(4)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aci membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah liontin yang bentuk, warna, dan ukurannya sama persis dengan liontin yang ada pada foto. Hanya saja, liontin tersebut lebih pudar warnanya karena termakan waktu.

Aci pun menggosok liontin tersebut untuk membersihkannya dari debu yang menempel. Tiba-tiba, setelah digosok liontin tersebut berpendar dan mengeluarkan cahaya yang menyilaukan netra siapa saja yang melihatnya.

Flo dan Aci sama-sama melongo. Atensi mereka tidak lepas dari liontin tersebut. Selang beberapa waktu, tanpa disangka-sangka liontin tersebut menampilkan sebuah hologram. Masih tidak jelas apa gerangan maksud dari hologram tersebut. Namun, dari bentuknya, Aci bisa menebak bahwa itu adalah peta.

"A-apakah benar ini liontin yang ada di gambar tadi?" tanya Aci dengan gagap.

"Ya, tidak salah lagi!" Flo menjawab dengan mata yang berbinar-binar. Tampak air mukanya berubah menjadi gembira.

Aci masih takjub dengan liontin tersebut. Namun, setelah beberapa menit, hologram tersebut hilang dan pendar cahaya dari liontin tersebut meredup lalu lama-kelamaan mati.

"Apa-apaan itu tadi?"

Flo hanya mengendikkan bahunya tanda ia juga tidak mengetahui apa gerangan yang barusan terjadi.

Darimana dia mendapatkan liontin aneh itu? batin Flo.

"Aci, di mana kau menemukan liontin yang aneh ini?" Flo mulai bertanya kepada Aci.

Aci memperhatikan liontin tersebut sekilas, lalu menjawab, "aku tidak menemukannya, Flo. Aku mendapatkannya. Kau tahu, selain rumah, aku juga mendapatkan liontin ini dari ayah dan ibuku. Tapi, yang paling mengherankan, selama beberapa tahun aku memegang liontin ini, baru kali ini aku melihat liontin tua ini bisa melakukan hal menakjubkan seperti ini."

Flo tampak berpikir keras setelah mendengar penjelasan Aci. Lalu, sebuah jawaban muncul di kepalanya. "Aci, apa rasmu?" tanya Flo.

Aci merasa bingung mendengar pertanyaan Flo. Lalu ia pun menjawab, "rasku Shiba Inu. Kenapa memangnya?"

Mata Flo membelalak lalu mulai berkata, "bingo! Aci, rasmu dan keluargamu sama dengan ras nenekku!"

"Lalu apa hubungannya?"

Flo merasa kesal dan menjitak kepala Aci. "Tentu saja ada, bodoh. Sekarang, aku tahu mengapa hyena sialan itu menanyakan benda ini kepadaku."

Aci mengusap-usap ubun-ubunnya yang sakit setelah dijitak lalu bertanya lagi, "maksudmu?"

Kali ini, Flo yang menghela napas kasar. Dengan malas, dia menjawab, "Tuan Dabula mengira kalau liontin itu ada pada nenekku karena menurut cerita yang berkembang, liontin itu hanya dimiliki oleh anjing dari ras Shiba Inu."

Akhirnya, setelah dijelaskan panjang lebar, Aci mulai mengerti walau masih agak tidak paham.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Aku tidak tahu bagaimana cara melihat peta yang ada di liontin ini. Tapi, aku tahu seseorang yang bisa membaca segala jenis peta."

Aci kemudian bertanya, "siapa?"

Flo beranjak dari tempatnya menggali tulang. Ia membersihkan pasir yang ada di celananya lalu berkata, "Paman Kla."

Setelah Flo mengatakan hal tersebut, ia dan Aci pun sepakat untuk meninggalkan pekerjaan mereka hari ini dan pergi ke rumah seseorang yang dipanggil oleh Flo sebagai Paman Kla.

Mereka pun berjalan menyusuri desa Doggyville lalu berhenti di sebuah rumah kayu minimalis yang terkesan...suram.

Sesaat, Aci merasa ketakutan karena merasakan aura yang tidak menyenangkan dari rumah tersebut. Namun, setelah dipaksa keras oleh Flo, Aci pun dengan berat hati mengetuk daun pintu rumah Paman Kla. Setelah mengetuk beberapa kali, keluarlah hewan yang dimaksud oleh Flo sebagai Paman Kla.

"Ada perlu apa kalian kemari?"

Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro