Bab 4: "Dilema"

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Furuya berbaring di kasurnya, dia memandangi jendela kamarnya yang terbuka yang menunjukkan langsung pemandangan hutan. Dia suka pemandangan itu menurutnya itu menyenangkan dan juga terasa damai saat melihat serta mendengar suara jangkrik yang berbunyi dengan indah di siang hari seperti ini

Krriet

"Furu?"

"Ya ma?" Furuya kembali memutar tubuhnya menatap sosok Reiji di depan pintu kamarnya

Reiji berjalan masuk dan duduk dikasur putrinya tersebut lalu mengacak rambutnya gemas

"Bagaimana sekolahmu?"

"Ya gitu deh ma"

"Ada soal yang ingin kau tanyakan?"

"Enggak Furuya udah bisa semuanya kok"

"Bagus lah" Reiji kembali mengacak rambut Furuya membuat Furuya keenakan dan merapat ke Reiji

"Ma Furuya mau nanya untuk Olim Fisika itu satu orang atau dua orang sih ma? Kok katanya Ruki bakal ada seleksi" tanya Furuya menaruh kepalanya di paha Reiji, Reiji tersenyum kecil

"Hmm kata Papa sih satu entah itu kamu atau Ruki" Reiji mencubit kecil pipi Furuya membuat Furuya menggerutu kesal

"Oh! Mama baru ingat" Furuya menatap ke arah Reiji dengan heran, dia menganggukkan kepalanya seolah meminta Reiji mengatakannya

"Kata Papa, Ruki yang bakal mewakili sekolah untuk Olimpiade Fisika dan kamu Furu akan mewakili sekolah dalam ajang Festival Musik yaitu Biola Solo" jelas Reiji menatap ke Furuya. Furuya terdiam tak percaya kalau Ruki yang akan mewakili Olimpiade tersebut

"Itu berarti hadiah Furuya tidak jadi ya?" Furuya mendudukkan dirinya sambil berkata lirih. Sebuah senyum sedih terukir di wajahnya

Reiji yang mengetahuinya segera memeluk Furuya dan mengusap kembali rambutnya "Jadi kok, kan Mama sudah janji ke Furu. Furu ingin apa yang Mama katakan tentang janji?"

Furuya mengangguk "Janji itu harus ditepati, sebagai klan vampire yang diseganin kita tak boleh ingkar dengan janji kita sendiri betul kan Ma?"

Reiji mengangguk sambil tersenyum lalu menatap ke layar smartphone Furuya "Chat sama Ruki lagi?" tanya Reiji menggoda putri kecilnya

"Enggak lah Ma! Mana mungkin sih!" bantah Furuya menggembungkan pipinya membuatnya terlihat imut. Reiji terkekeh kecil lalu mencubitnya

"Bukannya kalian saling suka~"

"Enggak Ma!!! Status kami kan beda, dia klan Mukami dan Furuya klan Sakamaki dan kedua klan ini seharusnya bermusuhan! Bukan malah memadu cinta mereka" seru Furuya tak terima karena dikatakan menyukai salah satu dari Klan Mukami

Reiji menggelengkan kepalanya melihat tingkah Furuya yang selalu menolak kehadiran Mukami dikehidupannya. Menurut Furuya kasta keluarganya lebih tinggi daripada klan Mukami, tapi itu dulu dulu sekali sebelum Furuya lahir tapi entah tahu darimana anaknya itu seolah tak menyukai para Mukami

"Ayo turun kita makan" ajak Reiji pada akhirnya, Furuya mengangguk lalu turun dari kasurnya dan mengikuti Reiji dari belakang

💙💙💙

Furuya menatap ke langit sore dari balkonnya, dia hanya terdiam disana untuk beberapa jam ke depan sebelum berangkat ke sekolah. Pikirannya terbang kembali ke 2 hari yang lalu tepat dimana dia berkata ke Ruki agar tak jatuh cinta padanya

Furuya menghela nafasnya lalu mengusap wajahnya "Kenapa Furuya bisa seidiot itu" gumamnya kesal, dia tahu Ruki pasti terluka oleh ucapannya karena dia mengenal baik sosok pemuda Mukami itu. Walau dia terkesan cuek dan acuh tapi jika berhadapan dengannya dia akan lemah dan tak berdaya

Seperti dia tak ingin menyakiti Furuya dengan sikapnya yang seperti itu. Tapi sekarang malah Furuya yang menyakitinya

Furuya mengacak rambutnya perlahan mencoba menjernihkan pikirannya dengan menutup matanya lalu dia menghela nafas. Tak ada gunannya status mereka adalah musuh dan dia seharusnya tak memperdulikan kondisi Ruki

Tapi... Kenapa hatinya sedikit sakit?

Dibenaknya sekarang tergambar Ruki yang sedang duduk termenung sendirian di taman, hanya ada dirinya dan Ruki sendiri. Furuya mendekat dan menepuk bahu Ruki pelan, tapi sesuatu membuatnya kaget

Tubuh Ruki langsung ambruk begitu Furuya menepuknya dan tak lama aroma anyir darah menusuk indra penciuman Furuya. Dia membulatkan matanya terkejut tak percaya dengan pandangan di depannya

"Ru-Ruki?!"

Dia jatuh terduduk di depan mayat Ruki, perlahan tangannya terulur guna memindahkan kepala Ruki ke pangkuannya. Iris biru sempurnanya berembun dan siap menjatuhkan isinya

"Kau milikku"

Furuya mendogakkan kepalanya dan menatap tak percaya seseorang di depannya. Dia menutup mulutnya tak percaya saat mengetahui pembunuh Ruki adalah

"Ka-"

💙💙💙

Ruki menggosok belakang kepalanya yang terasa nyeri, dia melirik sejenak ke arah Furuya yang tertidur di bangku miliknya tanpa memperhatikan pelajaran. Ruki menggelengkan kepalanya melihat tingkah Furuya lalu kembali fokus kembali.

"Baiklah sekarang akan ibu bagi kelompoknya. Kelompok pertama Furuya dan Ruki"

Ruki segera berpindah tempat disebelah Furuya dan menoel kecil pipi Furuya membuat putri tidur itu bangun. Dia menatap Ruki sebal

"Apa?" gumamnya tak bersemangat. Ruki tersenyum lalu menyerahkan buku paket ke hadapan Furuya. Furuya melihatnya sejenak lalu kembali berbaring

"Kerjakan nanti sekarang istirahat" Furuya berkata dengan nada malas andalannya. Memang benar sekarang jam istirahat dan semua sudah keluar ke kelas untuk membeli makanan

Kazuna menghampiri bangku mereka berdua sambil tersenyum ceria "Pesen gk nih?" tanyanya sambil menyodorkan tangannya

Ruki mengangguk "Gue mau sandwich sama jus jeruk Fur lu mau apa?"

"Samain nih uangnya" Furuya menyerahkan selembar uang lima puluh ribu ke Kazuna

"Ok! Siap" dan dengan begitu Kazuna pun pergi ke kantin bersama yang lain dan hanya menyisakan Furuya dan Ruki

Beberapa menit terjadi keheningan diantara mereka, Furuya mulai kebosanan dengan gaya tidurnya. Dia mencoba mendekat ke Ruki dan tidur di lengan pemuda setengah vampire itu

Awalnya Ruki terkejut namun setelah melihat Furuya yang hanya diam dan kembali tidur itu membuatnya tak sampai hati membangunkannya. Jadi akhirnya dia membiarkan saja gadis biru itu tidur dilengannya.

Ruki merona merah saat Furuya kian mendekat kearahnya membuatnya mau tak mau menahan agar mereka berdua tak terjatuh, dia bahkan dapat menghirup aroma bluberry yang menguar dari rambut Furuya

"Entah kenapa ini....menyenangkan" Ruki tersenyum kecil, dia terus menatap wajah damai Furuya yang tertidur lelap. Entah bagaimana dia bisa terjebak ke dalam pesona gadis dingin ini yang jelas Ruki selalu bisa melihat gelagat Furuya yang menurutnya menarik

"Nih pesenan kalian"

Tiba-tiba saja adegan romantis itu dirusak oleh Kazuna yang dengan tanpa dosanya melempar sekantung kresek tepat ke wajah Ruki membuat siempunya meringis kesakitan

"Biasa aja bisa nggak sih!" serunya sambil meringis kesakitan. Kazuna mengangkat bahunya dan kembali keluar. Ya kembali keluar meninggalkan kedua pasangan itu

Ruki menghela nafas lalu melihat ke dalam kresek tersebut berniat mengambil miliknya saat tanpa sengaja tangannya juga menyentuh tangan Furuya yang ingin mengambil miliknya juga

"E-ehh?!" Ruki terkejut dan memerah dia segera melepaskan tangannya yang memegang tangan Furuya lalu menundukkan kepalanya menahan malu

Furuya diam dan menatap tangannya menggosoknya pelan lalu tersenyum simpul "Lucu"

Ruki mendongak saat mendengar ucapan Furuya. Sedangkan yang ditatap hanya terkekeh kecil sambil membuka kotak jusnya lalu meneguknya sedikit. Dia mulai memakan sandwich miliknya seraya melihat ke jendela mengalihkan pandangannya dari Ruki untuk sejenak.

Ruki kembali menghela nafas lalu berniat mengambil rotinya tapi Furuya keburu mengambil jatahnya dengan senyum mengejek diwajah cantiknya

"Furuya! Kembalikan sandwich itu!" Ruki memperingatkan tapi Furuya hanya acuh dan kembali memainkan sandwich ditangannya yang membuat Ruki semakin marah

"Furuya!! Kembalikan atau aku-"

Iris Ruki melebar saat Furuya dengan santainya menyuapi dirinya roti sandwich tadi, dia hanya diam dan tersenyum kecil saat melihat wajah Ruki yang kembali memerah

Furuya mengambil tangan Ruki dan menggosoknya pelan sebelum mengenggamnya kuat tapi tak melukainya. Furuya menunjukkan senyum lebarnya untuk pertama kalinya didepan Ruki membuat Ruki semakin jatuh ke pesona Furuya yang bertambah tersebut

"Kau imut dan Furuya suka itu" ujar Furuya lembut masih mencoba mempertahankan senyumnya.

Ruki menatap tangannya yang masih terus digenggam oleh Furuya, dia kemudian ikut tersenyum

"Cepat habiskan makanmu, bel sebentar lagi berdering" tutur Furuya halus lalu melepaskan genggaman tangan mereka. Ruki menatap tangannya sejenak ada rasa hangat yang menjalar dari sana dan pergi ke hatinya, dia menatap ke arah Furuya lagi saat melihat gadis itu juga memandangnya

Iris biru mereka bertemu, masing-masing terikat oleh pesona iris didepan mereka. Furuya membuat semuanya memutih kembali lalu dia mendekat ke Ruki

Sampai jarak mereka semakin dekat, hidung mereka pun bertemu membuat rona merah diwajah Ruki kembali muncul. Sementara Furuya hanya diam sambil memperhatikan Ruki. Dia menyatukan kening mereka dan berbisik pelan disana

"I will protect you"

💙💙

Tong...Teng...Tong...Teng...

Suara bel berdentang diseluruh sekolah pada dini hari itu, semua murid segera berhambur keluar dan segera menuju tempat parkir untuk mengambil sepeda mereka.

Furuya hanya diam dikelas sambil menunggu para murid lain keluar, itu sudah menjadi kebiasaanya, sesekali dia membalas sapaan dari beberapa temannya dan tersenyum samar. Setelah dirasa kelas cukup sepi Furuya bangkit dan membawa tasnya keluar kelas berjalan dengan santai dikoridor sekolah yang telah kosong

"Furuya!" Furuya berbalik saat seseorang memanggil dirinya, disana ada Ruki yang berlari menghampiri dirinya.

Furuya tersenyum kecil "Pagi"

Ruki terkekeh sedikit lalu membalas sapaan Furuya "Malam"

Itu kebiasaan mereka, Furuya suka menyebut waktu pulang mereka adalah pagi hari sementara Ruki menyebutnya malam hari

Furuya mengambil tangan Ruki dan menggandengnya dengan santai. Tak seperti gadis kebanyakan yang akan merona jika berpegangan. Dia tersenyum kecil "Pulang bareng?"

Ruki mengangguk dan mengeratkan genggaman mereka. "Ya"

💙💙💙

"Menginap lah jika kau mau"tawar Furuya pada Ruki. Ruki menggeleng menolak

"Tidak kau tidur saja"

Furuya diam dan menatap Ruki lekat. Tak lama dia mendekat dan sedikit berjinjit

Cup

Tanpa alasan yang jelas Furuya mengecup sekilas kening Ruki membuat Ruki merona tipis, dia segera menyentuh keningnya dan menatap Furuya yang hanya diam lalu kemudian menghilang

"Oyasumi Ruki"

Ruki menatap ke balkon lantai dua mansion Sakamaki dia melihat Furuya yang masih memperhatikan dirinya lalu tersenyum

"Oyasumi mo Furuya"

Ruki berbalik dan kemudian berteleportasi menuju mansionnya sendiri. Dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil melihat ke langit-langit kamarnya, entah mengapa hari ini sangat indah rasanya jika ia sedang bersama Furuya. Dia selalu bisa membuatnya merona dengan tingkah diluar dugaannya

"Boleh kah aku berharap kembali? Kau akan di sisiku"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro