Nightfall pt. 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

10 Januari 2023
Bali, Indonesia

Pemandangan kota yang selalu menjadi tempat wisatawan seluruh penjuru Bumi itu bukan hal yang jarang dilihat oleh penduduk Bali sehingga didirikannya sebuah sekolah bertaraf internasional yang jauh dari pusat keramaian. Sekolah yang bukan hanya menerima anak-anak Indonesia, melainkan dari luar negeri yang tinggal di sini ataupun mempercayai sekolah yang menyediakan dormitory untuk yang tidak memiliki tempat tinggal di sini.

Kana termasuk salah satu orang yang bisa menembus sekian tes ujian yang diberikan oleh pihak sekolah untuk menjadi murid di sini. Bukannya ingin menyombongkan diri, hanya mereka yang pintar dalam akademik maupun memiliki bakat dalam diri mereka di samping non-akademik yang bisa masuk dengan catatan berkepribadian yang baik.

Ya, dan tentunya dengan uang pendaftaran yang bukan terbilang murah.

"Hey, Alex! Do you want to come with me to the canteen? They are serving tuna salad wrapping and Tangsuyuk," kata seorang gadis dengan wajah khas Eropa berdiri di depan kelas menunggunya yang sedang melihat pemandangan Starvers International High School dari lantai dua.

"Sure," ucap Kana yang tersenyum tipis hendak bersisian dengan teman sekelasnya kelahiran dari London yang memanggilnya Alex.

Alex dari singkatan nama belakangnya Alexandra.

Namun, Kana berhenti ketika melihat sosok laki-laki tinggi dengan rambut ala idol laki-laki Korea yang terbelah dua menghampiri temannya itu. Raut wajahnya langsung menunjukkan rasa kesal ketika mengingat peristiwa yang seharusnya sudah dia lupakan.

Kayana Alexandra

"She will go with me. Okay, Mary?"

"No. I'm the one who asked her first, so today she is with me, Adriel." Perempuan berkebangsaan Inggris itu menunjukkan raut datar dan remeh, "Move away, please. You scare my friend."

Mary mendorong pemuda yang kerap dipuja tampan menyingkir dan menoleh ke arah Kana yang masih enggan keluar dari kelasnya. Kana atau Kayana Alexandra masih melihat Adriel yang kembali berhadapan dengan temannya.

"Okay. Brian's number. How is it?" nego laki-laki itu pantang menyerah.

"Good deal with you," kata Mary dengan senyum miring. Lalu, berbalik kembali melihat Kana di tempatnya yang melihatnya menyelidik ketika melihat raut laki-laki di samping Mary menahan senyumannya.

Adriel Biantara

"I'm sorry, babe. Grab your food with this guy. I've something to do at the library now."

"Wait?! Mary!" teriak Kana yang langsung keluar dari kelasnya dan hanya mendapati lambaian tangan semangat Mary serta postur ideal pemain basket masih menyangga pada dinding luar kelas dengan sebuah ponsel di sebelah tangan kirinya.

Adriel yang Kana sangat tahu kalau pemuda itu merupakan ace-nya klub basket unggulan sekolah mereka tengah tersenyum bak orang bodoh di depannya.

Kepalang kesal, Kana langsung menepuk dahi pemuda yang merupakan siswa yang lebih gemar mengetahui tentang sosial daripada science sepertinya.

"Singkirkan wajah bodoh itu. Lupa, kalau kamu itu pujaan cewe di sini?" tegur Kana mendengus kesal karena ekspresi Adriel Biantara tidak luntur sama sekali. Setelah itu, gadis itu kembali menyambungkan kalaimatnya, "dan aku masih marah sama kamu. Jadi, tidak ada dekatan hari ini."

Kana memundurkan kepalanya ketika Adriel menunduk dan mendekatkan wajahnya.

"Apa?" Kana berucap galak.

Namun, Adriel bukannya merasa takut, laki-laki itu tersenyum tampan.

"Kalau gitu, aku terima ajakan Naomi saja deh untuk makan di kantin," ucapnya dengan mempertahankan rautnya. Wajah tengil-begitu yang dilabeli oleh Kana-enggan menjauh dari posisinya yang cukup dekat.

"Boleh, kan, babe?" tanya Adriel mengakhiri ucapannya.

Kana langsung mendorong bahu pemuda yang tinggi menjulang dan menjauh dari sana dengan kaki yang dihentak-hentak. "Bodo amat!" pekiknya dengan galak.

Sedangkan Adriel menggeleng kepalanya, kekasihnya sedang merajuk ternyata.

Namun, tidak berselang lama, Kana kembali lagi dan menarik lengan Adriel untuk ikut dengannya.

"Enak saja si centil itu bisa makan satu meja denganmu hari ini karena aku masih marah sama kamu. Kucabik-cabik dia nanti kalau berani dekat-dekat sama Iel," omel Kana yang terus menghadap ke depan, tidak peduli dengan sekitar mereka yang kebingungan.

"Iya, iya. Makannya sama kesayangan Adriel ini." Pemuda Virgo itu menyamai langkah mereka.

"Mau salad wrapping atau Tangsuyuk?"

"Dua-duanya. Kamu yang pesan," ucap Kana mutlak membuat Adriel meringis.

Pacarnya yang sudah bersamanya sejak kelas 11 itu masih ngambek. Walaupun, mau makan bareng dengannya.

Tanpa dia tahu kalau selamanya bagi Kana dia tidak akan bisa menjauhi Adriel sepenuhnya.

Ini saja, walaupun cuma 4 jam, Kana sudah rindu dengan pacar tengilnya ini.

Awas saja kalau masih iseng bawa motor seperti sirkuit balap seperti tadi pagi. Kana tidak akan membiarkan Adriel dekat-dekat dengannya sekitar 3 meter darinya.

* * *

Nightfall pt. 1
Done

* * *

Hi, hi, hi!

Selesai dengan words 714.

Oh ya, yang agak bingung dengan panggilannya Adriel menjadi Iel. Nah Iel ini sebenarnya menjadi iel. Cuma, karena nama orang, kata depan harus huruf kapital, maka menjadi sedikit memusingkan untuk beberapa orang.

Iya, kan?

Jadi intinya Adriel dipanggil iel.

Ini masih ada kelanjutannya, tapi harus nunggu bulan depan sesuai agenda jurusan.

Sampai jumpa bulan depan!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro