21. Pengakuan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hai, kalau suka ceritanya, jangan lupa vote dengan klik tanda bintang dan juga masukkan ke library, ya! Terima kasih :)

***

"Apa?! Kamu ... mengulang hidupmu?!"

Loki berteriak tak percaya, ketika akhirnya Sigyn menceritakan apa yang terjadi. Sigyn hanya mengangguk lemah seraya menatap kedua mata suaminya itu lekat-lekat. Ada kesungguhan di mata wanita itu. Loki mencari-cari keraguan, dan tak ada di sana. Istrinya tidak sedang berbohong.

"Aku bisa mengetahui apa yang akan terjadi, karena semuanya pernah kualami di masa lalu. Di kehidupanku sebelumnya. Meski tidak persis sama, tapi garis besar kejadiannya serupa." Sigyn mulai menjabarkan kembali apa yang pernah terjadi di masa lalunya, dan apa saja yang berubah di kehidupannya kini. 

"Aku mencoba untuk mengubahnya sedikit demi sedikit. Mengambil jalan yang berbeda, menjawab dengan cara yang berbeda pada pertanyaan yang sama, melakukan tindakan yang berbeda. 

Banyak fakta baru yang aku ketahui justru setelah menjalani kehidupan keduaku ini. Aku berusaha untuk tidak senaif dulu. Dan juga ... aku berusaha agar dapat dekat denganmu."

Kemudian, cerita Sigyn sampai pada bagian bagaimana Loki mengacuhkan istrinya. Sampai-sampai menganggap Sigyn hanyalah istri dalam ikatan saja, tanpa pernah ada cinta yang terjadi di dalamnya.

"Aku ... melakukan itu padamu di kehidupanmu sebelumnya?" Lagi-lagi, Loki tak percaya.

Sigyn tampak menggigit bibir. Ia takut Loki menganggap semuanya hanyalah bualan. Wanita itu mengangguk pasrah, lalu tatapannya menunduk. "Begitulah perlakuanmu dulu padaku. Kau dingin dan tak acuh ... tak pernah benar-benar ada interaksi di antara kita ...."

Sigyn memaparkan, bahwa di kehidupan sebelumnya, Loki tak pernah sekali pun melirik ke arahnya. Entah karena memang tidak tertarik atau sengaja menjauh. Namun, Sigyn menemukan kejanggalan, ketika Loki di masa lalu mencuri rambut emas Sif hanya karena kesal wanita itu telah menghina Sigyn.

"Aku benar-benar tidak mengerti dirimu dan segala tindakan yang kau lakukan. Kamu terlalu menjadi misteri buatku. Dan harus  mengulangi hal yang sama kembali, lalu berakhir dengan menemanimu dalam gua yang dingin dan mencekam itu terlalu menyakitkan!" 

Tak lupa, Sigyn juga menceritakan bagaimana akhirnya ia, Loki, dan kedua anak mereka memiliki akhir hidup dengan cara yang mengenaskan.

"Tidak mungkin ... aku melakukan semua itu? Bahkan membuatmu menderita ...?" Loki begitu tersentak saat mengetahui kenyataan yang ada. 

"Kalau kau tidak percaya padaku, kita bisa menemui Verdandi di akar Yggdrasil . Dialah Norn yang memberiku air misterius, yang dapat membuatku kembali ke masa lalu dan mengulang hidupku," ucap Sigyn.

Maka, dengan menaiki kuda bersama, Loki dan Sigyn melewati jembatan Bifrost ke arah dunia manusia Midgard, menuju akar pohon semesta Yggdrasil untuk menemui raksasa yang dimaksud.

Sesampainya di tujuan, Verdandi tampak merawat akar Yggdrasil bersamaan dengan dua Norn lainnya, Urd dan Skuld. Masing-masing memiliki arti kehidupan, takdir, dan kebutuhan , secara berurutan. Verdandi adalah raksasa yang melambangkan penguasa kehidupan umat manusia. Sigyn tak pernah menyangka Norn yang satu itu juga dapat mempengaruhi kehidupannya sebagai seorang dewi.

Turun dari kuda, Loki menatap Verdandi dengan ragu. Sepengetahuannya, ketiga Norn ini tidak dapat diajak bicara oleh siapa pun. Meskipun ada yang berusaha berkelakar di depan mereka, tak satu pun yang akan menanggapi. Bila ada makhluk iseng yang ingin membahayakan keselamatan Yggdrasil, kecuali para hewan yang mencari makan, maka ketiga Norn akan memusnahkan mereka secepatnya.

Seumur hidup, ketiga Norn mengabdikan diri merawat sang pohon semesta, agar Yggdrasil yang dihinggapi oleh banyak hewan yang mencari makan dari dedaunannya tersebut tetap terus tumbuh.

"Istriku, kau sedang tidak bercanda, bukan?" tanya Loki bimbang. 

Sigyn menggeleng cepat. "Kau mengalaminya sendiri, semua yang kukatakan padamu benar terjadi! Penjelasan apa lagi yang dapat kuberikan selain ini?"

Namun, saat Verdandi didekati, ia bersikap tak acuh. Seolah tak pernah terjadi apa pun antara dirinya dan Sigyn. Meski Sigyn tahu kalau ini adalah Verdandi di masa lalu, tetapi Norn memiliki ingatan melintasi ruang dan waktu. Verdandi seharusnya mengenalinya.

"Apakah kau tidak mengenaliku? Akulah yang telah kau bantu---"

"Kami tidak memiliki urusan apa pun pada makhluk lain selain sang pohon mulia," jawab Verdandi pada akhirnya. "Apa yang terjadi padamu bukan urusan kami."

Loki terkejut. Ini pertama kalinya ia mendengar suara Norn. Meski jawaban Verdandi tidak memuaskan, tetapi fakta bahwa ia mau menjawab saja sudah cukup membuktikan kalau Sigyn tak bercanda.

"Tapi, kau telah memberikan air suci itu padaku. Katamu, air itu akan memberikan efek tertentu pada seorang dewi. Inilah efeknya! Aku kembali ke masa lalu! Aku mendapat kesempatan untuk mengubah segalanya! Aku---"

"Sekali lagi, itu bukan urusan kami," potong Verdandi. "Yang kulakukan di ruang dan waktu yang lain tak ada urusannya lagi denganku di ruang dan waktu yang ini."

Sigyn terperangah. Ia tak menyangka kalau Verdandi akan menyangkal hal besar yang telah ia perbuat pada kehidupan wanita itu. Sigyn menoleh panik pada Loki dan membela diri.

"Suamiku, percayalah! Verdandi ini yang telah membantuku melintasi waktu untuk memperbaiki semuanya. Aku---" Sigyn masih berusaha membuktikan, tetapi Loki mengangkat sebelah tangan. "Cukup. Izinkan aku bertanya satu hal."

"Apakah itu?"

"Pertemuan kita yang pertama kali." Loki menatap Sigyn lekat-lekat. "Aku bertemu denganmu di taman istana. Aku sempat berpikir kalau aneh sekali kau jalan-jalan di taman, padahal kurang dari setengah jam acara akan dilangsungkan. Pastinya ibu atau para pelayan akan melarangmu jalan-jalan. Lalu, apa yang kau lakukan saat itu?"

"Aaa ... itu ...." Sigyn serasa mati kutu. Mana mungkin ia membeberkan kalau dirinya saat itu berniat untuk kabur?

"Katakan sejujurnya. Kurasa, hanya itu bukti yang dapat benar-benar meyakinkanku, kalau kau sungguh berasal dari masa depan. Akuilah, apa saat itu kau berniat untuk lari dari istana?"

Loki memang cerdas. Ia hanya mengambil kesimpulan dari serangkaian kejadian yang ada, dan hanya itulah yang belum sempat dijelaskan oleh Sigyn. Wanita itu takut Loki jadi sakit hati ketika tahu ia berusaha menghindari dari perjodohan. 

Namun, apa lagi yang bisa Sigyn katakan? Ia hanya bisa mengangguk lemah, tanpa berkata sepatah pun.

"Sudah kuduga," ucap Loki. 

Sigyn memejamkan mata. Ia takut melihat raut wajah suaminya saat ini. Kalimat maaf keluar dari bibirnya, dengan kepala menunduk. "Maafkan aku. Saat itu, aku tak tahu harus bagaimana lagi untuk bisa terhindar dari masa depan yang menakutkan ...."

Tiba-tiba, Sigyn merasakan adanya sentuhan ujung jari suaminya itu di dagu. Wanita itu mendongak, menatap pada wajah Loki yang memandanginya lembut. "Kenyataannya, kau akhirnya memilih untuk bersamaku. Seperti itu saja sudah cukup."

"Loki ...."

Kedua tangan Loki terulur, lalu mendekap Sigyn erat. Wanita itu begitu terkejut. Rupanya Loki tidak marah. Ia bukan lagi pria yang selalu berpikir negatif akan semua hal seperti dulu.

"Terima kasih, Sigyn. Kau tidak jadi melewati tembok istana yang tinggi itu," ucap Loki. Sigyn tertawa kecil. Tanpa sadar, air mata meleleh jatuh ke pipi. Ketakutannya sirna. tak ada lagi yang harus ia sembunyikan dari suaminya itu.

"Kau benar. Aku bersyukur, tidak jadi menaiki tembok istana itu dulu."

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro