Chapter 7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Berbelanja daging dan seafood adalah kesukaan Sunmi dan Jin Ah. Acara barbeku di rumah Jin Ah sering kali dilakukan jika mereka tidak lembur. Esther yang meminta ikut berbelanja akhirnya diajak oleh Sunmi ketika mengunjungi rumahnya pagi tadi.

“Eomma, bolehkah aku meminta ini?” Esther menunjukkan lolipop yang ia ambil saat melewatinya.

“Hei, anakmu baru kenal kau dua hari sudah meminta lolipop. Nanti jika sudah seminggu akan minta uang jajan darimu,” bisik Jin Ah.

Sunmi melotot, tidak terima dengan perkataan Jin Ah. “Kau ini. Jangan bicara sembarangan,” tegurnya

“Iya, boleh.”

Esther memasang senyum cantiknya dan memasukkan lolipop pada keranjang yang Jin Ah bawa. “Terima kasih.”

“Setidaknya, ia tahu cara berterima kasih pada orang yang membuatnya tersenyum,” bisik Sunmi pada Jin Ah.

Jin Ah hanya mencebikkan bibirnya. Mengajak Esther sama saja seperti membuka tempat asuh 24 jam. Dengan membawa keranjang, Jin Ah berjalan lebih dulu meninggalkan Sunmi untuk memilih makanan ringan dan minuman.

Sunmi selalu menggandeng Esther. Selalu tersenyum jika di dekat Sunmi adalah hal yang selalu Esther tunjukkan. Seolah dirinya memang menemukan ibu kandungnya yang telah lama menghilang.

Setelah dirasa cukup, mereka ke rumah Jin Ah untuk mengeksekusi bahan yang ia beli.

Eun Bi yang bertugas sebagai peracik bumbu dan menyiapkan alat-alat barbeku di rumah Jin Ah bersama Min Yoong dan Yoo Jung.

Saat sampai di rumah Jin Ah, Eun Bi dan yang lain terkejut karena Sunmi membawa anak kecil. Yang mereka tahu, Sunmi tidak memiliki saudara di Korea.

Eun Bi menghampiri Sunmi, “apa dia anakmu?” tanyanya.
“Kau tidak tahu? Sunmi sekarang membuka tempat penitipan anak 24 jam,” sahut Jin Ah.

Sunmi langsung memukul pelan lengan Jin Ah, namun Jin Ah lebih dulu menghindari pukulan Sunmi dan langsung masuk ke atas rumahnya.

“Benarkah?” tanya Eun Bi dengan mata terkejut.

“Jangan dengarkan apa kata Jin Ah. Lebih baik ini dibawa ke atas.” Sunmi memberikan belanjaan tadi pada Eun Bi.

Esther yang masih berdiri di sebelah Sunmi hanya melihat isi rumah Jin Ah. Rumah yang lebih kecil dari rumah Sunmi dan rumahnya. Bahkan bisa dikatakan sangat kecil, karena Jin Ah hanya mengontrak rumah tersebut.

“Ayo, ke atas,” ajak Sunmi. Tangannya menggamit jemari Esther agar mengikuti langkahnya. Dengan pelan-pelan Sunmi menginjakkan kakinya di setiap anak tangga untuk menyamakan langkah kaki Esther.

Esther hanya tersenyum. Bahagia bisa bersama dengan Sunmi setiap hari. Dengan penuh kasih memberi rasa sayangnya pada Esther. Dirinya yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu, kini telah ia dapatkan.

“Apa dia anakmu? Kapan kau menikah?” tanya Yoo Jung ketika telah sampai di atas.

“Esther, beri salam pada paman dan bibi.”

Esther mengangguk lalu membungkukkan setengah badan dengan senyum cantiknya. “Namaku Esther, senang bertemu paman dan bibi,” ucapnya.

“Uh, manis sekali anak ini. Kau menemukannya di mana?” tanya Eun Bi.

“Esther, kau duduk di sana dulu, ya! Eomma akan memanggang ini dulu.” Sunmi menyuruh Esther duduk di kursi yang berada di sudut ruangan. “Ini lolipopmu!”

“Iya,” jawabnya sambil berjalan ke kursi.

“Hey, kau belum menjawab pertanyaanku tadi,” keluh Eun Bi.

Sunmi yang sedang menata daging di atas papan barbeku hanya bergeming, tetap menata daging tanpa memedulikan ocehan Eun Bi.

Jin Ah yang telah menata seafood mendatangi Sunmi untuk memberikan seafoodnya.

“Kau jangan ganggu Sunmi. Sudah kubilang tadi kan, jika Sunmi membuka tempat penitipan anak 24 jam,” sahut Jin Ah sambil membawa nampannya kembali pada Min Young dan Yoo Jung untuk meracik daging lagi.

“Kau ini bicara apa? Dia datang padaku saat aku di night market, Han-gang. Yasudah kita berkenalan dan aku mengajaknya ke rumahku. Itu saja.”

“Ke rumahmu? Kami saja tidak kau bolehkan ke rumahmu dan anak itu sudah ke rumahmu?” pekik Jin Ah dari sebelah.

Sunmi dan Eun Bi sama-sama memegang telinga mereka akibat suara dari Jin Ah yang seperti petir di siang bolong.

“Pelankan suaramu, kami tidak tuli,” cetus Sunmi.

“Iya, maaf. Sungguh? Dia ke rumahmu?”

“Memangnya kenapa? Apa ada yang salah? Dia ingin bersamaku malam itu,” jelasnya.

“Ini benar-benar tidak adil. Pilih kasih,” ungkap Jin Ah mendramatiskan.

Eun Bi yang dari tadi diam pun ikut angkat bicara, “benar, Sunmi. Kau tidak adil. Kita sudah berteman dua tahun lebih tapi tidak boleh bermain ke rumahmu, sedangkan anak itu? Apa dia lebih berarti bagimu dari pada kami?”

“Bukan begitu. Itu rumah Appaku, bukan rumahku. Nanti jika aku telah membeli rumah sendiri akan aku ajak kalian menginap di rumahku. Bagaimana?” Sunmi melihat pada Eun Bi dan Jin Ah bergantian.

“Tidak mau,” jawab keduanya secara bersamaan.

Daging dan seafood yang telah matang mereka sisihkan pada piring besar dan seketika itu Direktur Kim datang membawa makanan ringan, ada ramyeon juga untuk mereka berlima.

“Waaahh. Direktur Kim datang. Kau membawa apa?” tanya Yoo Jung.

“Ini untuk kalian,” jawabnya, namun matanya terus mengarah pada Sunmi yang sibuk menata daging yang sudah matang di piring.

“Itu adikmu, Jin Ah?” Matanya menoleh di kursi sudut ruangan, pada anak kecil yang telah belepotan karena lolipop.

“Aku ini anak tunggal, bagaimana mungkin jika aku memiliki adik? Itu anak Sunmi,” jawab Jin Ah sambil mengunyah daging yang ia ambil dari piring Sunmi.

“Benarkah? Bukankah Sunmi belum menikah? Oh, jangan-jangan....”

“Apa? Jangan berpikiran buruk tentangku jika kau tidak tahu yang sebenarnya,” sahut Sunmi.

“Sudahlah, tidak penting itu anak siapa. Yang terpenting kita di sini akan bersenang-senang,” sela Min Young.

Sunmi langsung berjalan ke arah Esther dan mengelap sekitar mulutnya yang telah belepotan dengan tisu basah.

“Apa kau lapar?”

Esther mengangguk, dan berdiri saat Sunmi akan beranjak lagi.
“Apa aku boleh memakan daging?”

Sunmi menoleh, berjongkok lagi untuk menyamakan tingginya dengan Esther. “Tentu saja boleh, siapa yang melarang?” jawabnya dengan senyum yang mengembang.

“Tapi kata bibi, aku tidak boleh memakan daging karena alergi. Jadi aku tidak bisa makan daging,” keluhnya.

“Benarkah? Kalau begitu kau makan seafood saja, bagaimana?” Sunmi membawa anak rambut Esther ke belakang telinga, karena rambutnya yang tidak dikuncir.

“Baiklah.”

Sunmi berbalik dan membawa seafood untuk Esther. Dirinya mencoba memasak ramyeon yang dibawa oleh Direktur Kim tadi.

“Hey, Sunmi. Apa kau ingin memasak ramyeon?” tanya Yoo Jung.

“Iya, kenapa?”

“Tidak, anak-anak juga menginginkan ramyeon. Bagaimana kalau kau masak semua saja?”

“Baiklah. Sebentar.” Sunmi mengambil ponselnya yang terus berdering, ada panggilan dari Nyonya Kim.

“Iya, Eomma.”

“Kau di mana? Aku ke rumah tapi kau tidak ada,” ucap Nyonya Kim.

“Aku sedang barbeku di rumah Jin Ah,”

“Iya sudah, jangan pulang terlalu sore. Apa kau juga membawa anak kecil itu?”

“Eomma, namanya Esther.”

“Tidak peduli namanya siapa, jangan terlalu dekat dengannya. Kau hati-hati di situ.”

Teleponnya dimatikan, Sunmi menghela napas. Jin Ah menghampiri Sunmi.

“Siapa yang telepon?” tanyanya sambil meracik ramyeon yang Sunmi masak.

“Tetangga rumah.”

Sunmi langsung membawa ramyeon yang sudah matang ke meja dekat kursi sudut. Yang lain sudah pada berkumpul duduk di bawah.

Ether langsung Sunmi gendong agar duduk di bawah bersama yang lain, duduknya di sebelah Direktur Kim. Jin Ah dan Eun Bi berada di sebelahnya. Sedang Min Young dan Yoo jung berada di sebelah Direktur Kim.

“Silakan makan,” ucap Jin Ah dengan senang.



#Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro