Bintang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aroma panggangan roti mulai tercium menandakan toko tersebut siap menjual semua roti yang telah matang, terlihat sesosok laki-laki membawa senampan roti baru hasil karyanya untuk dipajang. Seulas senyum di bibirnya mampu membuat siapapun akan ikut tersenyum juga. Laki-laki itu menyeka keringat dengan tangannya, lalu mulai berseru dengan semangat.

"Mari mulai di buka," ujarnya sambil terus merapikan sudut toko lalu mengelap kaca ataupun menyapu sehingga suasana terlihat bersih dan nyaman di lihat. Suara lonceng mulai berdentang satu persatu pelanggan berdatangan, segera ia melayanin para pelangan dengan sepenuh hati. Hampir semua orang yang datang adalah pelanggan setianya.

"A-zhan, Apa ini kreasi barumu?" seorang wanita tua mendatanginya sambil membawa senampan roti.

"Tentu saja bibi." Seulas senyum bangga dibibirnya sambil memberikan roti pertama buatannya itu pada seseorang di hadapannya.

"Jika A-zhan yakin begitu maka bibi percaya." jawabnya sambil menepuk pundak sang lelaki di hadapannya tersebut lalu melanjutkan kembali memilih roti.

Xiao Zhan yang selesai melayani para pelangan mulai melihat jamnya, setiap hari dia akan menerima sebuah paket beserta surat di dalamnya tapi sudah dua jam menunggu tidak ada yang datang. Dia menghela nafas sambil melanjutkan pekerjaan, menyibukan diri untuk melupakan sejenak.

Apa dia mulai lupa? Apakah aku mulai membosankan? Tua?

Pemikiran buruk mulai mendatanginya kembali, bahkan sampai membuatnya terdiam beberapa saat untung saja segera disadarkan oleh pegawainya.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Hm."

Sang pegawai mulai memberikan secangkir coklat panas kepadanya, "Bos, kau terlalu banyak berpikir. Istirahatlah bahkan kaca itu sudah kau bersihkan lebih dari tiga kali."

Setelah menerima secangkir coklat panas tersebut lalu menyesap sedikit saja untuk merileksakan pikirannya tanpa sadar matanya menatap seseorang gadis yang sangat dikenalnya. Ia tersenyum berjalan mendekatinya lalu mulai berkata ,"Jadi yang biasa?"

"...." Seperti biasanya tanpa suara hanya mengagukan kepalanya sambil menyodorkan nampan kosong di depannya.

Xiao Zhan yang melihat tersebut hanya tersenyum sambil memberikan sebuah cheese cake dengan satu potongan besar strawberry di tengahnya. "Aku memberikan ini special karena sepertinya kamu menyukainya." Gadis itu hanya menundukan kepala sambil menyembunyikan pipinya yang merona. Saat sang gadis tersebut ingin pergi untuk membayar dirinya teringat dengan kreasi roti buatannya , ia lalu menaruh sebuah roti golden cheese bread mungkin tidak selembut kue yang disuka sang gadis akan tetapi roti ini dibuat dari bahan-bahan rendah kalori.

"Ini emang tidak semanis yang kau suka tapi ini lebih sehat."

Gadis tersebut hanya terdiam menerima lalu pergi membayar dan meninggalkan Xiao Zhan dengan senyuman dibibirnya. Gadis itu mengingatkan pada seseorang yang dulu selalu akan tersenyum malu-malu saat dirinya mengodanya. Dia sangat merindukan sosok tersebut.

Leon tidak sengaja saat melihat bosnya mulai kembali ceria hanya menggelengkan kepala lalu dia teringat sesuatu, "Bukankah itu gadis yang menyukaimu Bos?"

Xiao Zhan tersenyum lalu tertawa, "Apakah aku tidak terlihat sudah berumur 35 tahun? Bagaimana mungkin seorang gadis menyukaiku."

Leon yang mendengar hal tersebut mulai menunjukan wajah tidak percaya dengan pernyataan Bosnya, bahkan dia saja pernah tertipu dengan wajahnya. Dia sangat yakin jika orang mengatak dirinya berumur 20 tahun semua akan percaya. Melihat penampilanya yang begitu mana mungkin terlihat tua. Lalu dia menghela nafas sambil mengingat bukannya Bosnya memiliki seorang pacar.

"Sebaiknya kau tidak memberi harapan pada para gadis Bos, ingat kau punya kekasih."

Mendengar tersebut membuat Xiao Zhan makin merindu padanya bahkan sudah lebih dari sebulan tidak mendengar kabarnya. Ia ingin sekali menghubungi sang kekasih tapi Xiao Zhan terlalu takut dengan semua hal yang berhubungan dengan elektronik seperti handphone atau television yang dapat memberikan berbagai informasi dengan cepat. Semuanya mengingatkan akan kejadian di masa lalu bagaikan sebuah trauma baginya.

Aku merindukanmu Wang Yibo.

Setelah berkutat dengan perasaanya ia mencoba membuka handphone lalu melihat beberapa pesan masuk di dalamnya, beberapa pesan didominasi oleh temannya lalu paling banyak adalah Wang Yibo. Bahkan sampai dengan panggilan masuk membuat dirinya berpikir sudah beberapa lama semenjak dirinya memutuskan meninggalkan dunia yang membesarkan namanya lalu menghempaskannya juga. Ia menghela nafas sebentar mencoba mengabaikan memori yang menyakitkan lagipula Xiao Zhan tidak terlalu menyesal semua tetap sama yang berbeda sekarang dia bukan Xiao Zhan sang aktor atau penyanyi. Tanpa sengaja dia melihat sebuat notifikasi dari akun Weibo-nya.

Sina News

Wang Yibo memutuskan untuk istirahat dari dunia entertainment.

Saat membaca itu tangannya mulai mencari kebenaran berita tersebut , lalu yang dia dapat hanyalah trending topic dengan semua berita utamanya tentang kekasihnya, membuatnya tanpa sadar menelpon sang kekasih dengan perasaan campur aduk.

Angkatlah ...

Setelah mencoba menelpon kesekian kalinya akhirnya ia mendengar suara sang kekasih, "Wang YI ..."

"Zhan-ge." Pria di sebrang sana kaget ketika menemukan fakta, bahwa seseorang yang selama ini sudah menjauhkan diri dari hal yang berbau media social, menjadi orang pertama yang menghubunginya. Setelah menghela nafas sebentar ia mulai berbicara kembali.

"Aku akan ke sana jadi tunggulah."

Xiao Zhan terdiam sambil mengengam erat kedua tangannya. Ini seperti sebuah petir di siang bolong, sangat mengejutkan untuk menerima kenyataan ini. Memori tentang masa lalunya seperti berputar bagai sebuah film. Ia teringat bagaima awal dirinya juga memutuskan pergi.

"Xiao Zhan, tenanglah semua itu akan berlalu."

"Tapi Jie ..." Sebelum dirinya menyelesaikan perkataannya sebuah dering telephone menghentikan mereka.

"Apa yang dikatakan?"

"Mereka menyuruhkan untuk istirahat sementara. Sambil studio melakukan klarifikasi untuk menenangkan fans."

Xiao Zhan menghela nafas panjang, tidak menyangka setelah dirinya mencapai puncak akan diterpa angin sekencang ini. Dengan segala sesuatu yang menurutnya bukan kesalahannya sepenuhnya, bahkan dirinya tidak berpikir membenci segala macam hal tersebut. Dering telpon tidak berhenti membuat dirinya ingin mematikan saja tapi diurungkan saat melihat satu nama, ia mulai mengangkatnya.

"Zhan-ge kau baik-baik saja?"

"Iya tentu saja, semua akan baik-baik saja Lao wang."

"..." Ada sedikit jeda dan terdengar helaan nafas panjang dari sebrang sana, menandakan bahwa sang lawan bicara sangat khawatir padanya, "Aku akan kesana ge." Setelah Wang Yibo mengatakan hal itu sambungan telephone terputus begitu saja.

Xiao Zhan terpaku sambil memikirkan segala hal yang buruk terjadi semua ini adalah salahnya, jika saja dirinya berhati-hati. Setelah lebih dari dua jam Wang Yibo mengabarkan dirinya sudah dekat dengan apartementnya, suara ketukan mulai terdengar dan Xiao Zhan yakin bahwa dia sudah datang. Untung saja managernya sudah pulang. Ia mulai membukakan pintu walau dia sudah tahu siapa yang datang tetap saja perasaan terkejut menghampirinya.

Wang Yibo segera masuk dan melepaskan masker serta jaketnya sambil menaruh di tempat biasanya, apartement Xiao Zhan seperti rumahnya sendiri dirinya sudah sangat hafal dengan tatak letaknya. Sang pemilik rumah sepertinya sudah terbiasa dengan kebiasaannya segera mengambilkan segelas air karena pasti perjalan pria tersebut kemari tidak bisa dibilang sebentar.

"Minumlah Yibo."

"Terima Kasih Ge", ia melirik ke arah Xiao Zhan sambil menunggu moment yang tepat untuk membicarakan segala hal yang terjadi.

"Yibo kau tahu ini akan beresiko ketika kau datang kemari bukan?" ujarnya sambil terus mempertahankan ketenangan dirinya, "Kau tidak lihat berita tentang kita, Aku tidak masalah jika itu hanya diriku tapi jika ini juga menyangkut tentangmu ... Aku tidak bisa diam tanpa khawatir."

"Aku tahu ge tapi hubungan kita memang adanya seperti itu, kita adalah sepasang kekasih."

Setelah perkataan tersebut terlontar hanya tercipta keheningan diantara mereka, helaan nafas terdengar diantara keduanya. Situasi ini benar-benar membuat mereka bingung bahkan bagaimana mereka akan menjelaskan kepada agensinya jika apa yang beredar di luar memang betul adanya. Semua berawal dari kasus fanfiction tentang mereka berdua lalu tiba-tiba beredar foto kebersamaan mereka, tidak diketahui bagaimana bisa tersebar begitu bahkan hal ini menambah spekulasi tentang hubungan mereka. Mungkin saat ini dengan mengatakan bahwa foto itu palsu akan selesai tapi semua berbeda ketika masalah ini sampai ke atas mereka berdua bisa di banned oleh peraturan yang ada. Ketakutan itulah yang dirasakan karena bagaimanapun dia tidak ingin karier Wang Yibo rusak.

"Wang Yibo apapun yang terjadi jangan pernah berhenti." Xiao Zhan dengan tiba-tiba mengecup bibir Wang Yibo lalu melumatnya seakan tidak membiarkan bibir mereka lepas, dirinya hanya ingin melupakan hari ini. Wang Yibo hanya terdiam tanpa berniat membalasnya tapi begitu mendengar Xiao Zhan mengatakan, "Sentuh Aku Yibo." , ia hanya mengangukan kepala lalu membalas lumatan serta menyentuh tubuh Xiao Zhan dengan sangat lembut serta berhati-hati bahkan hubungan intim mereka malam ini berbeda dari sebelumnya. Mereka melakukan dengan penuh perasaan takut serta lambat sampai mereka tidak ingin malam ini berakhir karena jika berakhir mungkin mereka tidak akan bisa bersama lagi.

Satu kecupan diberikan Xiao Zhan kepada Wang Yibo, ia teringat bahwa mereka telah melakukan malam panas yang panjang entah sudah berapa ronde mereka lakukan, dirinya berhati-hati turun dari ranjang untuk membersihkan dirinya. Xiao Zhan menyentuh lehernya yang penuh dengan tanda kissmark, "Bocah nakal."

Sebuah dering telephone menghentikan kegiatan sesaatnya.

Wang Yibo terbangun saat merasakan bahwa tidak ada kehadiran kekasihnya di sampingnya, ia segera bangun lalu mulai mencari keberadaan sang kekasih tapi yang hanya dia temukan sepucuk note di atas makanan yang dia yakini pasti disiapkan Xiao Zhan.

Wang Yibo, makanlah lalu tunggu aku pulang.

Begitulah isi note tersebut.

Menunggu terus menunggu itulah yang dilakukan Wang Yibo. Sampai sebuah telephone masuk memberikan sebuah kabar yang sangat tidak dapat dibayangkannya. Pikirannya ingin segera menyusul Xiao Zhan ketempatnya berada sekarang. Belum sempat dirinya pergi suara pintu apartement terbuka mulai menampakan sesosok orang yang dikhawatirkan tanpa pikir panjang Yibo memeluk erat sang kekasih dengan erat.

"Merindukanku?" ujarnya sambil terkekeh pelan tapi tidak ada jawaban, "Gege akan terus melindungimu, jadi tolong tetap bersinar seperti bintang."

"Zhan-ge."

Sebuah panggilan menyadarkannya dari memori masa lalu, melihat pemilik suara benar-benar berdiri dengan nyata sekarang di hadapannya, ia ingin sekali memukul kepalanya melampiaskan semua hal yang ada dipikirannya sekarang, "Apa yang kau lakukan sekarang dan jelaskan?"

"Menikahlah dengan ku Zhan-ge!" ujarnya sambil memberikan sebuah kotak yang berisi cincin di dalamnya.

"Xiao Zhan kau bilang jika diriku adalah bintangmu yang harus terus bersinar akantetapi izinkan aku turun untuk bersamamu karena sang bintang merindukan sinarnya yang sesungguhnya, tidak ada penolakan seperti sebelumnya. Ingat kedua orang kita sudah setuju Ge."

Xiao Zhan tersenyum mendengar pernyataan yang sudah dia ketahui sebelum pemuda itu datang.

Sebuah telephone masuk dan ternyata itu adalah nomor ibunya dirinya tidak menyangka sama sekali darimana ibunya tahu dia telah menyalakan handphone kembali.

"Zhan Zhan kau mengangkatnya? Syukurlah, ibu hanya ingin mengatakan bahwa apa yang dilakukan Yibo hanya untuk kebahagianmu, Nak."

"Bahkan Ibu membelanya lagi."

"Kau tahu kenapa ibu menyetujui hubungan kalian karena dia satu-satunya orang yang mencintaimu lebih darimu sayang. Kau ingat dulu saat mengungkapkan hubungan kalian sebenernya? Tatapan dia serta perkataanya benar-benar tulus."

"..."

"Ibu tahu kau takut dan selalu ragu karena dia masih muda, tapi kau lihat sampai sekarang dia tetap di sisimu. Jadi sudah waktunya kau berbahagia. Kami sudah merestui kalian."

Xiao Zhan terdiam sambil memikirkan perkataan ibunya.

Xiao Zhan menatap kedua mata Yibo mencari segala hal yang mungkin bisa menemukan sesuatu tapi tidak ada hanya penih dengan ketulusan cinta untuk dirinya. Tanpa piker panjang ia berlari memeluk erat pria yang selama ini selalu bersamanya dalam suka dan duka, bahkan mengajarkan apa arti cinta sesungguhnya.

"Aku anggap ini sebagai jawaban iya darimu Gege."

Wang Yibo melepas perlahan pelukan mereka lalu tangannya mulai mengengam tangan Xiao Zhan sambil mulai memasang cincin di jari tangannya, "Mulai sekarang aku yang akan menjagamu Ge."

Sina News

Wang Yibo telah menikah dengan Xiao Zhan.

Wang Yibo dan Xiao Zhan saat melihat berita tersebut hanya tersenyum tanpa memikirkan apapun karena mereka sudah memutuskan bahwa asal mereka bersama maka semua akan baik-baik saja lagipula mereka bukan seorang Artis lagi, sekarang mereka hanya Xiao Zhan dan Wang Yibo.

"Aku mencintaimu Yibo"

"Aku juga Ge"

Fin

Mika Note : OMG Apa ini?????? -////- aku sedikit malu saat mencoab menulisnya karena gak yakin ceritanya akan dibaca tapi karena diri ini sudah berjanji akan melatih menulis yang lebih baik jadi aku akan tetap menulis. Semoga yang baca suka dengan cerita ini.

Keep love mereka.

Jika ada kritik dan saran yang membangun tolong jangan sungkan.

Oh iya tunggu kelanjutan cerita mereka lagi.

See youuuuu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro