Bab 12 : Contract Marriage (2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pria itu mendekati Thalia, mengikis jarak di antara mereka, kemudian mengukung Thalia yang sedang duduk di sofa, menatapnya dalam. "Aku tidak tahu apa kau menyadarinya atau tidak, tapi aku membutuhkanmu, Lady. Kau punya sesuatu yang mungkin aku inginkan."

Thalia diam saja. Dia tidak tahu apa yang di maksud Roan.

"Kekuatan suci." Roan melanjutkan, menunggu respon Thalia. "Lady pasti sudah tahu kalau aku terkena kutukan sihir hitam, makanya sejak seribu tahun yang lalu Grand Duchy Cassavero tidak pernah berubah sedikitpun. Itu karena waktuku terhenti, terkunci oleh kutukan itu sehingga aku tidak menua dan hidup sebagai monster."

"Maksud Anda anjing kaisar, kan?" Thalia langsung membekap mulutnya. "Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung peliharaan kaisar."

Thalia panik. Duh bacot gue....

"Tentu saja tidak ada anjing setampan Yang Mulia Grand Duke-"

Bazeeeng! Bacot gue tolonglah jangan bertingkah sekaraaaang....!

"Ma-maksudnya saya tidak menganggap Tuan Grand Duke anjing atau apa-"

Roan tertawa. Suara tawa yang renyah dan keras. Thalia langsung menutup mulutnya sambil merutuki betapa mulutnya masih kurang ajar seperti saat ia hidup di dunia asalnya.

Baru kali ini gue ngerasa nggak bangga sama kecablakan mulut gue....

"Kalau kekuatan suci, beberapa tahun lagi akan ada calon saintes yang datang. Sepertinya dia jauh lebih mumpuni dari pada saya." Thalia mengalihkan pembicaraan. "Saya ini bukan orang yang akan menikahi Yang Mulia Grand Duke. Saya cuma perempuan miskin yang berusaha bertahan hidup sambil membayar hutang orang tua saya."

"Karena kutukan sihir hitam, aku bisa mendengar suara seluruh dunia. Lady bisa selamat malam ini juga karena kekuatan itu. Jika fokus, maka aku bisa mendengar strategi perang dari kerajaan lain sekalipun. Ini baru kusadari hari ini. Lady meredam suara seluruh dunia yang sudah menyiksaku selama seribu tahun." Roan berdeham, tawanya terhenti seketika. "Lady ingat ledakan di ruang kerja Monsta?"

Thalia mengangguk.

"Itu adalah ledakan yang timbul karena kekuatan suci Lady." Roan menatap lurus ke arah mata emerald itu. "Sihir dan kekuatan suci memiliki energi yang bertentangan. Suara seluruh dunia memang bisa diredam dengan kekuatan suci yang besar, tapi sebagai gantinya, mana yang mengendalikan seluruh sihir di tubuhku akan bergerak abstrak. Dengan kata lain, jika dibiarkan begitu saja, maka aku tak ada bedanya seperti bom berjalan. Sihir yang meledak bisa memusnahkan seluruh kontinen."

Thalia terdiam. "Saya tidak terlalu paham, tapi seharusnya bukan saya yang akan menyelamatkan Tuan Grand Duke, tapi calon saintes yang akan datang beberapa tahun lagi."

"Kekuatan suci Lady memiliki energi yang berbeda. Aku sudah bertemu dengan puluhan saintes generasi sebelumnya. Aku tidak bisa menerima kekuatan suci mereka." Roan tidak mau kalah, dia tidak akan melepaskan orang yang bisa meredam suara seluruh dunia tanpa efek apa-apa seperti Elleanor Centaury. "Sebenarnya, kenapa Lady tidak bisa menerima tawaranku?"

Thalia menggigit bibir bawahnya lagi. Roan menatapnya selama beberapa saat, kemudian tangannya terulur, ibu jari Roan menyentuh bibir bawah Thalia sampai wanita itu menatap mata keemasannya yang teduh.

"Jangan gigit bibirmu, Lady, itu kebiasaan buruk. Nanti kau terluka." Roan tersenyum tipis.

Thalia menahan napas, jantungnya lagi – lagi dibuat berdebar tak karuan hanya karena hal kecil seperti itu.

Gilaaa ... ini fan service ala duke-duke di novel apa gimana (>///<)

"Bagaimana kalau kita buat kontrak?" Roan tiba – tiba mengeluarkan kertas dan pena bulu, serta bak tinta. "Kalau memang benar seperti yang kau bilang, akan ada calon saintes yang datang dalam beberapa tahun untuk membantuku bebas dari kutukan, maka mari akhiri kontraknya sampai dia muncul."

"Tuan tidak mengira kalau saya berbohong, kan?" Mata emerald Thalia memicing.

Roan menggeleng, "aku hanya mengulang perkataanmu soal calon saintes itu. Kalau memang dia baru datang setelah beberapa tahun, maka aku membutuhkan Lady untuk meredam suara dunia untuk sementara."

Thalia berpikir sejenak. Dia merentangkan jarinya dan menghitung. Roan hanya menatap gadis itu tanpa berkomentar.

Ini masih tiga tahun sebelum alur cerita yang asli di mulai. Harusnya gue ketemu Grand Duke dua tahun lagi, habis itu nggak lama muncul si Alicia dan kisah percintaan antara Grand Duke dan saintes pun di mulai.

Gue udah nyampe sini dan kayaknya susah nyari kemungkinan untuk kabur. Selain itu gue masih harus mikirin, gimana caranya tiba-tiba tubuhnya si Ellen punya kekuatan suci? Selain itu kalau kabur dari sini juga gue bisa apa? Jason sama Juliette harus dikasih makan dan disekolahin biar pinter, terus bisa balas budi ke gue.

Nikah kontrak tiga tahun kayaknya masih oke, ya kan? Ayo mikir Thalia ... kalau lo balik ke rumah kumuh itu, lo harus kerja banting tulang dan hasilnya tetep nggak cukup ke mana-mana. Utang keliling pinggang, di tambah lo selalu di ganggu sama George si buntelan bangsat itu. Kalau lo terima tawarannya si Grand Duke, lo bisa hidup enak sampai tiga tahun ke depan sambil ngumpulin duit.

Andai kata si Alicia balik, lo cuma perlu menyingkir, tanda tangan surat pernyataan cerai, habis itu minta harta gono-gini dari si ganteng. Makmur kan lo keluar dari sini? Uang buat pendidikan Jason sama Juliette terjamin, dan lo bisa jadi janda pengangguran kaya. Toh, nggak mungkin si Grand Duke bakal ngapa-ngapain gue. Orang kalo sebelahan ibarat dia pangeran, gue mah cumi-cumi...!

Roan masih menunggu, beberapa menit telah berlalu.

"Baiklah, ada tiga syarat, Your Highness." Thalia akhirnya buka suara setelah beberapa saat. "Pertama, tolong lunasi utang keluarga Centaury pada kuil suci Lux. Kedua, tolong tanggung kehidupan saya beserta kedua adik saya. Ketiga, ceraikan saya ketika Anda sudah bertemu dengan calon saintess yang akan menyelamatkan Anda itu."

Roan tercenung sejenak. Untuk syarat pertama dan kedua, itu bukan hal sulit. Tapi, dia keberatan dengan syarat ketiga. Roan bahkan tidak yakin kalau calon saintes yang dibilang oleh Ellen akan muncul. Atau, meski muncul sekalipun, Roan tak bisa memastikan apakah kekuatan sucinya tidak destruktif dan bertentangan dengan sihir? Bagaimana kalau hasilnya sama seperti sebelumnya?

Tapi, kalau aku menetang syarat itu sekarang, Elleanor pasti akan mencari alasan lain untuk menghindar. Roan menghela napas panjang. Untuk sementara aku akan mengikuti keinginannya. Tapi akan kupastikan dia tidak akan lepas dari genggamanku.

Thalia menatap Roan dengan mata berbinar. "Bagaimana? Saya tidak akan memaksa kalau Anda keberatan."

"Aku setuju." Roan menjawab dengan cepat, terlampau cepat. "Ayo kita tulis kontraknya dan tanda tangani sekarang. Besok pagi aku akan mengajukan proses pendaftaran pernikahan kita pada Kaisar."

Ehhh?!

Seriusan secepet itu?

Thalia tidak bisa menghindar lagi. Beneran, nih, gue bakal married sekarang?

"T-tunggu!" Thalia menahan tangan Roan yang sudah mau mengambil stempel. "Tuan Grand Duke, usia saya baru enam belas tahun."

Roan tampak berpikir sejenak. "Kalau begitu kita bisa bertunangan dulu, dan menikah setelah Lady melakukan debutante pada upacara kedewasaan."

Thalia akhirnya bisa sedikit bernapas lega. Oke, nggak papa Thalia, nggak papa. Minimal kalian tunangan dulu, nggak mendadak kawin-eh, nikah maksudnya.

"Tapi sebagai kepala keluarga Cassavero, aku akan mengumumkan pernikahan kita pada semua orang." Roan akhirnya membubuhkan stempel pada surat kontrak yang baru saja di tanda tangani Ellen. "Meski baru bisa melangsungkan pernikahan tahun depan, tapi kita harus mengumumkannya lebih dulu agar Lady tidak diremehkan oleh pergaulan kelas atas para bangsawan."

Bangsat-wan sialan!

"Ka- kalau begitu sekarang saya...."

"Lady harus tinggal di sini, karena begitu peraturan kekaisaran yang ada. Wanita yang akan menikah harus mulai menyesuaikan diri dengan tinggal di kediaman calon suaminya." Roan mengambil sebuah kotak kayu, meletakkan surat kontrak mereka di dalam sana, dan merapalkan beberapa mantra, mengunci kotak itu dengan sihir. "Lady juga harus tetap di sini, karena mulai besok kau akan diperkenalkan secara resmi sebagai calon istriku."

"Apa?" Thalia mendadak menyesal sudah menandatangani kontrak pernikahannya.

"Mulai detik ini, Lady Elleanor Centaury adalah calon Grand Duchess Cassavero." Roan melanjutkan, "Lady harus mulai ikut kelas persiapan sebagai Grand Duchess."

"Iyaaaa...?!" Thalia melongo seketika.

Mampus! Gue masih harus belajar juga?!

"Kau harus mulai membiasakan diri, Elleanor." Roan tersenyum lebar di depan Thalia.

Harus banget lo senyum ganteng gitu setelah menjebak gue, hah....?!

>>><<< 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro