How to Make Your Story Feel Jrenggul-Jrenggul

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

#LovTips

HOW TO MAKE YOUR STORY FEEL 'JRENGGUL-JRENGGUL'?

"What's the meaning of 'jrenggul-jrenggul', Mimin?"

Hahaa! Okkay, Gaesss. Kenapa judulnya jrenggul-jrenggul? Apa sih maksudnya?

Yess, jrenggul-jrenggul is bahasa Jerman bagian Jawa madan kulon. Alias ngapak. Artinya? Ora rata. Not datar, yess?

Dulu ada yang pernah nanya ke Mimin, tentang gimana cara biar tulisan kita diminati ama pembaca, dan biar orang mau baca tulisan kita.

Kalau nanyanya sekarang, mungkin Mimin bakalan bilang; "Tulis aja tentang pelakor, CEO, atau anak sekolah yang kebanyakan hormon, tapi kekurangan volume otak, jadinya yang dipikirin bukan sekolah, tapi pacar. Dijamin laris manis!" But, because nanyanya pada jaman tempo doeloe, Mimin jawabnya nggak gitu.

So?

Bagaimana sih biar tulisan fiksi kita diminati orang untuk dibaca?

Gaess, pembaca itu jumlahnya ribuan, bahkan milyaran.
Kalau kita pengin mereka semua meminati cerita kita, ya rasanya terlalu serakah.

Biar tulisan diminati, minimal sama banyak orang gimana?

Ya buat agar tulisa kita jrenggul-jrengul alias enggak datar.

Terus gimana biar tulisan kita nggak datar?

Mimin kasih tau rahasianya, tapi jangan bilang siapa-siapa, yess?
Sssssssstttttttttt!!!

Penulis itu harus menjadi penjahat dari tokoh yang kita ciptakan.

Menurut para master di dunia Hamster, elemen paling penting dalam sebuah cerita itu tokohnya, Gaess, soalnya do'i yang bikin cerita kita bergerak.

Karena tokoh ini adalah hal terpenting, maka kita harus bikin tokoh utama yang se-jrenggul mungkin. Biar apa? Biar makin greget!

Kita, jadi penulis itu harus jahat!
Kalau orang tua, biasanya mendidik anaknya biar jadi anak baik-baik dan lurus. Di dunia menulis, kita malah sengaja buat nge-bangsatin anak yang kita ciptakan.

Why?

Karena, yang datar itu nggak asik. Yang lurus kayak jalan tol, itu bikin ngantuk. Terus kalau nggak asik, entar jadinya ditinggalin deh.

Kalau dalam penulisan kita harus bisa jadi diri sendiri, maka dalam penokohan, dan pembentukan karakter, kita harus bertransformasi jadi amoeba.

Lah, kok amoeba? Iyess, kita mesti jago membelah diri, agar kita bisa jadi jiwa bagi banyak tokoh.

Biar apa?
Ya biar nggak datar!

Datar aja terus, sampai Cha Eun Woo ngelamar Mimin. Wkwk!

Cara lain, bisa juga kita tempelin tokoh ke orang sekitar. Misal kita mau nyiptain tokoh cowok yang hobinya main musik, dan jago main bola. Maka kita coba tempelin tokoh itu, misalnya sama temen kita atau siapa pun orang di sekitar kita yang jago main musik. Kita amati, gimana karakter mereka ketika lagi galau, gimana saat mereka lagi jatuh cinta dsb. Atau kalau nggak ada di swkitar kita, kita coba tempelin ke publik figur sekalian. Ke Justin Bieber, Kim Woo Bin, Ji Chang Wook, ah, siapa aja yang bisa kita amati gimana kelakuan mereka. Bahkan Mimin kadang juga nempelin tokoh ke dalam tokoh.

Hal ke dua yang juga butuh perhatian, adalah tujuan.

Iyess! Setiap tokoh harus punya tujuan, dan yang paling penting, adalah tujuan utama dari tokoh utama.

Kata orang lagi, tujuan utama yang baik, adalah tujuan yang sederhana. Contohnya yang pernah Mimin tonton, adalah film " 9 Summers 10 Autumn"

Tujuan tokoh utamanya sangat sederhana. Dia pengin punya kamar sendiri, tapi filmnya jadi jrenggal-jrenggul dan greget karena apa yang dilakukan oleh tokoh utama untuk mencapai tujuan utama.

Intinya, kalau mau tulisannya diminati pembaca, ya harus membuat cerita yang berbeda, dan pastinya yang nggak datar.

Terus, kalau anak kita udah punya tujuan, tugas kita sebagai penulis adalah menghalanginya buat mencapai tujuan utama.

Nah, kok?

Iyess, penulis itu tuhan bagi tokoh-tokoh yang kita tulis. Jadi kekuasaan kita bener-bener absolut.

Jangan sampai, karakter utama meraih tujuan dengan mudah.

Kalau tujuan diraih dengan mudah. Maka konflik menjadi lemah. Kalau konflik lemah, maka cerita tersebut juga menjadi lemah. Kalau cerita lemah, pembaca bosen, dan tulisannya nggak jadi jrenggul-jrenggul. Tapi datar macam hidung kau itu. Wkwk!

Kita harus membuat tokoh, seolah benar-benar hidup. Dan kita sendiri yang menjadi musuh utama bagi tokoh tersebut.

Menulis itu asyik. Jadi harus dibawa asyik. Cuma dengan menulis, kita bisa menjadi tuhan atas tulisan kita.

Jadi penulis itu seru. Cuma dalam dunia kepenulisan, semua orang bisa melahirkan. Entah itu cewek, atau cowok. Di dunia menulis, anak perawan bisa melahirkan banyak 'anak'. Kita juga bebas menciptakan siapa pun dengan karakter seperti apa pun.

Menulis itu menyenangkan, Gaess.
Kita bisa bikin pembaca tergila-gila dan baper sama anak kita. Padahal wujudnya cuma dalam bentuk tulisan.

Ya, nggak? Ya, nggak?

Hahaaa!

Okkay, Sahabat LovRinz. Sampai jumpa di LovTips selanjutnyaaa.

LovRegards,
Mimin Syantik

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro