14. Hadiah Tandingan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi ini, suasana di dunia Nidavellir sedang berjalan baik-baik saja, terutama bagi Brokk dan Sindri. Bisnis mereka berjalan sukses. Mereka mengandalkan kecepatan bagi para pelanggan, tak seperti yang dilakukan Ivaldi. Mereka berdua tahu, bahwa keinginan pelanggan adalah segalanya, dan Ivaldi tak pernah mendengarkan hal itu. Maka, di suatu hari, mereka memutuskan untuk membuat lokakarya sendiri, dan jadi tenar sekarang. 

Pagi ini, Brokk masih saja rebahan di kasur empuknya dalam suatu kamar di lokakaryanya yang besar bagai istana. Jam kerjanya baru akan dimulai siang hari. Sebelum waktu yang ditetapkan tiba, ia tidak akan mau beranjak dari tempat tidurnya. Meskipun sepupunya Sindri telah mengomel, ia tetap tidak peduli. Baginya, karena ia sudah bekerja cepat, ia pun berhak untuk beristirahat lebih lama.

Namun, pagi ini sedikit berbeda. Biasanya, Sindri akan membangunkan Brokk dengan susah payah. Kini, Sindri hanya perlu membawa secarik kertas surat yang datang dari Asgard untuk sepupunya yang pemalas itu.

"Bangunlah. Ada pesanan untuk kita, datang dari Asgard."

Brokk mengernyit. Dengan enggan, ia duduk di tepi tempat tidur sembari masih menguap dan mengucek-ucek mata. "Dari siapa pun itu, aku tak peduli. Belum waktunya aku bekerja."

"Ini pesanan untuk Dewa Odin. Apakah kau masih berpikir untuk menundanya?"

Begitu mendengar Sindri menyebut nama Odin, Brokk langsung beranjak dari tempat tidur. "Dewa Odin, katamu?"

Sindri mengangguk. "Iya untuknya. Yang memesan adalah Dewa Thor. Kau tahu, betapa reputasi kita akan naik pesat bila berurusan dengan keluarga kerajaan Asgard."

Tentu saja, Brokk tidak mau melewatkan kesempatan ini. Maka, ia pun mulai menyusun konsep mengenai benda apa saja yang harus ia ciptakan untuk ketiga orang dalam daftar pesanan. Nama-nama mereka adalah Thor, si pemesan jasa. Lalu ada Odin dan Frey. Dalam surat, tidak dituliskan secara spesifik apa yang harus dibuat. Yang jelas, dalam catatan di akhir surat tertulis bahwa ketiga benda harus merupakan produk terbaik yang pernah Brokk dan Sindri ciptakan selama beberapa dekade terakhir.

"Benda-benda apa yang bisa kita ciptakan dan terbaik untuk mereka semua?" gumam Brokk, sembari terus menulis di atas kertas untuk mematangkan konsep.

Setelah konsep dibuat, Sindri dan Brokk mulai bekerja. Mereka pergi ke ruang penempaan. Pesanan para pelanggan lain dibiarkan menunggu. Pekerjaan dari Thor harus didahulukan.

Di ruang kerja, Sindri melempar kulit babi ke dalam tungku perapian dan meminta Brokk meniupkan alat ubub, yakni pompa api yang memiliki dua pegangan. Bila dipompakan, maka akan mengeluarkan udara. Brokk harus memompa ubub tanpa henti, seraya mengucapkan mantra-mantra sihir.

Namun tiba-tiba, seekor lalat seketika datang dan menggigit lengan Brokk. Itu adalah lalat yang sama, yang mendengarkan percakapan Thor dan Sif tempo hari. Meski digigit, Brokk tetap tidak berhenti meniupkan ubub. Ketika selesai, dengan berbagai sihir yang dicampurkan, Sindri mengangkat seekor babi jantan berbulu emas dari tungku perapian.

"Namanya, Gullinbursti," ucap Brokk, seraya menepuk-nepuk kepala si babi.

Babi emas itu dinamai Gullinbursti, dapat berpacu dalam udara maupun di permukaan air lebih cepat ketimbang kuda. Bulu emasnya pun mampu menerangi gua paling gelap sekali pun.

Berikutnya, Sindri melempar emas ke dalam tungku perapian dan memberi Brokk perintah yang sama. Lalat yang sama pun datang kembali, dan kali ini ia menggigit leher Brokk, jauh lebih kuat dari sebelumnya. 

"Apa-apaan lalat ini!" keluh Brokk setelah berhasil mengusir serangga tersebut dengan mengibaskan satu tangan.

"Ada apa?" tanya Sindri.

"Tadi ada lalat mengganggu. Tapi, sekarang sepertinya sudah pergi.

Setelahnya, Brokk tetap dapat bekerja dengan tenang. Ia masih bisa meniupkan alat ubub, hingga pesanan benda kedua selesai dengan sempurna, yaitu sebuah cincin.

Cincin berlapis emas yang berkilau tersebut dinamainya Draupnir. Keajaiban cincin tersebut adalah di tiap malam kesembilan, ia akan meneteskan delapan cincin lain yang sama berkilaunya dengan jari si pemakai.

Selanjutnya benda terakhir, Sindri melempar besi ke dalam tungku perapian. Kemudian, kembali Brokk meniupkan alat ubub sembari mencampurinya dengan mantra sihir. Dan, lalat itu kembali datang. Kali ini tanpa Brokk waspadai, serangga tersebut terbang mendekat ke arah mata. dalam sekali hinggap, si lalat kini berhasil menggigit kelopak mata Brokk.

"Aww!! Aghhh! Lalat sialan!"

Brokk berteriak kencang. Lalat itu berhasil menggigitnya hingga kelopak matanya meneteskan darah. Lalu, dengan gusar Brokk mengusir lalat itu dengan kedua tangan. Alat ubub ia letakkan begitu saja di lantai lokakarya. Kali ini, pekerjaan meniup ubub sang kurcaci benar-benar terhenti. Padahal, untuk mendapatkan hasil yang benar-benar sempurna, ubub tak boleh berhenti dipompa dan mantra sihir tak boleh berhenti diucapkan.

"Ada apa? Apa yang kau lakukan?!" Sindri sampai gusar melihat Brokk. "Kau mengacaukan ciptaan kita yang ketiga!" 

"Diam, kau! Aku sampai berdarah-darah seperti ini, kau malah membicarakan kesempurnaan! Sudahlah, yang penting cepat!" omel Brokk, seraya mengambil kembali ubub miliknya dan melanjutkan pekerjaan. 

Pada akhirnya, pekerjaan ketiga tetap selesai. Benda tersebut adalah palu godam yang terbuat dari besi. Kemudian, palu tersebut diberi nama Mjolnir. Keajaiban yang dimiliki benda ketiga tersebut adalah cukup kuat untuk meratakan gunung, menghancurkan apa pun yang dibidik oleh si pelempar, dan akan selalu kembali pada tangan yang melempar.

Namun, tetap saja, palu tersebut memiliki kekurangan. Pegangannya sedikit pendek. Semua ini karena seekor lalat yang berhasil mengganggu dan memecah konsentrasi pekerjaan Brokk dan Sindri.

Apakah lalat itu sebenarnya? Atau yang lebih tepat, siapakah lalat itu sesungguhnya?

Tentu saja, si lalat pulang sembari tertawa-tawa menuju kamarnya di istana Valaskjalf di Asgard. Di hadapan Sigyn, si lalat terlah berubah wujud kembali ke bentuk asalnya, yakni Loki. Setelah memiliki tubuhnya kembali pun, Loki masih tetap tertawa menyeringai.

"Kau ini, benar-benar! Sudah kubilang, jangan lakukan apa pun pada hal-hal yang dilakukan Thor dan Sif!" omel Sigyn. Akan tetapi, suaminya tidak menggubris. Ia tetap saja puas pada apa yang telah ia lakukan pada Brokk dan Sindri.

"Dan aku juga sudah bilang, aku tetap ingin membalaskan sesuatu pada mereka! Meski untuk hal itu, pihak lain yang harus jadi korbannya sedikit," ucap Loki sembari terkekeh. 

Sigyn mendengkus. "Ya sudah. Yang penting kau bisa pulang dengan selamat. Tak ada yang tahu kalau lalat tadi adalah dirimu, bukan?"

"Tidak ada kok, tenang saja." Loki tersenyum jahil, yang terpaksa ditanggapi senyuman saja oleh Sigyn.

Keesokannya, utusan Brokk dan Sindri mengantarkan hadiah-hadiah tersebut pada Thor, yang kemudian langsung dibawakan ke hadapan Odin dan para dewa lainnya. Palu godam Mjolnir adalah untuk dirinya sendiri, sementara babi Gullinbursti untuk Frey, dan cincin Draupnir dipersembahkan pada Odin.

Tentu saja,  Frey dan Odin terkesima menerima kedua hadiah tersebut. Namun, kesan pertama yang dibuat tetaplah yang paling berkesan. Hadiah yang mereka terima pertama kali berasal dari Loki, dan mereka menganggapnya sebagai pencetus ide bagi Thor untuk memberikan hadiah juga. 

Terutama bagi Frey, kapal besar Skidbladnir tampak lebih megah ketimbang seekor babi berbulu emas. Namun, ia tak mengatakannya agar tak timbul kekacauan.

Tentu saja, Sigyn melihat semua yang dilakukan Thor tersebut. Ia tak menyangka bahwa hadiah-hadiah dari Brokk dan Sindri tetap datang, seperti yang terjadi di masa lalu, hanya saja tidak dipesan melalui Loki. 

Kali ini, Thor yang memesannya. Loki tidak berbuat ulah. Ia tidak mengadu domba Ivaldi dengan Brokk dan Sindri. Kali ini, Loki selamat dari tuduhan perbuatan licik yang bisa saja disematkan seperti kehidupan masa lalunya. Begitu saja, telah membuat Sigyn cukup lega..

Masa lalu telah berubah. Kejadian tetap sama, tetapi pelaku dan alasannya yang berubah. Aku harus tetap waspada untuk yang berikutnya.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro