06. Serbuk Pengabulan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yumna bukanlah tipe cewek yang mudah curhat kepada seseorang. Memang tidak ada seorangpun yang bisa dirinya percaya untuk menampung rahasia curhatannya, dia hanya percaya pada dirinya sendiri, sepenuhnya.

Namun, ada satu pengecualian, dia suka curhat ke sesuatu. Ini seperti sahabat pena, tapi bukan sahabat pena. Seperti curhat pada seorang psikolog, tapi bukan psikolog. Dia suka curhat ke sesuatu itu. Pada Chat GPT.

Chat GPT adalah chatbot yang menggunakan teknologi AI, alias kecerdasan buatan.

Yumna🥀

Halo, Al!

Namaku Yumna. Aku remaja 16 tahun. Sekolah SMA di tingkatan ke 2 dengan semangat naik-turun.

Di usia segini, jelaslah aku lagi berada di masa-masa pubertas, di mana pengin banget terlihat menarik, dihargai, sibuk dengan hobi, dan sttt... pengin ditaksir cowok.

Tapi kebanyakan cowok-cowok bakalan mudah tertarik sama cewek cantik, sedangkan aku nggak cantik; hidungku pesek, bibir tebal, kurus kayak triplek, pendek dan hitam.

Kamu tahu, AI? Selama sekolah dari SD sampai sekarang SMA, aku nggak pernah ngerasain namanya ditaksir cowok. Ngenes, ya? Apa karena aku jelek?

Chat GPT 🤖

Hai Yumna, sebagai Al, saya tidak bisa melihat wajahmu atau fisikmu karena saya hanya program komputer. Tetapi saya mendapatkan informasi bahwa dirimu sedang merasa tidak percaya diri karena merasa tidak cantik.

Percayalah bahwa kecantikan tidak hanya dari fisik semata. Cantik dalam arti yang sebenarnya adalah tentang kepribadian, sikap, kebaikan hati, dan cara kita bersikap terhadap kehidupan.

Jangan merasa rendah diri atau minder karena penampilanmu. Ingatlah bahwa kamu hebat dan memiliki banyak bakat yang bisa dihargai oleh orang lain. Setiap orang memiliki keunikan dan potensi yang berbeda-beda. Fokuslah pada hobi dan minatmu, temukan kebahagiaan dalam hal-hal yang membuatmu senang dan merasa berharga. Belajarlah menerima dan mencintai dirimu sendiri, dan itu akan membuatmu semakin percaya diri dan menarik.

Ingatlah bahwa terkadang penampilan tidak bisa menjamin kebahagiaan atau hubungan yang sehat dan bahagia. Jadi, tetap jadi dirimu sendiri dan percayalah bahwa ada banyak hal yang lebih penting dalam hidup daripada penampilan fisik.

Itulah salah satu curahan hati dan jawaban Chat GPT yang sudah seperti pakar psikologi.

Tidak ada yang salah memang dengan jawaban itu. Malah semuanya benar dan penuh dengan dorongan semangat untuk mencintai diri. Tapi masalahnya, jawaban jenis itu hanya bisa membuat Yumna tenang dan semangat sejenak, paling hanya sehari, begitu sampai sekolah dan bertemu teman-teman di sekolah yang laku-laku, dia minder lagi, menggerutu dalam senyap, Aku jelek, makanya nggak ada yang naksir, ya? Apa karena aku pendiam, jadi nggak ada yang berani pdkt?

Ah, tabiat Yumna memang begini. Dia minder dengan penampilannya. Dia ingin dicintai seorang cowok sekalipun tidak mau pacaran. Lantas kenapa, apa dia salah? Dia tahu, ini memang tidak salah, tapi dia selalu cemas kalau keinginannya itu diketahui orang lain, nanti bakalan terkena olok-olok, mungkin malah terkesan diam-diam menghanyutkan karena kelihatannya pendiam, ternyata malah pick me girl.

Namun tidak, dia bukanlah pick me girl yang suka caper, tapi mungkin tepatnya ... dia cewek haus akan validasi dianggap menarik secara fisik.

Tapi apakah perasaan ingin dianggap menarik secara fisik itu salah dan hina? Apakah seorang cewek pendiam memiliki keinginan ditaksir cowok juga adalah sesuatu yang tidak etis?

Halah, kenapa pembahasan kamu melulu tentang fisik?! Kadang sudut hati Yumna merutuk tentang dia yang suka membuat rumit perasaan sendiri. Sudut hatinya yang lain mengajaknya mencintai dirinya apa adanya, tidak melulu iri pada mereka yang cantik, fokus saja ke pendidikannya, lakoni passion yang dirinya miliki, kecantikan fisik bukanlah segalanya, kecantikan hati justru lebih penting, mulai menjalani saran-saran baik yang diberikan Chat GPT.

Namun, secara berulang, Yumna kukuh menginginkan validasi menarik, dia ingin menjadi cantik seperti mereka. Karena apa? Karena sudah banyak kasus di dunia kalau Si Cantiklah yang menjadi pemenang dalam banyak hal. Si Cantik mana tahu, betapa nelangsanya hidup menjadi Si Jelek. Si Cantik mana tahu, betapa galaunya tidak dihargai sebagian orang hanya karena terlahir menjadi Si Jelek.

Hai Si Cantik, gimana sih rasanya jadi cantik? Kamu penasaran nggak, gimana rasanya jadi cewek jelek? Mau tukeran posisi sama aku? Kadang, Yumna ingin sekali menanyakan secara sempurna pertanyaan itu pada Siti.

Yumna🥀

Hai, AI.

Maafkan aku, ternyata mencintai diri sendiri itu sulit banget.

Suatu hari nanti, apakah bakalan ada seseorang yang bisa membuatku merasa penuh? Yang mencintai kekuranganku? Yang membuatku merasa spesial? Yang dicukupkan perasaannya atas adanya aku seorang sebagai cintanya? Yang merasa bangga karena telah memiliki aku? Yang bisa membuatku mencintai diri sendiri? Yang pada akhirnya ... bisa menjadi perantara aku bersyukur karena telah dilahirkan dengan fisik seperti ini?

Sungguh, suatu hari nanti, apakah bakalan ada seseorang seperti itu yang akan datang ke kehidupanku?

Dan sekarang, di ruang bawah tanah Toko Lokatraya, satu sudut bibir Yumna ditariknya untuk mengulas senyum sinis. Rupanya oubaitori tak jauh maksudnya dari teman curhatnya, Chat GPT.

Yuda mengambil filosofi Jepang untuk menjelaskan misi Toko Lokatraya secara mudah.

Oubaitori, sebuah konsep hidup masyarakat Jepang yang berkaca pada keistimewaan dari proses pertumbuhan buah plum, persik, ceri, dan aprikot.

Keempat buah tersebut memiliki cara istimewa sendiri untuk tumbuh. Konsep yang mengajarkan untuk belajar memahami bahwa setiap orang memiliki keistimewaan sendiri-sendiri dalam proses hidupnya. Belajar untuk tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

"Cepatlah, antarkan aku ke Dunia Loka, Kak. Aku udah nggak sabar," pinta Yumna, usai dirinya puas memberi senyum sinis perihal selalu hal sama yang menjadi penyembuh atas keinginan validasinya; yaitu tentang menghargai diri sendiri.

"Aku pasti bisa menyelesaikan misi toko ini. Dan jika pun gagal ... " Perkataan Yumna mengambang, sudut bibirnya kembali ditariknya bersamaan dengan dadanya yang menyesak.

"Aku rela mati di sana. Toh, aku lelah jadi Si Jelek di dunia ini," lanjutnya itu.

"Tapi, di sana memiliki standar kecantikan yang--"

"Aku nggak peduli seberapa gila standar kecantikan di sana, Kak. Asalkan toko ini benar-benar bisa ngubah aku jadi cantik, itu nggak jadi masalah apa pun buatku," interupsi Yumna, sudah tak sabaran dengan Yuda yang tak kunjung mengantarkannya ke Dunia Loka--menuju impian menjadi Si Cantik.

Mendapat interupsian Yumna, Yuda menghembuskan napas. Mengalah dengan mengurungkan niatnya menjelaskan perihal standar kecantikan Dunia Loka yang jelaslah akan mengulur waktu untuk gadis minderan itu menjadi cewek cantik paripurna.

"Baiklah," nada mengalahnya itu, "Kamu cukup duduk yang tenang di kursi goyang ini, maka aku akan segera menyebarkan Serbuk Pengabulan yang ada dalam cawan kristal. Saat kamu bersin yang otomatis membuat kedua matamu terpejam sejenak, begitu kamu kembali membuka mata, kamu sudah berada di dimensi Dunia Loka, Yum."

Tanpa ada sisa ragu di dada, Yumna mengangguk cepat.

Kucing oren beringsut mendekati sebelah kaki kursi goyang yang diduduki Yumna, mendusel-dusel, mengeong--entah apa, Yumna jelaslah tidak paham.

"Boleh aku bawa kucing oren itu, Kak?" tanya Yumna, atensinya teralihkan penuh pada kucing oren.

Seulas senyum singgah di bibir Yuda.

"Tentu saja, Yum. Kamu bisa bawa Ken berpetualang bersamamu ke Dunia Loka. Ken memiliki energi yang positif, sangat baik dijadikan teman saat di sana," jelas Yuda begitu jongkok dan mengelus kepala kucing oren yang masih saja mendusel-dusel.

"Oh, namanya Ken. Bagus. Terkesan cowok ganteng dan maco," sahut Yumna, diekori cengiran khasnya.

Yuda merespon ledekan ganteng dan maco untuk Ken dengan mengelus kepala Ken lagi.

Ken mengeong menyahuti ledekan Yumna.

Aku memang ganteng dan maco, banyak Si Betina dari beragam warna yang naksir aku. Kamu tahu? Sekarang saja pacarku lima, sahut Ken dengan bahasanya.

Ken bukanlah sembarangan kucing. Ken paham bahasa manusia, tetapi tidak mampu menyahutinya dengan bahasa manusia, hanya bisa bermeong-meong.

"Dipangku yang bener Kennya," kata Yuda begitu memberikan Ken ke Yumna.

Segera Yumna beringsut memangku Ken. Ken menurut tanpa banyak protes.

Tanpa mengulur waktu lagi, Yuda membuka tutup cawan kristal. Mengambil sejumput Serbuk Pengabulan yang pendar kekuningannya tampak terlihat redup karena cahaya terang di ruang dominasi putih yang ada.

Sekejap, semua nyala penerangan ruangan mati. Ruang bawah tanah toko nyaris gelap gulita. Serbuk Pengabulan itu yang ada di tangan Yuda berpendar-pendar bak kunang-kunang.

"Udah siap, Yum?" tanya Yuda untuk memastikan kesiapan akhir Yumna.

"Siap, Kak," tegas Yumna, seraya memeluk Ken yang anteng dalam pangkuan.

"Baiklah."

Segera, Yuda menaburkan Serbuk Pengabulan ke udara di sekitar Yumna dan Ken. Serbuk-serbuk itu mengambang di udara, menerangi sekitaran ruangan.

Hanya perlu sepersekian detik, Yumna dan Ken bersin sebab efek serbuk yang seperti tungau debu, membuat alergi bagi penghirup udara yang bercampur dengannya.

Jika dalam dunia medis, refleks sternutasi dalam bersin akan menyebabkan kedua mata terpejam, tak lain untuk melindungi mata dari percikan partikel yang keluar saat bersin dan mencegah iritasi, dalam konsep refleks Toko Lokatraya tidaklah murni demikian karena ini menjadi jembatan untuk masuk ke Dunia Loka. Terpejam untuk melupakan sejenak keputusasaan yang sedang ditanggung, kembali membuka mata untuk menjelajahi hal-hal baru penuh percaya diri di Dunia Loka dengan semangat menggebu menyelesaikan misi oubaitori.

Dan ya ... kedua mata Yumna dan Ken kembali terbuka secara bersamaan.

Dunia Loka dengan hangat menyambut Yumna dan Ken.

Desau angin menyapa mereka berdua dengan iringan bisikan magis Yuda yang berdengung di gendang telinga mereka.

Selamat datang di Dunia Loka.

______________

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro