PETIR, AXEL DAN CAPER?!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gadis cantik berponi rata itu berhenti mendribbling bola basket yang sedari tadi dipantulkannya diatas lapangan ketika melihat kedua teman dekatnya sudah saling menertawai Biru yang tak sengaja terpeleset karena terlalu fokus menggoda beberapa anak kelas 10 yang lewat disepanjang lapangan basket pagi ini.

Bening terkekeh, geli melihat wajah malu Biru yang jutek, pemuda berpipi bolong tersebut bahkan sudah akan menghajar Alexa dan Jingga yang masih terbahak.

Jam masih menunjukkan pukul 06.25 pagi ini, Bening dan ketiga teman gilanya sudah bermain basket di lapangan tengah sekolah yang basah karena habis diguyur hujan deras subuh tadi.

"Norak si lo, azab tukang php," ejek Jingga semangat.

Alexa sudah terpingkal memegang perutnya yang memang sedang nyeri.

"Diem!! bikin malu lo bertiga," maki Biru judes. Kemudian meraih tasnya menepuk ujung celana sekolahnya dan berlalu menuju kelas.

"Pundungan monyet!!" teriak Bening.

Biru menoleh memberikan senyum mengejek kearah ketiga temannya yang masih tertawa norak ditengah lapangan basket. Bening kembali melanjutkan permainan basketnya, Jingga mengikuti walaupun repot dengan rambut hitam tergerai gadis jangkung itu, sementara Alexa duduk di kursi penonton dengan sesekali meringis.

"Sakit banget ya Al? ke UKS sana, mbak Putri udah dateng kali," perintah Bening disela permainan basketnya.

"Gue tantang lo three point three," celetuk seseorang dibelakang Bening yang sudah berhasil merebut benda bulat coklat dari tangan gadis jangkung itu.

Bening menoleh bingung karena tiba-tiba bola ditangannya sudah hilang.

Jingga sudah senyum sumringah, sementara Alexa sudah melototi sang pemuda tinggi yang berdiri sok ganteng dihadapan Bening.

"Apaan sih, caper lo!!" ketus Bening, yang membuat Jingga dan Alexa spontan terkikik geli.

"Caper? hah? gak salah!! Axel? gue?" tunjuk Axel kedepan hidungnya sendiri, "bukannya elu yang caper pagi-pagi gini udah sok-sokan olahraga?!"

"Dih suka-suka gue lah!! repot banget lu jadi orang!!" bentak Bening tak terima. "Balikin sono bolanya, thanks ya?!" lanjut Bening yang makin membuat Alexa dan Jingga terbahak.

Ketiganya berlalu meninggalkan Axel yang menatap dengan senyum sinis, ujung bibir pemuda itu sudah naik sedari tadi.

"Dua kali, ketiga kali habis lo sama gue!!" bisik Axel kepada dirinya sendiri.

Alexa menoleh menjulingkan matanya dan menarik kedua lubang hidungnya ke atas untuk mengejek Axel, yang mengumpat ingin melempar sang kakak tepat saat Saguna menepuk pundak pemuda tinggi itu.

"Lo ada apa sama Alexa?"

Axel menoleh bingung dengan alis naik sebelah.

"Alexa?"

Saguna mengangguk dengan muka datarnya.

"Kalau mau caper ke Bening ya ke dia aja jangan dua-duanya lu embat." Nasihat Saguna semakin menepuk pundak Axel dengan kuat, membuat pemuda tinggi tersebut mengaduh.

Axel bengong menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal sama sekali, Saguna sudah berjalan duluan menuju kelas diikuti Adit yang muncul entah dari mana.

"Gue caper ke Bening?? amit-amit!!" oceh Axel kedirinya sendiri.

Duarrrr!!

Kembali suara petir berbunyi beberapa kali setelah Axel mengoceh tak karuan, pemuda dengan senyuman manis itu berkacak pinggang menatap langit diatasnya yang sudah sangat gelap menandakan hujan deras akan turun.

"Tiap gue ngomongin Bening ade aje, ade masalah ape sih?!" monolog pemuda itu kearah langit.

Axel berjalan menyusuri lapangan basket dengan geleng-geleng kepala, dilemparnya bola basket begitu saja hingga memasuki net yang membuat tiang penyangganya sampai bergetar.

"Axel kama adicandra, gak ada yang bisa ngehalangin gue!!" ucap Axel bangga dengan senyum sombong.

Duarrr!!!

Duarrrr!!!

"Astagfirullah, iyeee gue masuk iye," ucap Axel meracau kearah langit.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro