Sepuluh : Sad Wedding

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selamat siang, Sodara-sodara .... maaf, saya nongol lagi. Jangan bosen ya .... Untuk yang mau lanjut, please vote ...

So, happy reading ...


Singgah, dan cacilah !!!!



Yudhis PoV                                                      

Pagi ini, kami berkumpul di ruang makan, seperti biasa. Tapi aku belum melihat Bella turun untuk ikut sarapan.

"Mencari Bella, Yud ?", Bunda seakan mengerti kegelisahanku.

Aku mengangguk. Kulihat Ayah tersenyum kecil. Ada yang salah ?

"Bunda tadi ke kamarnya. Katanya belum lapar, jadi Bunda menyuruh Dewi untuk mengambilkan sarapan untuknya", kata Bunda demikian tenang.

"Kalau gelisah, lihatlah dulu sebelum berangkat bekerja", Ayah menimpali.

Aku hanya mengangguk.

"Ayah dengar sabotase benar-benar terjadi ?", Ayah bertanya.

"Ya", aku mengangguk.

"Bagaimana bisa terjadi ?"

"Mereka menggunakan cara licik, Yah. Biasa...suap menyuap"

"Perusahaan mana yang akhirnya mendapatkan tendernya ?"

Aku menatap Ayah ragu. Apakah aku harus mengatakannya atau tidak. Karena ini jelas akan berhubungan dengan Bella dan kemalangannya.

"Densi, Yah. Pimpinan Ben Richard Wijaya", aku berkata datar.

Kulihat Ayah terkesiap.

"Maksud kamu Ben laki-laki yang itu ?"

Aku mengangguk.

"Yudhis, mengapa kita harus kembali berurusan dengan dia ?", suara Bunda kudengar meninggi.

Aku menggeleng.

* * *


Untuk yang suka dan pengen baca versi lengkapnya, sila berkunjung ke DREAME yaaa...

Terima kasih ...




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro