Reply

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hai, Tuan Musim Semi

Senang bisa mendapat surat darimu! Selama ini, kau selalu mengirimkan surat ke rumahku dan aku tidak tahu harus bereaksi apa tentang hal itu.

Aku tahu kalau kau bukanlah pedofil, maniak, atau orang gila yang berbahaya di luar sana. Aku tahu bahwa kau adalah orang yang baik dan polos.

Aku sudah mendapat banyak surat darimu. Umm ... totalnya ada lima belas surat kalau aku tidak salah hitung. Dan kau tahu apa? Aku menyukainya!

Maksudku, aku menyukai keseriusanmu dalam menulis surat itu. Tidak ada orang selain dirimu yang mau mengirim sepucuk surat ke seorang gadis selama lima belas tahun. Kau hebat!

Suratmu yang kelima belas aku terima ketika aku sedang memasak di dapur. Ah, aku tahu bahwa saat-saat seperti ini akan tiba. Aku benar-benar merasa bahagia karena kau dapat bangkit. Kau memang seorang lelaki, Tuan Musim Semi! Namun, setelah lima belas tahun, aku memutuskan untuk membalas suratmu.

Mari kita kesampingkan dulu alasannya. Aku akan membalas suratmu satu per satu di surat tunggal ini.

Suratmu yang keempat belas. Hmm, aku merasa kesal dengan keputusan yang diambil oleh kepala kantormu itu. Bagaimana mungkin dia memecat seseorang yang tidak bisa bekerja hanya karena kehilangan ingatan? Ya, harusnya mereka memberikan kesempatan kepadamu. Tapi tak apa, takdir Tuhan menuntunmu ke pekerjaan barumu sebagai guru SMU dan aku yakin kau pasti bahagia dengan pekerjaan barumu itu. Ah iya, sebaiknya, kau juga harus berbaikan dengan Rui. Aku kasihan dengannya.

Aku benar-benar merasa menyesal ketika membaca suratmu yang ketiga belas. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya kehilangan semua ingatan dari lahir. Aku benar-benar berharap bahwa ingatanmu akan pulih seiring berjalannya waktu. Dan untuk adik perempuanmu, aku bangga kepadanya!

Pada surat kedua belas, aku turut berduka cita atas kematian ibumu. Tapi tolong, jangan menjadi gila hanya karena hal itu. Orang-orang datang dan pergi dan kau harus merelakannya. Ah, tapi untungnya kau masih waras ya hingga saat ini, haha.

Di tahun kesebelas, seharusnya kau mengikuti saran ibumu. Ah, bukan berarti aku mengaturmu, tapi saran wanita itu baik untukmu. Aku juga minta maaf. Benar-benar minta maaf karena tidak datang ke acara reuni itu. Aku merasa bersalah, namun bagaimana lagi, aku memang tidak bisa datang. Tak apa, jasmu bisa kau pakai lagi saat mau menikah nanti.

Tahun kesepuluh. Ya, aku juga suka bunga sakura. Andai bisa, aku pasti akan mengajakmu untuk melihat bunga itu. Dan, ya ... memang tidak masuk akal menggelar acara reuni di pantai. Aku juga memiliki masalah yang sama denganmu saat berada di pantai. Pasirnya benar-benar mengganggu, haha.

Pada suratmu yang kesembilan, aku hanya ingin mengatakan bahwa perubahan bisa saja terjadi. Tidak salah, namun juga tidak benar. Ah, iya, saat aku membaca reaksi ibumu ketika kau baru saja pulang dari Korea, aku ikut tersenyum rupanya. Wanita itu sungguh lembut.

Tahun kedelapan. Kau beruntung sekali karena bisa ke Korea Selatan. Haaahhh ... aku harap aku bisa mendapat pengalaman yang sama sepertimu. Tapi sayangnya tidak bisa, hehe.

Aku akhirnya sampai pada suratmu di tahun ketujuh. Haaahhh ... sungguh disayangkan memang ketika mendengar kabar bahwa orang yang dekat dengan kita ingin pergi. Tapi, kau juga jangan merasa bersedih seperti itu. Rui pergi untuk mencari pekerjaan dan itu juga untuk kebaikannya sendiri. Dan juga, acara perpisahan kecil kalian sangat manis. Aku tidak tahu harus menanggapinya seperti apa.

Di tahun keenam, ternyata kau bisa juga menjadi terkenal di dunia maya. Haha, bukan apa-apa, namun ketika melihat surat-suratmu sebelumnya yang kelihatan jelas sekali kikuknya, menjadi terkenal merupakan satu hal yang tidak disangka-sangka bisa keluar dari mulutmu. Ah, ternyata, kau memiliki hobi baru yang sama dengan Rui, ya? Kalian memiliki banyak kesamaan. Jangan-jangan kalian jodoh? Haha. Ah, kau juga jangan menyesal seperti itu. Tidak bisa diperbaiki, namun bisa diganti dengan yang lebih baik.

Aku mendadak malu ketika membaca suratmu pada tahun kelima. Ya, kau memang sepertinya menaruh rasa suka kepadaku dan cinta tidak bisa dipaksakan. Tapi, bagaimana ya .... Aku merasa tidak enak terhadap gadis yang kau tolak itu. Dan kini, aku menjadi semakin yakin bahwa Rui adalah gadis yang baik.

Aku ingin mengucapkan duka cita sekali lagi ketika membaca surat keempatmu. Ayahmu orang baik. Aku yakin itu. Tapi, ternyata benar kata orang. Duka bisa mengubah sesuatu menjadi lebih kuat, sama sepertimu. Dan sekali lagi, aku bangga kepadamu karena hal tersebut.

Pilihanmu benar-benar tepat dan aku ikut puas ketika membaca suratmu pada tahun ketiga. Dan mengenai acara kelulusan itu, ya ... kau akan tahu setelah membaca ke bawah.

Pada tahun kedua, aku begitu menghargai usahamu untuk datang pagi-pagi demi menaruh sepucuk surat ke loker sepatuku. Tahun pertama juga sama. Tapi kau tahu tidak?

Aku sudah meninggal dunia pada tahun kedua.

Orang yang menulis surat ini adalah ibu dari gadis yang kau sukai. Tapi tak apa, aku yakin dia pasti memiliki pikiran yang sama denganku.

Anakku bahagia sekali saat membaca suratmu yang pertama. Dia pulang dengan muka merona dan aku langsung tahu bahwa ia baru saja mendapat surat cinta.

Tapi sayang, penyakit jantungnya memulangkannya terlalu cepat. Pada tahun terakhir di SMU, dia meninggal dunia.

Itulah alasan mengapa dia tidak mendatangi acara kelulusan.

Itulah alasan mengapa dia tidak pergi ke acara reuni SMU-nya.

Itulah alasan mengapa ia tidak bisa membalas satu pun suratmu hingga hari ini.

Terima kasih, namun silakan beralih ke gadis lain. Aku mengusir. Aku mengusir diriku dari hatimu. Umurmu sudah matang dan jika kau masih mengharapkan diri seorang Nyonya Musim Semi, hidupmu akan berantakan.

Aku mendukung hubunganmu dengan Rui. Aku yakin sekali bahwa dia adalah gadis yang paling cocok untukmu. Tipikal gadis pekerja keras. Kejarlah dia!

Dan maaf karena baru membalas suratmu sekarang. Sudah lima belas tahun dan ternyata kau belum menyerah juga.

Sekali lagi, maafkan aku, Tuan Musim Semi!

Atau harus kupanggil Yuuta? Haha, bercanda.

Yang pasti, aku minta maaf!

Jalanilah kehidupan yang lebih baik tanpa bayang-bayangku. Sekali lagi, maafkan aku.

Tertanda,

Nyonya Musim Semi (Emi Yamato)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro