7. Twisted 🔞

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

'Don't tell me to stop it, just let me on top and Baby, you want it.'

-Nicholas Bonnin-

***

Bola mata Heath hampir saja menggelinding saat membuka pintu apartemen dan menangkap Poppy tengah telungkup di atas sofa sembari mengutak-atik IPad. Bukan kehadiran gadis itu yang mengusiknya melainkan penampilan Poppy yang terkesan sengaja memantik nafsu pria. Sudah beberapa hari ini sejak insiden kebocoran saluran air yang benar-benar teratasi, termasuk karpet Joey yang kembali bersih, tanpa dosa Poppy lalu lalang dari apartemennya ke apartemen Heath hanya mengenakan celana dalam juga kaus kebesaran.

Garis bawahi. Celana dalam.

Terkadang memakai kaus crop top ketat yang menonjolkan dada dan selalu berkelakar kalau musim panas paling cocok memakai pakaian minim bahan.

Seminimal dia menggunakan otaknya!

Merasa diperhatikan, Poppy menoleh sembari menarik lolipop dari mulut. Tak sempat melempar ejekan, Heath berlalu masuk ke dalam kamar tuk mengambil selimut. Dia keluar lagi dan melempar kain besar itu untuk menutupi pantat bulat Poppy.

"Lain kali gunakan otakmu!" ejek Heath kesal. "Dan pergilah ke apartemenmu, Poppy!"

"Kenapa? Kau tak suka aku datang ke sini?" tanya Poppy seraya mengunggah foto-foto sewaktu terakhir kali liburan bersama teman-temannya. Dia menopang dagu seraya mengayunkan kaki dan senyum-senyum sendiri melihat jumlah pengikut di Instagram juga Pinterest naik secara signifikan.

Meski pekerjaan utamanya sebagai atlet skating, tidak menutup kemungkinan Poppy ingin melakukan hal lain sebagai travel vlogger.

Hidup hanya sekali, gunakan satu nyawa untuk berkeliling dunia berkali-kali.

Itulah motto hidup Poppy jikalau memang masa keemasannya di atas ring redup. Kalau orang lain bakal mendedikasikan diri menjadi pelatih skating, maka Poppy akan memilih jalan lain. Dia tidak mau menjajal hal yang serupa sebab sudah tahu bagaimana rasanya.

Kecuali bercinta dengan 'yang asli' bukan mainan.

"Kau menghabiskan kotak susuku?" teriak Heath dari arah dapur. "Sudah berapa kali kubilang, jangan menyentuh barang-barangku, Little trouble!"

Dia membanting pintu kulkas dan urung membuat secangkir latte panas sebelum menghabiskan waktu untuk tidur seharian.

"Sorry. Aku malas mengambil di kulkasku sendiri," elak Poppy berbarengan panggilan video dari Joey masuk. "Hei, Brother!" suaranya mendadak ceria dan membungkam Heath yang mau membalasnya.

Joey memicingkan mata dan bertanya,"Kau di tempat Heath?"

"Karena dia punya banyak persediaan makanan daripada kau," jawab Poppy santai. "Aku juga tidak mau memakai kamar mandi kita karena takut akan tersumbat lagi. So, here I am."

"Dia pikir ini tempat pengungsian apa?" gerutu Heath kembali ke kamar, mengambil handuk dan pakaian ganti. Begitu dia keluar, Poppy yang sedang berdebat bersama Joey entah tentang apa berseru menyebut nama Heath,

"Heath biasa-biasa saja melihat penampilanku, kau pikir dia bakal terangsang hanya karena aku pakai bikini? Kalau pun aku telanjang, adik kecilnya tidak akan bangun, Joey. Miliknya tetap tertidur manis."

"What the hell," ketus Heath berserobok dengan Poppy yang menanggalkan kaus, menyisakan bra hitam. Gadis itu berdiri, berjalan mondar-mandir di ruang tengah sambil sesekali berkacak pinggang membuat lekuk tubuhnya yang disinari pendar matahari kian menggiurkan.

Poppy membalikkan badan, mengarahkan kamera ke arah Heath. "Lihat, wajah temanmu saja datar kenapa aku harus khawatir? Sudah kubilang, adik kecilnya tidak akan bereaksi meski perempuan sekelas Adriana Lima melintas." Tanpa malu, dia terus mencerocos membenarkan opininya tanpa mengonfirmasi.

"Itu segelintir imajinasimu, Poppy. Pria tetap pria meski dia gay, kau tidak bisa menerka isi otaknya." Joey berkilah. "Kau pikir sopan mengenakan celana dalam seperti itu, hah! Andai aku pulang, sudah kubakar semua pakaian seksimu, Poppy!"

"Bakar saja, aku bisa beli lagi," tantang Poppy.

Pertengkaran itu membuat Heath bergegas ke kamar mandi dan membanting pintu sekeras mungkin. Sialnya, dia masih mendengar Poppy mempertahankan pendiriannya tentang berpenampilan nyaris telanjang di depan mata Heath.

Lelaki itu menghela napas panjang, mengusap wajahnya yang benar-benar dikuasai lelah. Semalaman tak tidur ditambah suasana apartemen yang ramai menghancurkan mimpi kecilnya menciptakan ketenangan. Tidak bisakah semesta membiarkannya seorang diri tanpa diganggu manusia lain? Tidak bisakah gadis gila di luar itu diam dan bersikap layaknya manusia normal?

Apa aku terlalu banyak menuntut padamu, Tuhan?

Satu hal lagi. Heath menggeram mendapati pusat tubuhnya membengkak tanpa aba-aba. Beruntung Poppy tidak menangkap sinyal-sinyal seperti yang dikatakan Joey. Bahwa gadis tidak bisa menerka isi kepala pria sesungguhnya. Heath mengepalkan tangan seraya mengumpat pelan, "Fuck..."

###

"Mau ke mana kau?" tanya Heath begitu Poppy melewatinya sembari menyemprotkan parfum. Semerbak aroma manis vanila berbaur woody juga bunga terendus sampai di lubang hidung Heath.
"Pakai kamar mandiku, menguras kulkasku, dan sekarang kau pergi seenakmu sendiri tanpa--"

"Kalau kuberitahu, kau pasti bakal merusak duniaku," sela Poppy memasukkan botol parfum ke dalam tas.

Dia merapikan kembali penampilannya berupa atasan merah berpotongan lebar dan lengan balon dipadu rok mini berbahan kulit. Tidak seperti biasanya, Poppy melapisi kaki jenjang dengan stoking juga high heels loafers. Rambut panjangnya ditata sedemikian rupa membentuk gelombang kecil menggemaskan.

"Aku pergi bersama Norah. Dia ada di depan kalau kau tak percaya," sambungnya.

Tak menjawab, Heath mengibaskan tangan seakan-akan mengusir Poppy selagi lelaki itu mengerjakan laporan kasus. Poppy mencebik kesal lalu mengacungkan jari tengah sebelum melenggang pergi.

Begitu pintu apartemen tertutup, Heath menyambar ponsel dan mengetik nama sebuah akun.

Norah Gibson.

###

Mendatangi sebuah kelab malam lebih dari tiga kali dalam seminggu bukan kebiasaan Poppy. Meski dia suka berhura-hura, bukan berarti menghabiskan sebagian besar waktunya di antara puluhan orang bersama gelas-gelas wiski sampai pagi. Adakalanya dia mendengarkan saran Joey walau mulutnya tidak mampu berkata manis.

Sekarang, dia berani berkata jujur kalau menerima undangan Norah menemui teman kencannya yang mengajak teman lain. Tentu Norah tak mau datang seorang diri layaknya betina minta digagahi. Apalagi semenjak Arya--si ratu dating app--pensiun, Norah lebih sering mengajak Poppy.

Di bawah temaram lampu merah dan biru yang menyorot bergantian, Poppy mengangkat gelas kristalnya sembari memaksakan diri tuk tertawa menanggapi lelucon pria berambut ikal. Namun, tanpa diketahui dua pria di depannya, Poppy mencolek paha Norah, mengirim isyarat jikalau kencan buta ini benar-benar membosankan.

Siapa yang peduli tentang investasi crypto?

Siapa pula yang bertanya tentang seluruh harta kekayaan yang katanya tidak akan habis tujuh turunan layaknya Prince William?

Siapa pula yang menganggapnya mirip aktor Henry Cavill jikalau tingginya saja beda jauh.

Telepati mereka cukup kuat, sehingga Norah menginterupsi kalau butuh ke toilet. Poppy mengekori dengan alasan ingin memperbaiki pulasan lipstiknya.

"Lipstikmu nanti juga akan pudar di bibirku, Manis," ujar pria ikal itu begitu percaya diri seraya mencolek dagu Poppy.

Sesampainya di toilet wanita, Poppy menyalakan keran dan membasuh dagunya sembari mengomel. "Fuck you, Norah. Kenapa kali ini zonk lagi?"

Norah menyandarkan punggung ke dinding meniup poni ikut-ikutan kesal karena teman kencannya jauh berbeda dari ekspektasi. Dia merasa bertemu salesman crypto bukan pengusaha properti layaknya yang tertuang dalam biografi dating app.

"Aku juga tidak tahu," bela Norah kini mencuci tangannya.

"Sia-sia aku dandan secantik ini," protes Poppy berkacak pinggang mematut diri di depan cermin. "Sudahlah, anggap malam ini malam terakhir kita bertemu mereka. Kau hapus dating app tak bergunamu dan blokir kontak mereka, Norah."

"Tanpa kau suruh juga akan kulakukan," ketus Norah. "Ayo keluar dan selesaikan--"

"Wait!" Poppy menahan lengan Norah. "Karena kita berdua di sini dan mereka di sana. Saranku jangan minum apa yang mereka tawarkan. Kalau melihat gelagatnya, instingku berkata bakal ada sesuatu."

"Kau selalu parno, Poppy."

"Kau jangan terlalu percaya orang lain, Norah."

"Oke-oke. Terserah kau."

"Hei, girls," sapa si pria menyambut kedatangan Poppy dan Norah. Tanpa aba-aba mereka mendaratkan ciuman mesra di pipi sembari mengendus wangi tubuh sensual dari balik rambut. "Aku pesankan minuman lagi. Tequila?"

Seketika Poppy melirik Norah lalu menggeleng pelan. "Aku nanti menyetir, Bradd."

"Come on, biar aku antar kau Poppy. Bukankah kita akan bersenang-senang malam ini? Norah bisa bersama temanku. Benarkan Ms. Gibson?"

"Nah... Aku lebih suka Poppy yang mengemudi." Norah meringis. "Lagi pula besok aku ada latihan. Tidak mungkin minum sampai hangover."

Lelaki yang dipanggil Bradd mendekati Poppy lalu menyingkirkan helaian rambut gadis itu ke belakang telinga. Dia menundukkan wajah dan berbisik,"Mau ke suatu tempat?"

Here we go.

Tangan Bradd tak tinggal diam. Mulanya mengelus pipi Poppy, lamat-lamat turun ke lengan yang membangkitkan sengatan listrik berpusar di perut. Sebisa mungkin Poppy menjaga ekspresinya agar tidak langsung menghadiahi pria kurang ajar ini bogem mentah. Semakin dibiarkan, tangan kasar Bradd mendekati pantatnya sebelum turun menggerayangi paha Poppy.

"Singkirkan tanganmu, Bradd," pinta Poppy mengepalkan tangan hendak melayangkan pukulan.

Bradd memiringkan kepala. "Kenapa? Bukannya kau suka?"

Tak takut, Bradd menggencarkan aksinya dan kemudian mengaduh kesakitan ketika seorang pria tinggi besar berbaju hitam dan berambut gondrong mencengkeram pergelangan tangannya.

"Apa kau tidak mendengar ucapannya?"

Dari nada bicara yang terkesan ingin mencabut nyawa orang, buru-buru Poppy membalikkan badan dan membeliak.

What the hell!

"Siapa kau?" tantang Bradd berusaha melawan. "Jangan ikut campur!"

Malas menjelaskan siapa dirinya, Heath melayangkan tinju tepat mengenai batang hidung Bradd. Lelaki berkemeja putih itu jatuh tersungkur membentur meja lain membuat gelas dan botol-botol minuman mengecup lantai sampai hancur berkeping-keping.

Bak kesetanan, Heath menendang dada Bradd dan menginjaknya hingga terbatuk-batuk. Sesaat iris abu-abu setajam elang tersebut beredar mengamati pandangan orang-orang padanya.

Heath mengulurkan sebelah tangan meraih gelas tequila. Dia menunduk, mencengkeram pipi Bradd dan menuangkan minuman itu ke dalam mulut sampai meluber ke lubang hidung. "Waktumu sekitar lima belas menit sampai obat perangsang yang kau campurkan bereaksi." Dia menegakkan tubuh, memindahkan injakan kakinya dari dada Bradd ke pangkal paha.

Kontan jeritan membahana memenuhi kelab itu. Orang-orang tak berani melerai, justru sibuk merekam aksi yang dinilai heroik meski agak sadis. Pria-pria yang menjadi saksi mata tak mampu membayangkan benda pusaka mereka ditekan sedemikian rupa oleh pria bertato macam Heath.

Puas menyiksa si pria hidung belang, Heath membalikkan badan hendak menyeret Poppy keluar. Sial sungguh sial, sosok gadis itu tidak ada di tempat membuat Heath mendadak berada di situasi sialan canggung. Dia berdeham, menerobos kerumunan tuk menemukan Poppy bersama Norah sebelum mereka terlalu jauh.

"Sialan!" umpat Poppy menggandeng tangan Norah. "Aku heran kenapa dia selalu muncul!"

"Tapi, dia menyelamatkanmu, Babe," elak Norah sesekali menoleh ke belakang. Dia melambaikan sebelah tangan kanan dan berteriak, "Heath!"

"Norah!" Poppy melepas genggaman tangannya secara kasar.

"Setidaknya kita harus berterima kasih, oke," bela Norah tak bersalah. "Dia mau membantumu, Babe."

"Aku benci kau!"

"Bencimu hanya lima menit," ujar Norah. "Heath, thank--"

Tak sempat menyelesaikan ucapan, giliran Poppy yang diseret Heath menuju parkiran. Norah hanya bisa melambaikan tangan saat Poppy mengacungkan jari tengah lalu berpaling ke arah Heath,

"Let me fucking go!"

Sebisa mungkin, dikunci rapat-rapat mulutnya meski saat ini emosi bergulung-gulung dalam dada Heath. Andai kata dia tidak membuntuti Poppy melalui Instagram Story Norah, Heath tidak akan pernah tahu akan ada kejadian menjijikkan seperti ini.

Apalagi instingnya selalu benar mengenai barisan pria yang dijaring dua gadis berandal itu. Apa mereka masih belum sadar jika angka penipuan, pemerkosaan, juga pembunuhan sekarang berasal dari hubungan dunia Maya? Apakah film dokumenter yang pernah viral beberapa tahun lalu tidak membuka sudut pandang mereka?

Selain itu, bagaimana bisa Poppy diam saja ketika tangan dan kakinya disentuh begitu saja oleh pria asing? Apakah dia menjajakan diri layaknya wanita malam? Atau dia sengaja mengundang kemarahan kakaknya dan menyulut pertengkaran Heath bersama Joey seperti kala itu?

Inilah kenapa Heath membenci manusia.

Pria yang sok berkuasa atas tubuh wanita.

Wanita yang terlalu lambat untuk melawan pelecehan.

Heath membawa Poppy pulang selagi menulikan telinga mendengar rentetan omelan gadis itu tanpa titik dan koma bahkan tanpa jeda menarik napas. Dia terus mengemudi saat Poppy memukul lengannya akibat dinilai terlalu ikut campur dan berkilah akan membalas Bradd sebelum kedatangan Heath.

"I fucking hate you, Heath!" bentak Poppy dengan mata melotot lalu membuang muka.

Sesampainya di apartemen, Poppy belum lelah merutuki sederet dosa Heath. Dia mendecih lalu melempari Heath dengan sepatu loafers hingga mengenai punggung ketika lelaki itu enggan memberi respons.

Bukannya menjawab, Heath memungut sepatu Poppy dan membuangnya ke tempat sampah tanpa dosa.

"Heath!" jerit Poppy makin terbakar amarah seraya terpincang-pincang menghampiri tong sampah kering lantas mengambil sepatunya. Dia mengekori Heath yang masuk ke dalam lift, melempar lirikan sinis. "Aku heran kenapa ada manusia sepertimu di dunia ini!"

"Aku tidak heran banyak wanita yang dibodohi pria," balas Heath saat kotak besi itu bergerak menuju lantai enam.

"Aku hampir melawannya, Heath." Poppy masih membela diri. "Sampai kau berlagak sok pahlawan!"

"Hampir, huh? Bisa saja kau terlalu menikmatinya seperti pelacur." Heath menyorot Poppy dari atas ke bawah dengan tatapan jijik. Serendah itukah gadis yang dijaga keluarga Joey?

Lift berdenting, Heath berjalan cepat sementara Poppy kesusahan mengejar langkah panjangnya melintasi lorong.

"Why do you fucking care, Asshole!" hardik Poppy menggema tempat sepi tersebut. "Tidakkah kau sadar kelakuanmu ini tidak menunjukkan tabiatmu sebagai dokter, Heath? Kau berlagak menyelamatkan nyawa manusia, tapi kau tidak pernah memperlakukan orang lain seperti manusia. Kau selalu menghancurkan kehidupan orang lain sesuka hatimu! Merasa kau paling benar! You're fucking jerk, Bastard!"

Bak ombak besar menghantam seluruh dinding pertahannya, Poppy meluapkan emosi tak peduli tetangga apartemen lain bakal mendengar pertikaian mereka. Biarlah semuanya tahu, di balik tangan dingin Heath yang sering menolong pasien-pasien sekarat ada sosok tak bernurani. Korneanya memerah tapi Poppy tak mau setitik air mata jatuh untuk bajingan di sana.

Diriku terlalu berharga untuk diremehkan pria seperti Heath!

Tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Irama napas Poppy begitu cepat merasakan atmosfer di sekitar mencekik tanpa ampun.

Seumur-umur Poppy tidak pernah memantik masalah dengan siapa pun. Tapi, sekarang? Kedamaian dalam dunia Poppy runtuh berganti neraka. Dia ingin merangkak keluar, sialnya titah Joey kepada Heath bermetamorfosis menjadi rantai yang mengikat tungkai.

Tidak ada cara melepaskan diri dari jeratan lelaki itu. Selama dia hidup berseberangan, Heath akan merusak kesenangan Poppy. Jadi, tidak salah kan bila dia mengamuk?

"Pria-pria yang kau hajar semuanya marah padaku dan hampir tidak ada yang mau mendekatiku karena kau, Heath!" tunjuk Poppy saat Heath masih membisu tak mau berkata-kata. Namun, sorot matanya terus menatap Poppy tanpa ada segelintir rasa bersalah.

"Karena Joey?" Poppy mendecih. "Fuck him! Sebenarnya kau ini apa? Kau ini hanya orang lain--"

Kalimat itu teredam manakala Heath mendorong Poppy ke tembok dan membungkam mulutnya. Iris cokelat Poppy melebar saat bibir Heath memagutnya--menguasai--begitu liar, kasar, dan tak ada ruang bagi Poppy mengambil jeda barang sedetik pun.

Poppy hendak memberontak, tapi bara nafsu yang terlanjur terpancing nyatanya melumpuhkan logika. Seluruh sel sarafnya langsung tunduk di bawah ciuman rakus Heath yang sarat akan amarah.

Afeksi yang sedari tadi terendap kini menggelora dan kian membara saat cecap lidah saling mendamba memenuhi lorong sepi itu. Manalagi perbedaan tinggi badan membuat Poppy kelabakan bukan main tuk mengimbangi permainan Heath.

Erangan terdengar pelan saat Heath menggigit bibir bawah Poppy sembari sebelah tangannya mencengkram dagu gadis itu. Sementara tangan lain bergerak turun membelai kaki kanan Poppy yang tak terbalut sepatu agar melingkari pinggulnya.

Poppy makin dibuat tak berdaya sampai tungkainya melunglai. Sialnya, sebagian kecil alam bawah sadar Poppy memekik karena tahu ini adalah hal yang salah.

Tapi, kenapa rasanya begitu beda?

Serasa jutaan kupu-kupu menari-nari dalam perut Poppy dan menggerombol dalam rongga dada. Serasa memandangi bunga api raksasa di antara gulita malam. Serasa menemukan kembali telaga setelah bolak-balik dibuai oleh fatamorgana.

Jemari kanan Heath merobek stoking Poppy lantas mengusap-usap layaknya pria bajingan itu perbuat pada gadis keras kepala ini.

"Heath..." racau Poppy terlena oleh ciuman itu.

Bagai dicambuk dari belakang, seketika Heath membuka mata. Tanpa memandang Poppy, dia melepas cumbuan lantas meninggalkan gadis itu seorang diri di lorong.

Dalam kondisi berantakan.

Tak sempat mengumpulkan pecahan kesadarannya yang menghilang entah ke mana. Poppy menjatuhkan diri di atas lantai mengamati jejak Heath yang lenyap di balik pintu apartemen. Jemari kirinya meraba bibir yang bengkak di mana sisa rasa Heath masih ada di sana.

Mimpi apa lagi yang sedang dijejaki Poppy sampai hal gila baru saja terjadi. Dia tidak tahu bagaimana mengembalikan debaran jantungnya yang berdentum-dentum. Dia juga lupa cara meraup udara di saat paru-parunya tak mampu bekerja.

Sayangnya, kepergian Heath tanpa sepatah kata itu membingungkan Poppy. Dia seperti dicampakkan setelah ... sesuatu dalam dirinya butuh pelepasan.

What's that?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro