Prolog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Leonil Crush, Gio Abraham, Bryan Kusomo Wijaya, dan Rio Odilo Tarth. Mereka adalah THE KING salah satu kelompok lelaki yang tampan dan juga kaya. Mereka selalu dipuja dan disegani di sekolah, akan tetapi tidaklah semua anggota The King mempunyai perilaku buruk.

"Lo mau ke mana, Leo? Ke sana bukan arah menuju kelas kita." tanya Rio yang melihat Leo berjalan di depannya dengan tas yang hanya disangkutkan disalah satu bahunya.

"Kalian ke kelas aja duluan, gue nggak mau masuk dijam pertama karena itu sangat membosankan." jawabnya tanpa menoleh ke teman-temannya.

Bryan mendengus kesal mendengar jawaban Leo, "Lagi-lagi lo cabut pelajaran, Le. Apa lo nggak sadar? ini udah memasuki semester tiga dan kita akan menghadapi Mid Semester. Nilai-nilai kita di kelas XI untuk menentukan lanjut atau nggaknya ke kelas XII. Gimana kalau nanti lo tinggal kelas? Apa lo mau tinggal kelas dan harus mengulangnya selama setahun? Bukannya itu sangaaat dan lebih membosankan?" tanya Bryan sarkastik.

"Biarkan dia cabut pelajaran. Dia udah dewasa, seharusnya dia bisa tau mana yang baik dan buruk bagi dirinya sendiri." celetuk Gio kemudian pergi meninggalkan Leo yang disusul dengan The King. Kecuali Leo yang masih mematung mendengar perkataan sarkastik dari teman-temannya.

Saat teman-temannya berada di kelas, suasana kelas sudah mulai ramai karena bel sudah berbunyi. Namun, guru yang saat itu mengajar belum datang. Seketika semua mata tertuju kepada lelaki yang baru saja melangkah memasuki pintu dengan malas, ya dia adalah Leo.

"Akhirnya, lo masuk kelas juga, Le." ledek Bryan, kini Leo berada disampingnya. Leo hanya menatapnya dengan tatapan sinis yang membuat Bryan angkat tangan, pasrah.

Tiba-tiba guru mengisi materi datang dan membuat suasana hening.

"Selamat pagi semuanya,"

"Selamat pagi, Bu."

"Sekarang kalian kumpulkan tugas kalian!" Wanita separuh baya itu melihat dan menatap ke arah Angel, "Angel, kamu bantu ibu untuk mengumpulkan tugas ya, nak." lalu memberikan senyuman tipis kepada Angel.

Angelica Victoria mempunyai sahabat yang bernama Katy Piere dan Agnesia Natalia Riester.

Angel bangkit dari tempat duduk dan mengambil buku teman-temannya.

"Mana buku lo?" tanya Angel dingin kepada Leo. Dia memutarkan kedua bola matanya.

"Gue nggak ngerjain tugas." jawabnya.

Tanpa mengatakan apa-apa lagi Angel langsung pergi meninggalkannya dan meletakan buku tugas di meja paling depan lebih tepatnya meja guru. "Tugas saya sudah selesai, bu?"

Guru itu tersenyum membuat wajahnya semakin manis, "Sudah, nak. Kamu bisa kembali duduk di tempatmu."

Angel mengangguk pelan, "Baik, bu." Angel duduk dengan santai sambil memutar-mutarkan pulpen.

Guru itu dengan tatapan bingung dan sesekali memerhatikan buku yang tadi Angel berikan. "Angel, kenapa buku tugas kurang 1 apakah ada yang tidak mengumpulkan?"

Sebelum Angel menajawabnya, ia menatap Leo yang ternyata sama sekali nggak khawatir. "Ada, bu. Dia adalah-"

"Saya, bu." tukas Leo sembari berdiri. Membuat semuanya menoleh ke arahnya termasuk Angel dengan sangat nggak percaya dia tiba-tiba mengakui dengan cara berteriak.

Itu sama aja dia mempermalukan diri sendiri bukan? Hahaha!

"Sekarang, kamu bersihkan toilet cowok yang ada di sekolah ini!"

"Tapi, bu disetiap lantai ada 5 toilet cowok. Sedangkan, sekolah ini mempunyai 5 lantai, yang benar aja bu hukuman itu diberikan ke saya."

"Kamu berani protes? apa mau ibu tambahkan hukumanmu?"

"Oke, baiklah saya akan membersihkannya."

Leo berjalan keluar kelas, semua mata tertuju ke arah Leo hingga tak terlihat punggungnya. Mereka nggak percaya guru itu akan memberikan hukuman seberat itu.

Tapi, Angel tidak peduli. Toh dia memang salah 'kan?

"Ngel, kasian ya si Leo hukumannya berat betul." bisik Agnes.

Angel melihat Agnes dengan tatapan sinis. "Kasian? Lo bilang kasian, Nes? Dia itu pantes mendapatkan hukuman kayak gitu, lagian siapa suruh dia nggak mengerjakan tugas."

"Lo nggak ada rasa kasian gitu?" tanya Katy yang kini ikut berbicara.

Kini Angel mengalihkan pandangan ke depan dan mengibaskan tangan. "Ah sudahlah. Jangan bahas dia."

Samar-samar Angel mendengar percakapan The King. Oh sepertinya mereka kasian terhadap Leo yang dihukum.

"Bro, nggak ada niatan buat bantu Leo?" tanya Bryan.

"Ada sih. Tapi ini masih jam pelajaran, kita mana boleh keluar." jawab Rio.

Gio menghela nafas sebelum ia angkat berbicara. "Kalian kayak nggak tau kelakuan Leo aja. Dia mana mau membersihkan tempat yang menurutnya menjijikan, pasti dia dengan gampang menyuruh orang lain untuk membersihkannya." ujar Gio yang disusul oleh anggukan teman-temannya.

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa-siswi sibuk dengan kegiatannya masing-masing bahkan ada yang keluar kelas untuk pergi ke kantin.

"Sebaiknya kita liat Leo, apa dia benar-benar mengerjakannya." ujar Bryan yang kemudian pergi bersama The King.

"Ngel, kantin yuk. Laper nih." ajak Katy dengan wajah yang memelas sambil memegangi perutnya.

"Gue di kelas aja deh, mau baca novel." tolak Angel lalu mengalihkan pandangan ke novel yang dipegangnya.

"Ah, Angel mah lebih mentingin baca novel. Yaudah Kat, kita berdua aja." kesal Agnes dengan menggandeng katy dan berjalan membelakangi Angel.

"Oke, fine. Gue ikut kalian ke kantin."

Mereka sedang berjalan di koridor menuju kantin. Namun, tanpa sengaja Angel menabrak sesuatu.

BBBRRUUUGGG!!

"E-LO?" pekik Angel dengan mata yang berhasil membulat sempurna.

- TO BE CONTINUE -

JANGAN LUPA COMMENT DAN VOTENYA YA DITUNGGU BANGET BIAR BISA NGEPOST BAB SELANJUTNYA.

MAKASIH JUGA UDAH MAU BACA♥

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro