Ara.

Kenzie ikut naik ke atas sofa. Pria kecil itu memeluk Ara dibagian kiri badannya. "Ezi gak papa. Tapi kata Papa jangan bilang sama Mama, nanti Papa gak dikasih jatah," jawab Ezi.

"Jatah apa?" tanya Ara bingung.

"Gak tau. Jatah jajan kali," jawab Kenzie cuek.

Leo menyandarkan kepalanya seraya menatap ke arah mereka. Tangannya ia lipat di depan dada. "Ayla, duduknya jangan di situ dong," pinta Leo.

"Ih Bang Leo terserah Ayla dong, kak Ara kan kesayangannya Ayla tau!"

"Ayla gak sayang bang Leo?" tanya Leo.

Ayla mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan telunjuk. "Kak Ara sayang Bang Leo gak?" tanya Ayla seraya menatap ke arah Ara.

Wajah Leo memerah. Cowok itu sontak membekap mulut milik Ayla. "Bang Leo kan tanya Ayla," bisik Leo.

"Kakak jawab dong!" ujar Kenzie.

"Sayang kok."

Leo sontak menatap Ara. Sudut bibirnya perlahan tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman.

"Leo kan sahabatnya Ara."

Sahabat ya, Ra?

"Ayla ... Ayla! Ada Mama, ayo kita aduin ke Mama," bisik Kenzie kala mendengar suara pintu terbuka.

Dua bocah itu langsung melompat turun dari sofa. Hanin yang baru saja pulang dari rumah Mamanya, langsung tersenyum kala mendapati dua anaknya yang sudah berlari ke arahnya. "Anak Mama, gimana tadi main sama Papa? Seneng gak?" tanya Hanin.

Malik yang berada di belakang Hanin, sontak membulatkan matanya. Pria itu merangkul bahu isterinya, "Seneng dong, kan mainnya sama Papa. Iyakan, Ay, Zi?" tanya Malik.

"Apaan sih? Aku tanya mereka. Bukan tanya kamu," kata Hanin kesal.

"Mama, Mama!" panggil Ayla.

"Tadi Ezi sama Ayla main perosotan," ujar Kenzie.

Kedua bocah itu terus menerus melirik Malik yang sudah memasang wajah tegangnya. "Terus tadi aku beliin mereka es krim! Iya kan sayang?" sahut Malik.

"Bukan!" jawab Ayla dan Kenzie bersamaan.

"Terus apa?" tanya Hanin.

Kenzie menarik tangan Hanin agar berjongkok. Pria kecil itu berdiri membelakanginya. "Ezi nyusruk terus diketawain sama Papa," adunya.

Perang dunia nih, batin Malik.

Hanin menatap Malik meminta penjelasan. Pria itu mengusap tengkuknya sendiri, "Ketawanya refleks, Yang. Kan tadi itu--"

"Terus tadi Ezi sama Ayla ngadu ke Leo, katanya jangan bilang sama Mama takut Papa gak di kasih jatah!" teriak Leo.

Malik melayangkan tatapan tajamnya. Pria itu menggeleng, "Yang aku gak ngomong gitu!" ujar Malik.

"Bener kok, tadi Papa bilang gitu sama Ezi!" jawab Kenzie.

***

"Sayang, liat sini dong."

Leo berdecak pelan. Cowok itu mengabaikan permintaan kekasihnya dan memilih memainkan ponselnya.

Lengannya dilingkari oleh lengan gadis pemilik body goals itu. Tangan gadis itu terulur mengusap pipi milik Leo. "Sayang," panggilnya lagi.

"Apa?" tanya Leo tanpa mengalihkan pandangannya sedetikpun.

Gadis itu menghela nafasnya dan memilih menenggelamkan wajahnya pada bahu milik Leo.

Luthfi, Rea, dan Anta. Ketiga remaja itu saling tatap. "Kamu jangan aneh, Leo emang gitu sama pacarnya," bisik Luthfi pada Rea.

Rea mengangguk-anggukan kepalanya pelan.

"Ya elah, serasa obat nyamuk gue di sini!" ujar Anta kesal.

Leo menatap Anta sebentar. Setelahnya, dia memilih memainkan ponselnya lagi. "Gak papa, An! Orang sabar jodohnya banyak," ujar Anta.

Cowok itu memilih menaikan kakinya ke sofa.

Saat ini mereka tengah berada dikediaman Luthfi. Mama dan Papanya memang tergolong orang yang sibuk dan jarang berada di rumah.

Itulah sebabnya mereka sering kali kumpul dikediaman cowok itu.

Ashley kembali mengusap rahang milik Leo. Gadis itu memaksa wajah Leo agar menatap ke arahnya. Leo menoleh.

Gadis itu memiringkan kepalanya dan mendekat.

"ARA?!"

Leo sontak mendorong Ashley. Cowok itu berdiri dan menatap ke arah Ara yang baru saja datang.

Leo menelan salivanya susah payah. "R-Ra, Leo tadi--"

Ara tersenyum canggung. Gadis itu memilih berjalan dan duduk di samping Anta. "Leo!" panggil Ashley kesal.

Gadis itu menatap sinis ke arah Ara. Leo akhirnya memilih kembali duduk di samping Ashley.

Ashley kembali melingkarkan lengannya pada lengan milik Leo. Ara sontak membuang mukanya, gadis itu tersenyum menatap Rea yang tengah menatap ke arahnya. "Pacarnya kak Luthfi ya?" tanya Ara.

"Iya. Eh btw, lo yang tadi pagi sama Leo ya?" tanya Rea.

Ara mengangguk dan tersenyum. Gadis itu mengulurkan tangannya, "Ara," kata gadis itu.

"Rea. Seneng ketemu lo. Btw, lo sama Leo cocok deh," ujar Rea seraya menatap sinis ke arah Ashley.

Bukan apa-apa. Rea sedaritadi risih melihat kelakuan Ashley yang begitu agresif pada Leo. "Maksud lo apa?" tanya Ashley sewot.

"Apa?" tanya Rea.

"Lo!--"

"Udah," ujar Leo tajam.

Ashley cemberut. Gadis itu memilih melingkarkan tangannya pada Leo. Namun, fokus Leo sedaritadi tertuju pada Ara.

Gadis itu terlihat enggan menatap ke arah Leo. "Ra," panggil Leo pelan.

"Kak Anta, Ara ada bawa bolu. Kak Anta mau?" tanya Ara.

"Ra," panggil Leo.

Ara mengabaikannya. Gadis itu memilih membuka tepaknya dan memberikannya pada Anta. "Cobain deh, Ara bikin sendiri tau," ujar Ara lagi.

"Ra," panggil Leo geram.

Anta menatap keduanya. Cowok itu akhirnya memilih memakan pemberian Ara. "Makasih, enak loh. Cocoklah jadi calon isteri," goda Anta.

Luthfi menggelengkan kepalanya pelan. Anta memang begitu, selalu suka memancing emosi orang lain. "Oh ya? Kalau gitu, kak Anta aja yang jadi suami Ara," canda Ara.

Leo mengepalkan tangannya. Cowok itu hendak berdiri. Namun, ditahan oleh Ashley. "Kamu tuh kenapa sih?" tanya Ashley.

Leo memejamkan matanya sesaat. Cowok itu akhirnya memilih menyandarkan kepalanya ke punggung sofa dengan sorot mata tajam yang tertuju pada Ara.

TBC

Kesan pertama setelah baca part ini?

Ada yang ingin di sampaikan untuk

Leo

Ara

Rea

Anta

Hanin

Malik

Si kembar Ayla Kenzie

Ashley

See u next part!<3

Cuman mau bilang Novel DHUM masih bisa dipesan lewat penerbit

Sumedang, 5 Desember 2020.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro