Little Things You Appreciate

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Dari kemaren kamu minta ke alun-alun buat beli balon?"

Cewek itu masih memandangi balon yang dipasangi lampu LED itu lekat-lekat. Binar matanya memantulkan cahaya warna-warni yang dipancarkan oleh LED. Tangan mungilnya pun memegang erat tangkai balon kelap-kelip itu seolah kini ia lebih takut kehilangan balon itu daripada aku.

Ia yang baru menyadari pertanyaanku menjawab, "Iya, aku udah ngincer dari lama tau."

Melihat wajah manisnya yang tersenyum lebar, aku jadi tak sanggup untuk merasa gusar. "Abis ini mau ke mana lagi?"

"Ke kamar mandi, tungguin ya." Gadis itu segera pergi meninggalkanku sambil membawa balonnya, lalu menyatu dengan kerumunan manusia.

Sepuluh menit kemudian masih kumaklumi, pasti antre. Namun, lima belas menit bahkan dua puluh menit berlalu. Berapa kali aku chat, dia masih belum membalasnya. Jangankan begitu, terkirim saja tidak. Kutelepon juga tak berdering. Aku mendecak. Pasti dia menyalakan mode pesawat.

Aku harus mencarinya di tengah lautan manusia yang malam mingguan di alun-alun. Mulai dari sepasang kekasih, gerombolan muda-mudi, hingga keluarga. Kini aku baru menyadari fungsi sesungguhnya dari balon tersebut. Aku masih ingat ciri-ciri balon miliknya. Balon transparan yang di dalamnya ada kepala Helo Kitty dan LED kelap-kelip berwarna-warni. Sayangnya, hal tersebut tak cukup spesifik untuk mencari gadis itu. Banyak orang terutama anak kecil yang membeli balon kelap-kelip itu. Dari jauh semua balon itu terlihat sama saja. Sudah kuhampiri semua orang yang memegang balon LED, kuterima semua tatapan heran mereka, tetapi wujudnya belum juga kutemukan.

Aku sampai di titik putus asaku. Aku akan duduk di salah satu bangku taman yang menghadap ke sebuah kafe. Aku mengirim pesan lagi padanya beserta lokasi tempatku berada. Tadinya setelah membelikannya balon aku berniat untuk mengajaknya ke kafe itu. Fannisa suka makanan manis, apalagi kue matcha. Aku pernah ke kafe itu dan melihat ada kue matcha di sana.

Aku yang tengah melamun menatap toko kue tersebut pun terperangah melihat sebuah balon LED dengan kepala Hello Kitty di dalamnya. Pandanganku turun ke bawah pada sang pemilik balon. Detik itu aku seakan terperangah. Gadis bertubuh mungil, rambut dicepol, dress bunga-bunga, dan cardigan putih baru saja keluar dari toko kue tersrbut. Itu Fannisa! Dia membawa sebuah plastik berisi kotak kue. Mau beli untuk siapa dia? Kenapa nggak bilang-bilang?

Dengan tanpa pikir panjang lagi aku langsung melompat dari kursiku lalu menyeberang ke kafe itu tanpa mengacuhkan kendaraan yang berlalu lalang.

Sambil berlari mendekatinya aku bertanya, "Fan, kamu ngapain?"

"Eh, Farras." Ekspresinya terlihat kaget seperti tertangkap basah. Ia tampak seolah hendak menyembunyikan kantong plastik yang ada di genggamannya.

"Tadi kamu bilangnya ke kamar mandi, kok malah di sini?"

"Ah, nggak seru! Balik dong, pura-pura nggak tau!" Ia cemberut, lalu tangannya mendorong pelan pundakku.

Aku yang semula hendak menginterogasinya malah dibuat terkekeh oleh tingkahnya.

"Harusnya kamu tetep di sana, terus aku kasih surprise," jelasnya.

"Surprise? Dalam rangka apa?"

Ia menarik lenganku, menuntunku ke tempat yang lebih sepi. Lantas ia mengeluarkan sebuah kotak kue dari plastik. Di dalam plastik itu terdapat satu kotak kue dan satu slice kue matcha. Rupanya sudah beli duluan.

Saat dibuka, tampak sebuah kue tar kecil yang di atasnya terdapat print-an screenshoot chat. Sontak kualihkan pandangan.

"Setahun yang lalu kamu nembak aku. Aku emang nggak langsung jawab hari itu juga, tapi hari ini aku mau apresiasi keberanian kamu buat nyatain perasaan. Kita udah sejauh itu loh, Ras." Perempuan itu tersenyum lebar, sedangkan aku malah menghindari tatapannya.

Hari itu aku mengajaknya pergi, setelah pulang aku mengucapkan menyatakan perasaan padanya lewat chat.

"Harusnya aku bilang langsung pas kita main ya?" Aku menggaruk tengkukku. Kenyataan itu masih membuat dadaku sesak saat mengingatnya. Aku adalah lelaki yang payah.

Ia malah terkekeh melihat tulisan di atas kue tersebut. "Liat nih typing kamu waktu itu, 'Thanks for today ya Fannisa, I just wanna let you know that I like you'. Kok sekarang alay?" Selagi ia tertawa, aku mencubit pipinya. Ia mengaduh. Aku pun tertawa.

Sedetik kemudian ia mendongak, kedua matanya yang berbinar bersirobok dengan tatapan mataku. Ia memamerkan senyum lebar sampai matanya seolah tenggelam oleh apple cheeks-nya. Hal itu kontan membuat senyumku makin lebar.

"Thanks for today ya, Fannisa," ucapku sambil menepuk-nepuk kepala gadis yang tingginya sebahuku itu. Ekspresinya berubah kaget. Matanya yang semula menyipit langsung melebar.

"I just wanna let you know that I love you, always." Di detik itu pula wajahnya memerah.

Waktu itu kukira ia akan menolakku karena menganggapku payah, nyatanya beberapa hari setelah ia berkata akan memikirkan keputusannya ia menerimaku. Bahkan hari ini ia merayakannya. Mengapresiasi keberanianku, katanya begitu.

Seringkali aku merasa bodoh karena membelikan hadiah-hadiah yang kurang berharga, tapi ia menerimanya dengan antusias, bahkan ia sering memakai barang-barang pemberianku.

Aku mencintai Fannisa karena dia selalu mengapresiasi hal-hal kecil yang kulakukan untuknya. Dia tak pernah meminta sesuatu yang macam-macam padaku. Maka, aku hendak merutuki diri karena malas-malasan saat diajak ke alun-alun di malam Minggu yang ramai ini, apalagi saat tau ia hanya ingin membeli balon. Selanjutnya, jika ia menginginkan bunga edelweis meski hanya setangkai akan kupastikan aku naik ke gunung demi mendapatkannya.

-----

[A/N]
Ini adalah cerita terakhir yang kubuat untuk Turnamen NPC tahun ini di babak 16 besar. Meski aku kalah, aku sangat satisfied dengan hasilnya. Surely my favorite story I've made selama turnamen. Soalnya kayak, "Wow, aku bisa nulis romance yang beneran romance."

Btw ngomongin turnamen NPC, ayo vote cerita 8 besar di wattpad NPC2301 sekalian ikut giveaway-nya. Hari ini akan ditutup, tapi serius deh ceritanya pendek-pendek nilainya nggak sampe sejam /meski aku gatau adakah orang yang langsung baca cerita ini begitu aku upload

23/05/24

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro