(8)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mendengar perintah tiba-tiba dari Flo yang sedikit berlebihan dan tidak masuk akal, Aci pun merasa kebingungan. Sambil mengernyitkan dahinya Aci bertanya, "kenapa?"

Tanpa menjawab pertanyaan Aci, Flo langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Aci dan langsung menutup pintu di belakangnya kemudian menguncinya. Tanpa ba-bi-bu, Flo buru-buru masuk ke dalam kamar si pemilik rumah dan langsung mengambil tas Aci.

Aci merasa bahwa kebingungan yang dirasakan olehnya semakin menjadi-jadi. Saat Flo mulai mengeluarkan baju-baju Aci dari dalam lemari dan memasukkannya ke dalam tas, Aci langsung menahan tangan Flo.

"Jelaskan dulu apa yang menyebabkanmu panik seperti ini! Setelah itu kita cari jalan keluarnya," titah Aci sambil terus mengeratkan pegangannya ke tangan Flo.

Flo menghentikan kegiatannya lalu berkata, "Aci, hewan-hewan itu sudah datang ke desa kita!"

Mendengar kata 'hewan-hewan itu', Aci menerka-nerka siapa yang dimaksud oleh Flo. Aci hendak bertanya namun Flo seperti mengetahui pikiran Aci.

"Tuan Dabula beserta kaki tangan dan pengawal-pengawalnya," ucap Flo, "mereka sudah tahu keberadaan liontin itu dan mereka ingin mengambilnya dari kita."

Aci tersentak. Ia tidak habis pikir mengapa mereka bisa tahu perihal liontin yang saat ini sedang berada di tangan Aci. Aci lagi-lagi ingin bertanya kepada Flo sebelum Aci mendengar teriakan Nyonya Bertha dari luar.

Perlahan dan dengan sangat hati-hati, Aci mengintip dari jendela kamarnya dan melihat pemandangan yang sangat tidak mengenakkan bagi Aci.

Terlihat, tetangga-tetangganya dan semua hewan yang ada di Desa Doggyville ditarik secara paksa menuju lapangan yang berada tepat di seberang rumah Aci.

Nyonya Bertha yang ketakutan segera memeluk anak-anaknya, Pak Ron meringkuk ketakutan sambil menekuk lututnya, dan tawa gembira anak-anak tetangga Aci yang masih Aci dengar tadi pagi berganti menjadi tangis ketakutan.

Angkuhnya cahaya rembulan semakin memperkuat aura ketegangan yang dirasakan oleh semua hewan yang ada di Desa Doggyville. Wajah pasrah dan ketakutan terpancar jelas dari wajah-wajah hewan yang sudah dikumpulkan di lapangan desa.

"Apa kau hanya akan berdiri dan mengintip sambil meratapi nasibmu, idiot?" sindir Flo yang langsung membuat Aci tersadar agar segera menyiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi sebentar lagi.

Aci langsung meluncur menuju dapur dan mengambil beberapa peralatan. Pisau, tongkat kayu, bahkan sekop penambang Aci ambil dan beri kepada Flo untuk dimasukkan ke dalam tas.

Beberapa perbekalan berupa tulang tak luput dimasukkan oleh Flo. Namun, masih ada satu pertanyaan yang menggangu Aci. Bagaimana bisa mereka tahu keberadaan liontin itu?

Akhirnya, anjing itu tidak tahan lagi. Ia harus segera mengetahui jawaban dari pertanyaan yang mengganggu pikirannya saat ini. "Ngomong-ngomong, dari mana mereka bisa tahu keberadaan liontin itu?"

Flo berhenti mengemas barang-barang, lalu menatap Aci. Iris mereka saling bertemu. "Aci, maafkan aku."

Aci merasa sama sekali tidak paham dengan tingkah Flo malam ini.

"Kau benar, Paman Kla bukan orang baik. Dialah yang memberi tahu hewan-hewan itu tentang liontin itu. Aku tidak percaya kalau ternyata Paman Kla bersekongkol dengan mereka."

Mendengar hal tersebut, emosi Aci memuncak. Aci merasa kesal. Sangat-sangat kesal. Aci mengurut keningnya gusar lalu berkata dengan lirih, "tidak ada yang bisa kita lakukan lagi. Mereka akan datang menemukan kita. Tapi, walaupun mereka tidak bisa menemukan kita, Paman Kla pasti sudah tahu dimana daerah bumi selatan itu."

Setelah Aci berujar seperti itu, Flo tersenyum sambil memegang bahu Aci kemudian berkata, "tidak, dia tidak tahu. Bukankah sudah aku bilang jika hanya kau yang bisa membaca peta itu?"

Aci terbelalak. Sedetik kemudian, ia pun memamerkan senyum kemenangannya.

"Kau..., ada benarnya juga."

Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro