34. Kekebalan Balder

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ada apa ini? Mengapa banyak orang yang mengantre?" tanya seorang dewa yang tengah memperhatikan antrean mengular di istana Valaskjalf, Asgard. Bahkan sampai ke luar halaman istana. 

Seseorang lain, yang kebetulan berada di akhir barisan, menjawab, "Kami sedang mencoba, seberapa kebalnya tubuh Dewa Balder menghadapi serangan apa pun!"

"Apa maksudmu? Tubuhnya kebal?"

"Benar! Kau coba saja serang dia dengan benda apa pun. Dia tidak akan terluka!"

Sudah tiga minggu berlalu sejak Balder mendapatkan mimpi buruknya. Setelah Frigg memberitahu seluruh benda untuk tidak melukai putra tampannya itu, maka keajaiban terjadi. Tubuh Balder tidak mampu ditembus benda apa pun sejauh ini. 

Ketika dihujani berbagai macam pedang besi yang tajam, seketika semuanya menjadi tumpul saat menyentuh kulit Balder. Ketika seekor ular berbisa menggigitnya, racunnya tak dapat melumpuhkan dewa muda itu sama sekali. Ketika seekor hewan hendak menggigit, Balder dapat menahannya dengan daging di tangannya yang tiba-tiba menebal hingga tak dapat ditembus oleh taring-taring tajam hewan tersebut.

Kebalnya tubuh Balder membuat warga Asgard penasaran. Mereka pun berbondong-bondong datang ke istana Valaskjalf, dengan membawa senjata atau peralatan apa pun yang mereka percaya dapat membuat sang dewa cahaya tersebut terluka. Namun, tak ada satu pun yang mempan. 

Balder dengan cepat menjadi buah bibir di Asgard. Tiap orang membicarakan betapa kebal dan kuatnya Balder. Para dewa mengaguminya, para dewi mencintainya. Julukan Balder pun bertambah. Selain dikenal sebagai dewa cahaya dan kebaikan, kini Balder juga dikenal sebagai pemilik kekuatan terhebat.

Hal itu akhirnya sampai ke telinga Thor. Tentunya, Thor tidak ingin ada yang mengambil predikat terkuat di semesta Nordik dari dirinya. 

"Apa-apaan ini?! Hanya karena Balder kebal, bukan berarti ia menjadi yang terkuat!" omel Balder di kamarnya suatu siang. "Lagi pula, hanya karena mimpi aneh satu dua kali saja, Ibu sampai meminta semua benda untuk tidak melukai Balder seperti itu!"

"Ini tidak bisa dibiarkan, Suamiku," timpal Sif.

Thor berbalik ke arah istrinya, dengan kedua tangan yang masih berkacak di pinggang. "Apa maksudmu?"

"Kalau memang Balder menjadi kebal, lalu seluruh warga Asgard juga menyukainya karena tampan dan sifatnya yang selalu ceria, maka posisi kursi singgasana Hlidskjalf bisa jadi tidak akan jatuh padamu."

Kedua mata Thor melotot tajam pada Sif. Urat-urat yang menegang pertanda amarah mulai muncul di leher. "Apa katamu? Tidak akan kubiarkan! Sebelumnya Loki, sekarang Balder yang menginginkan takhta Ayah?! Lalu, siapa lagi? Bisa-bisa Hod yang buta itu juga berniat sama!"

"Yah, kita tidak pernah tahu apa yang ada dalam hati mereka," sahut Sif. "Tidak ada salahnya kita mengambil tindakan pencegahan."

Dahi Thor berkerut, menanyakan maksud dari istrinya itu. Sif berjalan mendekat ke hadapan sang dewa, lalu melingkarkan tangannya di leher. "Kau tahu maksudku. Mungkin, menyingkirkan semuanya memang diperlukan."

Sif memberi penekanan pada kata terakhirnya. Saran yang kejam, tetapi Thor menyukainya. Sang dewa tersenyum menyeringai. Istrinya pun mengikuti. Namun, Sif segera menempelkan ujung jari telunjuk di bibir Thor.

"Ingat, lakukanlah dengan sangat hati-hati."

***

"Suamiku, kau yakin bisa melakukannya?" tanya Sigyn pada Loki. Pria itu hendak melakukan eksperimen sihir pada gelang yang dulu pernah ia berikan sebelum pergi ke Jotunheim.

"Sedang kuusahakan. Aku sudah sering melakukannya pada aksesori-aksesori milik Skadi untuk latihan," jawab Loki. Ia mengangkat kedua tangan ke hadapan Sigyn yang tengah menunjukkan pergelangan tangannya. Gelang-gelang ular itu masih melingkar dengan baik di sana. 

"Sering melakukannya pada aksesori Skadi? Jangan bilang kalau kau memang sebegitu seringnya menjahili anak itu!" omel Sigyn.

Loki melirik sebal pada istrinya. "Tch, jangan mengomel sekarang. Aku tidak bisa konsentrasi!" 

Saat Loki mengucapkan mantra, muncul cahaya sihir berwarna hijau. Ular-ular kecil itu mendeteksi keberadaan kekuatan sihir yang dipancarkan Loki. Mereka melata, melingkari pergelangan tangan Sigyn, membuat wanita itu agak bergidik karena geli. Cahaya sihir tersebut bagai terserap ke dalam gelang.

"Selesai. Sebagian kekuatan sihir pengubah wujudku sudah kupindahkan ke gelang-gelang ular ini," ucap Loki, sembari menggenggam kedua tangan Sigyn. "Dengan begini, kau juga memiliki kemampuan untuk mengubah wujud diri sendiri maupun makhluk lain, meski terbatas."

Loki menjelaskan, menggunakan gelang-gelang tersebut, Sigyn dapat mengubah wujud seseorang, paling banyak sampai enam kali. Cukup bagi Sigyn untuk mempertahankan diri bila terjadi sesuatu ketika suaminya itu tak ada.

"Menurut ingatanmu, malapetaka yang akan kita alami akan terjadi sebentar lagi, benar?' tanya Loki memastikan. 

Sigyn mendongak, menatap pasrah suaminya, lalu mengangguk lemah. "Aku takut sekali. Aku takut, kalau semua yang kulakukan selama ini ternyata berakhir sia-sia ... aku takut kalau kau akan ...."

Sigyn tak dapat menyelesaikan kalimatnya. Ia mendekap Loki amat erat dan memejamkan mata. Bahkan, setelah bertahun-tahun berlalu semenjak kehidupan pertamanya usai, Sigyn masih saja dapat mengingat semuanya, ketika Loki dan kedua anaknya tiada.

Loki membalas pelukan Sigyn, lalu berbisik lembut, "Tenang saja. Kali ini, kau tidak sendirian menghadapi semuanya. Ada aku. Aku bersumpah akan menjaga keutuhan keluarga kita."

***

Hari demi hari telah berganti. Permainan lempar benda untuk menguji kekebalan Balder lama kelamaan berubah menjadi ajang olahraga bagi para warga Asgard. Balder sendiri tak pernah masalah menjadikan dirinya sebagai objek wisata yang dilihat oleh banyak orang seperti itu. Ia hanya tersenyum dan menanggapi semuanya yang ingin berkenalan dan mencoba peruntungan.

Balder dikenal sebagai dewa tampan yang ceria, ramah dan baik hati. Ia menjadi kesayangan semua orang. Termasuk Frigg dan Odin, yang saat ini tengah berada di koridor lantai satu istana, memperhatikan antrean panjang di hadapan Balder. Karena ketampanan dan sifat penurutnya, Balder memang telah menjadi kesayangan nomor satu kedua orang tuanya sejak dilahirkan.

Frigg memandangi Balder yang tertawa di hadapan semua orang. Ia mengembuskan napas lega. Odin menoleh ke arah istrinya tersebut dan bertanya, "Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa tenang sekali sekarang," jawab Frigg. "Tidak ada yang akan bisa melukai Balder. Mimpi buruk itu, dan juga ramalanmu akan kematiannya tidak akan pernah terjadi."

"Memang, ramalan masa depan bisa diubah, tergantung dari apa yang kita lakukan saat ini." Odin menimpali. "Namun, ada juga takdir yang memang tidak dapat dihindari, sekerap apa pun kita mencoba. Jadi, jangan sampai kita lengah."

"Aku tahu," ucap Frigg. "Saat ini aku hanya bisa terus berharap."

Odin terdiam sejenak, sembari memandangi langit senja jingga yang mulai muncul. Tiba-tiba, ia teringat sesuatu, lalu menanyakannya pada sang istri. "Kau yakin, sudah memberitahu semua benda dan makhluk yang kau temui untuk tidak akan meluaki Balder?" 

Frigg menerawang sejenak, lalu mengangguk. "Aku sudah berkeliling semesta Nordik dan meminta pada semuanya. Mereka mengiyakan. Biar kuingat-ingat, apakah ada sesuatu yang terluput dari hal itu ...."

Frigg memejamkan mata, berusaha mengingat ketika dia harus terbang melintasi semesta demi putra kesayangannya. Semua sudah dimintai tolong. Semua sudah berjanji padanya. Tak lama, Frigg pun membuka mata.

"Ya, sudah semua, kecuali satu. Tapi, aku yakin benda itu tidak akan bisa melukai Balder, meski aku tak memintanya untuk berjanji."

Odin menoleh pada Frigg kembali dan bertanya, "Apakah itu?"

"Tangkai mistletoe muda. Terlalu muda dan rapuh untuk bisa melukai Balder. Jadi, kurasa tak mengapa bila aku terluput untuk memberitahu benda tersebut," jawab Frigg. Odin mengangguk-angguk paham. "Baiklah, tak masalah bila hanya satu tangkai muda yang lemah itu."

Di sudut koridor, sepasang telinga mendengarkan percakapan sepasang raja dan ratu Asgard tersebut. Kemudian, ia tersenyum menyeringai, dan berbalik menghilang ditelan bayangan.

***

Baca sampai TAMAT di karyakarsa.com/ryby hanya Rp. 1000/bab. Tanpa jeda iklan, tanpa download apk!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro