26

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gue nggak bisa nahan air mata ini mengalir. Baru beberapa jam lalu kami berbicara dan saling berdebat, namun yang gue lihat sekarang justru Taeyong terbaring lemah dan berjuang melawan mautnya. Kami semua begitu panik. Kecelakaan motor yang menimpanya membuat keadaannya kritis. Dokter bilang dia kehilangan banyak darah. Diperparah lagi pembuluh darah di kepalanya pecah sehingga ia harus dioperasi berjam-jam lamanya.

Gue meluk eomma sedari tadi. Jadi, inilah alasan kenapa Papa Taeyong sampe marah-marah ke eomma. Bahkan beliau juga marah kepadaku. Semua ini memang salahku. Gue yang terakhir kali ngobrol sama Taeyong. Dia pasti nggak bisa fokus nyetir gara-gara omongan gue yang nyakitin hati dia. Gue nyesel. Andai aja gue bisa ngulang waktu...

Apa yang gue anggap jalan terbaik, malah menjadi jalan terburuk bagi kehidupan Taeyong. 

Gue mohon... lo harus bisa berjuang Yong. Lo harus bangun!


"Lihat apa yang terjadi pada anak saya?"

"Kamulah penyebabnya! Apa yang sudah kamu katakan sama anak saya huh?"

"Jangan sok berkuasa atas dirinya! Ingat! Kamu hanya anak pembantu! Apa kamu sadar itu?"

Gue masih nangis. Biarin aja Papa Taeyong menghina atau menindas gue kayak gimanapun. Gue pantas menerimanya.

"Anak saya begitu menyukai kamu! Dan kamu pikir kamu siapa? Seenaknya kamu menolak dia, seolah-olah kamu paling berkuasa di hatinya!"

Papa Taeyong terlihat sangat frustasi. Beberapa kali beliau memegangi kepalanya seperti sedang pusing berat. Sementara Mama Taeyong tetap duduk terpuruk pada kursi tunggu. Mengeluarkan air matanya yang tak habis-habis untuk anak kesayangannya.

"Apa yang harus saya lakukan sama kamu Sohyun?! JAWAB! KENAPA KAMU DIAM SAJA?!"

Teriakan Papa Taeyong semakin keras dan itu membuat gue takut. Dengan bibir yang bergetar, gue pun mencoba menjelaskan apa yang terjadi.

"T-tuan... m-maaf-kan s-saya..."

"S-saya hanya mencoba membuat Taeyong jauh dari saya tanpa maksud apapun.."

Papa Taeyong mencengkram bahu gue kuat.

"Dengar ya! Saya suka niat kamu. Tapi lihat apa yang terjadi pada anak saya?? Seharusnya kamu pikirkan matang-matang tindakanmu!! Kamu sudah lama tinggal bersama keluarga kami. Harusnya kamu tahu, Taeyong itu orang seperti apa. Kamu harusnya tahu.. kalau dia... pernah menjadi orang yang terobesi untuk bunuh diri!! Bagaimana kamu bisa lupaa... Sohyunn!!"

Tubuh Papa Taeyong berguncang. Menangis?? Begitulah yang gue lihat.

Satu hal yang baru gue sadari mengenai Taeyong. Dia pernah terobsesi bunuh diri, itu artinya, ia sengaja menabrakkan motornya pada sebuah mobil karena sedang frustasi. Gue..... Gue Kim Sohyun! Gue bukan Kwon Sohyun yang mengenal dia lebih jauh. Kesalahan gue pun rasanya semakin berlipat ganda. Kami semua menangis disini. Tak peduli ini rumah sakit, kami tak dapat membendung air mata lagi. Dan di benak gue yang ada hanya penyesalan yang berlapis.

"Om!!"

Suara itu terselip di antara kegelisahan kami. Gadis itu datang. Calon tunangan Taeyong, sekarang ini berada di tempat yang sama dengan yang kami singgahi.

"Om! D-dimana Taeyong?!"

Walaupun terlihat tenang, air mata pun ikut lolos pada wajah cantik Hyunmi. Gue tahu... dia pasti tulus mencintai Lee Taeyong. Dia emang yang paling pantas buat Taeyong. Dan bukan gue yang bisanya hanya ngebuat dia celaka.

"Taeyong sedang di ruang operasi. Keadaannya sangat paraah Hyunmi.... Om nggak kuat lagi rasanya!"

Hyunmi merangkul Papa Taeyong berniat mnenangkannya.

"Om jangan menyerah! Taeyong pasti baik-baik saja. Jangan pesimis Om. Kita harus banyak mendoakannya."

"Tapi Om.. Bagaimana semua ini bisa terjadi?"

Wajah Papa Taeyong beralih menghadapku. Diikuti oleh Hyunmi yang tanpa diberitahupun ia sudah mengerti maksud dari itu.

"Lo lagi??"

Hyunmi melangkah ke arahku. Wajahnya yang tadi terlihat sedikit terkejut, sekarang terlihat sangat memelas.

Yang membuat gue kaget adalah saat dia tiba-tiba berlutut dan memeluk kaki gue. Apa yang dia lakuin?

"Gue mohonnn Sohyunn.. udah cukup lo ganggu kami. Tolong biarin dia ataupun gue bahagia. Tolong jauhin dia... gue nggak mau dia terluka kayak gini lagi.. tolongg... Tolong jika lo masih anggep gue sebagai sahabat."

Hyunmi menangis. Gue pun juga. Siapa yang tega melihatnya menangis? Ya walaupun gue tahu dia pernah kasar ke gue. Tapi gue bisa maklumin hal itu. Dia teteplah sahabat gue.

Gue nggak bisa jawab apapun. Gue langsung ikut berlutut dan memeluk Hyunmi. Kami nangis bersama dan hanya kata 'maaf' yang mampu gue ucapin.

Pintu ruang operasi terbuka. Dokter keluar dan melepaskan maskernya. Papa dan Mama Taeyong bergegas menanyakan keadaan putranya.

"Dok.. bagaimana anak saya?"

"Tuan.. Nyonya... kami menyesal harus mengatakan ini. Tapi.."

"Dok!! Kami akan bayar berapapun. Semahal apapun! Tapi tolong selamatkan nyawa anak saya Dok!!" 

Mama Taeyong menangis meraung. Sepertinya.. kami tahu apa yang dokter akan katakan.

"Maaf, Nyonya."

"Kami tidak dapat menyelamatkan nyawa anak Anda."


Kaki gue lemes. Dada gue sesak. Kantung air mata gue pecah. Sebesar inikah kesalahan yang udah gue lakuin? Lee Taeyong..... meninggal?


"Taeyonggggg!!!!!!!"

Mama Taeyong menangis begitu kencang, menggetarkan setiap relung hati gue yang rasanya juga mulai terbakar. Baju gue basah karena air asin itu terus meluncur dari sudut mata gue. Gue.. Gue.... 

Gue belum sempet minta maaf sama Taeyong. Gue belum sempet balas cinta dia. 

Kenapa dia harus pergi?


"Sohyun!! Ini semua gara-gara lo!!! Lo penyebab kematian Taeyong! Gue benci sama lo!! Harusnya lo yang mati aja!!! MATIIII AJAAAA LO SOHYUNNN!"

Hyunmi ngedorong tubuh gue sampai kepala gue terbentur tembok. Pusing.. gue merasakan pusing yang luar biasa. Pengelihatan gue mulai memburam. Entah itu karena air mata, ataukah nafas gue yang mulai melemah. Lalu... semua menjadi gelap!





























Sebelum semua benar-benar berakhir... gue mau mengatakan satu hal.

Jangan sia-siain hidup lo yang berharga. Buat semua terasa lebih bermakna. Dengan persahabatan, percintaan, ketulusan, dan kasih sayang.... suatu es yang keras dan dingin pun bisa menjadi meleleh. 

Lo cantik? Kaya? Pintar dan menarik? Gue adalah saksi sekaligus korban. Gunakan semua kelebihan lo dengan semestinya. Kegiatan membully tidak akan pernah menghadirkan kedamaian hati. Dengan kelebihan lo aja, lo belum tentu dihormatin kalau lo nggak bisa ngehormatin orang lain.

Ketulusan? Lo mungkin akan merasakannya setelah lo kehilangan sesuatu yang ternyata begitu berharga buat lo. Sesuatu yang dari awal nggak lo sadari. Sesuatu yang mampu mengubah suasana menjadi hidup. Dan itu cinta.

Kehidupan gue di sini udah berakhir. Apa lagi yang bisa gue dapet selain hikmah? Pertama, Taeyong udah bener-bener pergi ke tempat yang nggak bia gue jangkau lagi. Semua orang membenci gue, termasuk Hyunmi. Soo Ah yang mendesak gue keluar dari sekolah. Lalu, Mama dan Papa Taeyong yang hatinya udah gue lukain. Siapa lagi yang akan berpihak sama gue? Gue disini sendirian. 

Hanya satu orang yang selalu nemenin gue dan memberikan kasih sayangnya ke gue layaknya mama. Beliau adalah Eomma Kwon Sohyun. Gue berterima kasih banget karena eomma udah ngejagain gue selama gue ada di alam mimpi. Menyiapkan makanan dan nemenin tidur malam gue.  Gue harusnya masih bisa bersyukur kan?

Pertama dan utama. Gue menyesal. Gue menyesali semua perbuatan gue sebelumnya. Dan gue bisa rasain sekarang... gimana akibatnya. Gue selalu memandang diri gue sendiri tanpa tahu bagaimana pemikiran dan perasaan orang lain yang udah gue sakitin. Gue... udah sadar akan itu semua!


"Sohyun, lo udah siap?"

Saeron menatap gue, dan gue begitu yakin menganggukkan kepala.

"Tutup mata lo dan terima kasih..."

Saeron tiba-tiba menghilang. Dan cahaya putih menyilaukan datang tiba-tiba membuat gue menutup mata kaena kesialuannya.























To be Continued.

:"(


Gimana sih bikin paragraf yang bikin sedih?? Ahhh susyahhhhh :""

Yah.. semoga aja kalian bisa nangkep ceritanya... :(

Next part... mungkin endingnya ya. Jadi jangan lupa baca...


Untuk pengganti FF ini aku udah publish prolog nya "My Beautiful Matchmaker!"

Bisa diliat langsung di jejeran work aku. Tokohnya tetep Taeyong-Sohyun. 

Makasih cinta kalian untuk FF ini... menulis memang susah ya. Yang penting kita menikmati aja proses kita menulis yang tentunya juga buat ngisi waktu luang. hehe... 


Byeee....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro