(8)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pertarungan antara kelompok biru dan merah pun mulai. Luke Castellan sebagai pemimpin kelompok biru terlihat di garis depan dengan Percy di sebelahnya. Sedangkan pemimpin kelompok merah, Annabeth Chase tidak terlihat di garis depan bahkan di antara pasukan merahnya. Mungkin dia melakukan serangan kejutan nantinya.

Naruto berharap Percy melakukan serangan balik. Namun, ekspetasinya terlalu tinggi karena yang terjadi malahan Percy berlari ke sana kemari tanpa arah yang jelas. Bahkan ia beberapa kali menabrak pohon karena dikejar oleh pasukan kelompok merah.

Karena ia berlari tak tentu arah, ia tersesat di sebuah sungai. Lelah dan haus, ia terpaksa meminum air sungai. Sembari meminum air sungai itu, tak sengaja ia melihat bayangan bendera kelompok merah yang terpantul dari air sungai itu.

Ia pun membulatkan matanya, dan segera menengadahkan kepalanya untuk melihat apakah benar atau tidak. Ternyata benar. Ada bendera kelompok merah di seberang sungai.

Percy berlari menuju seberang sungai. Sungai yang ia lewati pun dangkal, bahkan hanya sampai mata kakinya saja.

Ia pun sampai, namun ketika sampai seseorang jatuh di depan bendera merah itu yang membuatnya dirinya jatuh juga karena kaget.

Percy melihat siapa yang jatuh terus mengkagetkan dirinya. Ternyata ia adalah Annabeth Chase, Demigod dari Athena.

"Tak kusangka bahwa anak baru bisa juga sampai kemari dengan selamat." Ucap Annabeth dengan meletakkan tangan kanannya yang memegang pedang ke pinggangnya.

"Itu membuktikan bahwa aku adalah demigod paling berkontribusi." Balas Percy menahan kecemasannya.

Cemas karena yang didengar dari temannya, Naruto dan Grover bahwa Annabeth tidak pernah segan-segan melawan musuhnya, apalagi jika itu anak baru.

"Oh, benarkah? Buktikan kalau begitu." Tantang Annabeth.

"Baiklah, akan kubuktikan." Timpal Percy. Ia pun maju dengan mengayunkan pedangnya ke arah Annabeth.

Sebagai demigod Dewi Athena, Annabeth tidak kalah. Ia tentu saja membalas ayunan pedang Percy. Ia mengayunkan pedangnya berkali-kali. Tapi, Percy tak kalah tangguh, walaupun terkadang ia hampir jatuh akibat ayunan kuat pedang Annabeth.

Slashh...

Pedang Annbeth mengenai lengan Percy ketika Percy lengah. Karena lengannya terluka, Percy tak sengaja menjatuhkan pedangnya. Annbeth memanfaatkan hal itu dengan mendorong Percy menggunakan kaki kanannya.

Brakk...

Percy pun terjatuh, wajahnya terkena batu-batuan yang membuat wajahnya terkena goresan sedikit. Bersamaan dengan hal itu, semua pasukan merah dan biru datang untuk melihat pertarungan Percy dan Annabeth.

Begitu juga dengan Chiron, Naruto, dan Grover. Mereka terkejut melihat Percy terjatuh dengan luka yang parah. Pedangnya bahkan jatuh di dekat tubuhnya.

"Percy!!" deru Naruto dan Grover khawatir. Mereka mencoba menghampiri Percy, namun dihalangi oleh Chiron.

"Jangan, biarkan saja. Ini pertarungan mereka." Ujar Chiron. Naruto dan Grover mengangguk, namun dalam hati mereka khawatir.

"Heh! Kau bilang bahwa kau demigod berkontribusi, tapi apa yang kau buktikan hanyalah omong kosong." Ejek Annabeth. Ia memandang Percy rendah yang sekarang sedang telungkup.

Percy mengabaikan hal itu, ia malah menyeret tubuhnya ke arah sungai yang tadi ia minum airnya.

"Pergilah menuju air sungai itu, Percy. Air adalah kekuatan kita, itu bisa membuatmu kuat." Suara seseorang dengan nada berat terdengar di telinga Percy.

Percy tidak membalasnya, namun tetap menyeret tubuhnya ke arah sungai. Sesampainya di pinggir dekat sungai, ia mengulurkan tangan kirinya yang terluka. Segera air sungai itu naik secara ajaib ke arah tangan Percy, lalu naik lagi menuju wajahnya yang terluka sedikit.

Ajaib! Air tadi menyembuhkan Percy. Lukanya menutup begitu saja. Ia terkagum. Segera ia bangkit dan mengambil pedang yang di dekat tubuhnya.

Semua orang yang ada di sana memandangnya takjub, kecuali Naruto, Annabeth, dan Chiron. Naruto tahu bahwa hal itu terjadi karena ia diberitahu Aunt Diana bahwa setiap demigod seorang dewi/dewa memiliki sebuah telepati untuk membantu putra, putri, dan/cucu-cicit mereka.

Annabeth tanpa membuang waktu menyabetkan pedangnya ke arah Percy. Percy menghindarinya ke samping kiri dengan lihai. Ia pun segera membalas serangan Annabeth dengan sabetan kuat. Ditahan oleh pedang Annabeth. Percy menekan kuat pedangnya agar bisa melemahkan genggaman pedang Annabeth.

Annabeth yang tak ingin terlihat kalah segera mengelaknya, menghindar lalu mencoba melukai tangan kiri Percy. Namun, Percy menahannya dengan pedang miliknya. Ia pun menekannya, karena tenaga yang berbeda dan banyak melakukan gerakan fisik, Annabeth melemas pegangannya. Percy menggunakan hal itu untuk memutar pedangnya dan melempar pedang Annabeth jauh-jauh menggunakan pedangnya.

Trangg...

Bunyi dua besi tajam berdentingan, pedang milik Annabeth pun jatuh. Percy segera menodongkan pedangnya ke arah leher Annabeth.

"Aku memenangkannya." Ujar Percy dengan helaan napas yang coba ia kendalikan.

Annabeth hanya memandang dirinya datar, untuk yang lain hanya menatap kagum. Lain dengan Chiron dan Naruto, mereka terlihat bangga.

Annabeth hanya menyingkirkan tubuhnya ke arah kanan saat Percy maju untuk mengambil bendera milik kelompoknya. Percy pun mengambilnya lalu mengibar-ngibarkannya ke atas.

"Kita menang!" serunya bangga.

.
.
.
.

Malam harinya, Percy dan seluruh kelompok biru merayakan kemenangan mereka. Mereka juga mendapat ucapan selamat dari kelompok merah yang merupakan lawan mereka tadi pagi.

Percy sedang mengambil makanan dengan Naruto dan Grover. Tapi ketika mereka ingin pergi menuju meja makan, mereka dihentikan oleh Annabeth.

"Bolehkan aku berbicara dengan Percy?" tanyanya.

Naruto, Grover, dan Percy saling memandang satu sama lain. Percy menolehkan pandangannya ke arah Annabeth.

"Boleh." Jawab Percy singkat. "Kalian pergilah." Ucapnya menyuruh Naruto dan Grover pergi. Dan itu disanggupi oleh mereka.

"Selamat." Ucap Annabeth singkat selama mereka berjalan.

Percy terkejut dan menoleh ke arah Annabeth. Ia lalu tersenyum. "Terima kasih. Kau juga tadi hebat sekali." Balasnya sambil memuji.

Annabeth tersenyum kecil. "Emm. Apa hubunganmu dengan Naruto?" tanyanya penasaran. Ia begitu karena tidak sembarang orang bisa ada di dekat Naruto karena bocah berambut kuning duren itu punya watak dingin tak tertandingi. Bahkan Benua Antartika pun kalah. Mungkin 5% saja kedinginan Benua Antartika dibandingkan sifat es Naruto. Bahkan ia bergidik ketika mendapat tatapan Naruto yang setajam elang.

"Ah, dia, emm... sahabatku. Yah, sahabat karibku." Jawab Percy sambil gugup. Tak mungkin ia membongkar identitas Naruto yang memiliki darah tiga dewa tertua di Mitologi Yunani. Apalagi ia juga berjanji kepada Naruto untuk tidak membongkarnya.

"Ohh, pantas." Balas Annabeth maklum.

Percy mengangkat alisnya bingung. "Memang kenapa?" tanyanya polos.

"Ti---" perkataan Annabeth karena sebuah api unggun yang tadinya kecil tak terlalu besar tiba-tiba membesar membentuk makhluk buruk rupa yang amat menyeramkan. Siapa lagi jika bukan Hades, sang penguasa Underworld.

"Di mana Percy Jackson?" tanyanya dengan suara berat yang menggema. Semua pekemah telah berlarian melarikan diri agar tak terkena amukan makhluk itu.

Percy terkejut lalu ia marah setelah mengingat kejadian kemarin malan yang merengut ibunya. "Aku Percy Jackson. Di mana ibuku, makhluk sialan?" tanyanya sambil mengumpat marah dengan melangkahkan kakinya mendekat ke arah api unggun yang menyala-nyala.

Grover menghampiri Percy dan Annabeth yang kini sedang berada di dekat api unggun. Sedangkan Naruto, ia hanya terdiam memandang datar ke arah kakek tertuanya itu. Lalu ia pergi begitu saja. Seakan-akan ia tidak peduli dengan Percy yang pamannya atau Hades kakek tuanya yang membuat masalah dengan pamannya.

"Ah, Percy Jackson. Kau tahu bahwa aku telah mendapatkan ibumu, kan? Jika kau ingin dirinya kembali utuh, 10 hari dari sekarang pergilah menuju Underworld dengan membawa Lightning Bolt miliki Zeus yang telah kau curi." Perintah Hades mutlak.

Percy marah. "Kau bajingan sialan. Saat itu aku berumur 5 bulan, mana mungkin aku bisa mencuri sebuah Thunder Bolt yang bahkan senjata dewa. Di mana otakmu, dewa tengik?" raungnya dengan penuh umpatan.

Annabeth dan Grover terdiam karena hal itu bukan urusan mereka. Tapi jika Percy berbuat hal yang nekad, mereka akan menghentikannya.

"Aku tidak ingin tahu tentang hal itu. Berusahalah. Jika tidak, ibumu akan mati." Ucap Hades bersikeras, setelah itu ia menghilang dan api unggun yang tadinya besar menjadi kecil.

Percy mengeratkan kepala tangannya. "10 hari, yah." Gumamnya sambil menundukkan kepalanya. Lalu ia menenggadahkan kepalanya. "Kita berangkat malam ini, Grover." Tambahnya.

Mereka segera pergi ke pondok masing-masing untuk mengepak barang-barang yang ingin dibawa. Namun, dalam perjalanan Annabeth bersikeras untuk ikut dalam misi mendadak itu. Percy menolaknya karena takut itu akan membuat kekacauan dalam Camp Half Blood, tapi Annabeth keras kepala ingin ikut. Karena kekerasan kepala Annabeth, Percy mengiyakan saja. Setelah itu, Annabeth pun pergi ke pondoknya untuk membawa barang yang penting.

Perjalanan Grover dan Percy terhenti karena Naruto menghadang mereka dengan membawa tas di punggungnya dan dua tas dibawa di tangan kanannya. Ia pun memberikannya kepada Grover dan Annabeth.

"Itu tas kalian. Selama kalian berbicara dengan Hades, aku mengepaknya. Barang yang kalian bawa adalah pedang, pakaian selama tiga hari, dan bekal. Untuk sisanya, kita minta pada Luke, putra Hermes untuk membantu misi dadakan ini." Jelas Naruto.

Percy dan Grover terkagum-kagum dengan Naruto. "Bagaimana kau tahu bahwa kita akan pergi malam ini?" tanya Percy penasaran.

"Kedatangan Hades, aku juga tahu tentang masalah ini dari bibiku dan ketiga kakekku itu." Balas Naruto.

"Ohh." Angguk Percy dan Grover. Mereka segera menuju pondok Athena untuk menunggu dirinya. Naruto diberitahu Percy selama perjalanan ke pondok Athena.

Terlihat Annabeth sudah selesai mengepak barangnya.

"Hai, Annie." Sapa Naruto.

"Hei, Fish cake. Berhentilah memanggilku seperti itu." Desis Annabeth.

Naruto tersenyum datar. "Ini mulutku, bukan mulutmu. Terserah jika aku memanggilmu seperti, Annie." Balasnya membungkam Annabeth.

"Tchh, terserah." Ucap Annabeth berlalu pergi menuju Percy.

Karena tidak ingin ada pertengkaran, Percy menengahi mereka a.k.a Naruto dan Annabeth. Naruto menurutinya, lalu menyuruh mereka untuk ikut dengannya ke pondok Hermes.

"Luke! Kami butuh peralatan yang berguna untuk misi mendadak ini." Ucap Naruto to the point.

"Seperti biasa to the point." Sindir Luke halus.

"Cepat lakukan saja." Desak Naruto. Segera Luke mengambil barang yang diperlukan tim Naruto. Barang itu seperti sepatu terbang, perisai perunggu, dan peta.

"Seperti biasa, cekatan seperti Hermes." Puji Naruto.

"Jangan bahas dia." Desis Luke tajam.

"Hn." Gumam Naruto.

Segera Naruto memberikan semua barang itu kepada Percy, sedang untuk peta ia yang membawanya.

"Semoga kau berhasil, kawan." Semangat Luke kepada kawan-kawannya.

"Hn/Ya/Baiklah." Jawab Naruto, Percy, Grover, dan Annabeth.

Mereka pun langsung pergi, setelah mengucapkan terima kasih kepada Luke. Perjalanan mereka yang menegangkan baru saja dimulai.

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro