20. Last fight?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Grrraaa.."

"Kekuatan apa ini?!"

"Begitu besar!"

"Euh..."

"Ada apa ini?" Tanya Kanae bingung yang baru saja datang.

"Semuanya ambil pedang kalian, bunuh (y/n) karena sudah tidak bisa mengendalikan kekuatannya."

"Apa?"

"Tidak mungkin."

"Bagaimana kita bisa membunuhnya? Dia sudah kebal matahari."

"(y/n)-san!"

"Kita tidak.. bisa menyerangnya."

"Sial aku tidak bisa mendekati." Kata Yushiro karena matahari sudah terbit.

Gadis tersebut menghentikan aura es yang ada ditubuhnya, kemudian menyerang sekitar menggunakan teknik darah iblis miliknya.

"Kedua matanya merah!" Kata Tanjiro terkejut.

"Memangnya kenapa?" Nezuko bertanya.

"Kemungkinan pengaruh Muzan, saat tadi hanya satu bola mata saja." Jawab Tanjiro.

Saat menggunakan teknik pisau yang banyak serangannya tidak ada yang mengenai siapapun semuanya meleset. Para pilar menyerang (y/n) namun terus dihindari olehnya.

Gyomei tidak membawa senjata miliknya karena semua orang berpikir pasti ini sudah selesai. (y/n) mengeluarkan pedang es kemudian berlari menghampiri Gyomei yang ada dekat gedung untuk menusuknya, ia tidak bergerak sama sekali.

"Gyomei-san menghindarlah!"

"(y/n) jangan!"

"(y/n)!"

Beberapa orang berlari mencoba untuk menolong Gyomei yang diam saja, tapi serangan (y/n) kembali meleset bahkan pedang es miliknya menusuk tembok gedung.

"Aku tahu kau tidak akan bisa melakukannya." Kata Gyomei yang jaraknya sudah dekat dengan wajah (y/n).

"Grrrr.."

"Kembalilah seperti semula (y/n)." Gyomei menusuk suntikan ke tubuh gadis itu.

"Grrr.. arghh.. akh.." (y/n) meringis, pedang es miliknya pun cair kemudian tangannya menutupi wajahnya yang sedang menahan kesakitan.

'Terima kasih sudah menyelamatkan anakku (y/n)' Kata Kie

'Kami semua bangga padamu.' Kata sang ayah.

'Kau sudah melakukan yang terbaik.' Kata Yorichi tersenyum.

'Kembalilah banyak yang menunggumu.' ucap mereka bersama sambil tersenyum.

"Terimakasih selalu ada disisiku." Ucap (y/n) menangis.

"Apakah dia akan siuman?" Tanya Inosuke dengan ciri khasnya.

"Kita tunggu saja." Kata Tanjiro.

Tubuh (y/n) yang sedang duduk mulai membuka matanya perlahan kemudian melihat Gyomei yang sudah ada dihadapannya. Bahkan tidak hanya itu banyak orang yang sedang melihatnya.

"Gyomei-san huhu.. maafkan aku." (y/n) langsung memeluknya.

"Tidak usah menangis." Kata Gyomei yang mengusap bahu belakangnya.

"(y/n) terimakasih berkat dirimu luka kita tidak parah." Kata Mitsuri membuat (y/n) melepaskan pelukannya.

"Aku.. membantu kalian, terimakasih kalian sudah mau berjuang denganku." Ucap (y/n) dengan tersenyum.

***

"Yushiro?" Panggil (y/n) melihat Yushiro mendatangi ruang rawatnya.

"Kau sudah sehat." Kata Yushiro yang

"Ya aku membaik."

"Semoga kau menjalankan hidup dengan baik."

"Tenang saja kau pikir aku siapa?"

"Terserah dirimu aku pamit pergi."

"Tunggu Yushiro, sebelum kau pergi ada yang aku ingin sampaikan."

"Ada apa?"

"Tamayo-san menitip pesan denganku sebelum perang terjadi."

"Apa maksudmu?"

"Dia memberiku ini untuk diberikan padamu."

"Suntikan kebal matahari?"

"Untuk menjalani hidupmu, hiduplah dengan baik Yushiro."

Setelah Yushiro pergi keluar dari ruangan (y/n) seseorang datang untuk menghampirinya lalu duduk di sampingnya.

"Tubuhmu masih sakit?" Tanya seseorang.

"Oh Gyomei-san, aku sudah sehat." Jawab (y/n) tersenyum.

"Syukurlah, aku selalu khawatir padamu." Kata Gyomei menunduk.

"Aduh."

"Kenapa ada yang sakit?" Gyomei bangun untuk melihat keadaan (y/n)

"Bukan! Wajahmu terlalu dekat!"

"Ti-tidak, kau sudah sarapan?" (y/n) bertanya bangun dari tempat tidurnya.

"Hem belum." Jawaban Gyomei sangat amat polos.

"Akan ku buat sarapan untukmu." (y/n) pergi berjalan.

"Kau harus istirahat." Kata Gyomei yang mengikutinya.

"Aku tidak ingin beristirahat terus."

"Baiklah terserah padamu."

"Haha kau tunggu disini."

"Aku menunggu."

"Aoi aku pinjam dapur ya." Kata (y/n) tersenyum.

"Boleh." Aoi pun mengangguk.

(y/n) memasak bahan yang ada di dapur, yang penting bisa sarapan bersama Gyomei. Kali ini ia sangat lapar karena bisa merasakan perutnya yang bunyi.

"Aoi disana sedang apa?" Tanya Shinobu melihat dapurnya.

"(y/n)-san ingin masak untuk Gyomei-san sepertinya." Kata Aoi

"Wah sepertinya benar ya mereka dekat." Perkataan Shinobu membuat Kanae tertawa kecil.

Mereka pergi dari pintu dapur setelah begitu lama memasak akhirnya matang masakan (y/n).

"Silahkan." Dua mangkuk makanan dan air tersedia.

"Wanginya harum." Kata Gyomei tersenyum.

"Kali ini aku akan menikmatinya." Gumam (y/n) melihat makanan miliknya.

"Waktu itu kau tidak bisa merasakannya ya?" Kata Gyomei menunduk dengan sedih.

"Tidak usah sedih, sekarang aku bisa makan sepuasku haha." Kata (y/n) tertawa menggenggam tangan Gyomei.

"Itu-"

"Ah maaf." (y/n) terkejut kemudian melepaskan tangannya.

"Tidak apa, nanti akan ku genggam tanganmu sepuasnya." Kata Gyomei tersenyum.

"Berhenti mengatakan hal seperti itu!" Ucap (y/n) dengan menunduk ia malu sekarang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro