7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Seperti ini ternyata rasanya ketika lo nggak punya temen satu pun. Sepi dan hampa. Mau ke kantin, tapi nggak ada yang nemenin, mau curhat nggak ada yang dengerin. Gue bisa mati kalau lama-lama kayak gini. Semua orang disini pada nggak berani temenan sama gue karena gue ini anak bully-an yang selalu diincer sama Soo Ah. Jadi kebayang sama Dahyun yang tiap hari gue kerjain. Apa dia ngalamin hal yang sama kayak yang gue alamin?

“Ya iyalah. Dahyun sama menderitanya kayak lo. Kok lo sama sekali nggak peka sih!”

Datang tak diundang, pulang tak diantar. Seperti itulah Saeron di mata gue. Udah kayak jelangkung. Mana datengnya pasti tiba-tiba, kan gue kaget!

“Ah elo Ron! Gue kirain siapa. Jangan ngagetin gitu dong!"

“Ya, maaf. Hehe..”

“Ron, kapan sih gue bisa pulang ke dunia nyata dan terbebas dari mimpi buruk ini? Gue udah ga kuat. Gue bosan nggak ada temen. Gue capek di bully terus sama Soo Ah. Lo nggak liat keadaan gue sekarang gimana gara-gara kemarin gue disiksa dia di gudang. Huh?”

“Maaf, Hyun. Tapi, lo ada disini itu semua karena perbuatan lo sendiri. Lo hanya bisa keluar saat hati lo merasakan penyesalan terdalam atas semua yang udah lo lakuin ke Dahyun.”

“oke gue ngaku, gue nyesel banget karena selalu ngerjain si Dahyun. Kelar kan?? Sekarang apa lo bisa ngeluarin gue dari penjara ini?”

“Lo emang nyesel Sohyun, tapi pengakuan lo itu nggak tulus. Gue yakin kok, lo bisa keluar dari sini tapi suatu hari nanti. Sabar aja yaa!”

Emang dasar Saeron. Di mah enak karena nggak harus ngalamin apa yang gue alamin. Nggak harus ngerasain rasa sakit yang gue rasain. Saeron nggak ngerti penderitaan gue. Makanya dia bilang begitu. Ya sudahlah, setidaknya gue punya Saeron yang udah gue curhatin tanpa sengaja dari tadi.

“Eh… ikutan yuk, kak Eunwoo ikut casting tuh!”

“Seriusan lo! Kak Eunwoo ikutan? Kalo dia udah pasti lolos jadi pangerannya kan?!”

“Gue mau ikutan ah! Siapa tahu gue kepilih jadi Snow White-nya!”

“Lo yakin? Nggak takut saingan sama nenek lampir sekolah?”

Gue denger suara rebut-ribut di depan madding. Mereka nyebut-nyebut nama Eunwoo dan Soo Ah. Dan hebatnya, mereka manggil Soo Ah dengan julukan nenek lampir sekolah. Haha.. gue seneng dengernya. Kan kalo gini kuping gue bisa refreshing dikit. Tapi gue penasaran, apaan sih yang mereka obrolin.

“Udah.. sono. Liat aja, barangkali lo tertarik” Sahut Saeron yang emang bisa baca pikiran gue.

Gue pun menerobos keramaian dan meneliti pengumuman apa yang dipajang sekolah di madding tersebut,

“Diadakan casting untuk pemeran drama romantis “Snow White”  dalam rangka memperingati acara ulang tahun sekolah pada tanggal 28 Februari 2018. Casting diadakan untuk seluruh siswa SMA Jeongguk yang berminat, dengan mendaftar langsung ke sekretariat OSIS. Batas pendaftaran 4 Februari 2018 pukul 12.00 KST.”

“Wah, besok dong penutupan pendaftarannya!” Lanjut gue setelah membaca isi pengumuman.

“Lo nggak perlu ikut!”

Teriakan seorang cowok dari arah belakang yang gue yakini itu terikan ditujukan ke gue. Gue pun menoleh dan mendapati Taeyong, majikan gue tercinta, udah berdiri manis di belakang  dengan wajah jutek khasnya. Astaga, sekarang apa lagi?

“Lo nggak usah ikutan casting itu Sohyun?!”

“Kok lo ngelarang gue tiba-tiba sih. Emangnya lo tau darimana kalo gue mau ikut? Lo dukun ya?”

“Ya jelaslah gue tahu. Gue tau banget, karena Sunbae tercinta lo juga ikutan!”

“Sunbae siapa maksud lo?”

“CHA EUNWOO.”

“Ah Elah… lo kenapa? Cemburu sama gue?”

“Idih… siapa juga yang cemburu. Gue jelasin ya, Eunwoo itu pacarnya Soo Ah. Kalau lo ikutan audisi itu, udah pasti lo saingannya sama Soo Ah. Jika Soo Ah tahu lo ikutan audisi, bisa mampus lo! Lo pikir gue nggak tahu siapa yang ngelakuin hal kotor ke lo semalem? Waktu gue nemuin lo di jalanan?”

“Taeyong… jadi lo tau kalo yang ngelakuin itu Soo Ah?”

Berarti Taeyong nemuin gue seharusnya di gudang bukan di jalan. Tapi kok dia bilang, dia nemuin tubuh gue di jalanan sih?

“Jadi bener? Soo Ah yang melakukan perbuatan itu? Gue sih Cuma menebak aja. Soalnya kemarin gue lihat lo lagi jalan ke lorong sekitar gudang pas  jam istirahat. Setelah itu, gue lihat Soo Ah lewatin jalan yang sama kayak yang lo lewatin. Ketika lo bilang begitu, gue jadi semakin yakin kalo yang bikin punggung lo sakit juga dia. Dia bully lo udah keterlaluan banget Sohyun!!”

Taeyong mulai berteriak dan gue langsung bungkem mulutnya!

“ssttt… jangan kenceng-kenceng! Lo mau Soo Ah denger  tentang ini? Gue masih mau sekolah disini Taeyong?!”

“Iya maaf. Lain kali, lo harus certain semua masalah lo ke gue.”

“Kenapa gitu? Sejak kapan kita deket sampe-sampe gue harus certain semua masalah gue ke lo?”

Gue nggak tahu apakah dia sebelumnya emang deket banget sama Kwon Sohyun. Namun, Saeron bilang hubungan mereka itu cuma sebatas majikan sama pembantu. Mereka nggak deket dan nggak pernah deket. Di sekolah aja, Taeyong cuek banget dan gak peduli sama Kwon Sohyun. Sekarang, kenapa Taeyong berubah gitu ya? Apa dia emang suka sama gue? Sama karakter Kim Sohyun dan bukan Kwon Sohyun???

“kita emang nggak pernah deket. Sebenarnya, kalo lo dari dulu jadi Sohyun yang berani dan cerewet kayak gini, mungkin kita udah berteman. Dan mungkin kita udah deket.”

“Maksud lo apaan sih? Gue gapaham.”

“Sohyun, gue suka liat perubahan diri lo. Lo emang anak pembantu, tapi bukan berarti dengan pekerjaan yang dianggap rendah sama orang-orang itu lo jadi pendiem dan nggak mengemukakan pendapat. Orang-orang jadi semakin membuat lo lemah dan mereka akan semakin nginjek-nginjek harga diri lo. Sekarang, Sohyun yang gue lihat adalah Sohyun yang pemberani, cerewet, dan suk mencoba hal-hal baru. Dengan berubahnya lo, pikiran gue tentang lo yang lemah dan pengecut jadi ilang.”

“Oh… jadi selama ini lo anggep gue lemah dan pengecut??”

Luar biasa! Kehadiran gue disini ternyata udah ngubah image Kwon Sohyun di mata Lee Taeyong. Sungguh luar biasa.

“Gadis lemah dan pengecut? Wow!!! Taeyong! Tambahan kosa kata yang bagus. Iya kan pengecut?”

Soo Ah natap gue. Si gadis manja dan sombong. Si nenek lampir sekolah tiba-tiba nyamperin gue dan motong pembicaraan antara gue dan Taeyong.

“Gadis pengecut kayaknya udah mulai tobat deh. Masa dia mau ikut audisi casting dan berharap menang bersaing dengan lo?”
Lanjut Daebi.

“Ya kali! Mana level gue bersaing sama dia! Tanpa gue minta, udah pasti gue yang menang dan kepilih jadi Snow White-nya. Teruss…. Gue bersanding dengan pangeran gagah gue sekaligus PACAR GUE, Cha Eunwoo oppa!”

Anak-anak yang lain pada ngelihatin kami. Ngelihatin dimana Soo Ah ngehina gue habis-habisan di depan umum. Keadaan pun semakin gaduh dengan cemoohan dan cibiran anak-anak terhadap gue.

“Gadis rendahan kayak dia mau ikut?”

“bersaing sama Park Soo Ah? Anak pemilik sekolah?”

“Dia udah pasti kalah!”

“Ya iyalah. Lagian anak pembantu mana cocok ikutan casting?? Haha” 

“Udah gila kali dia mau ngelawan Soo Ah!”

“Kita aja nggak berani lawan Soo Ah, apalagi dia yang pengecut? Yang kerjaannya tiap hari cuma dikerjain sama Soo Ah!”

“KWON SOHYUN BAKAL IKUTAN CASTING!”

“Dia bukan cewek pengecut yang nggak berani ngelawan nenek lampir sekolah! Dia Kwon Sohyun. Pasti akan segera membuat Park Soo Ah tutup mulut akan keberaniannya!”

“Ayo! Sohyun! Kita pergi dan segera mendaftarkan dirimu!”


Dasar Taeyong gilaaa!!! Kenapa dia ngomong begitu??

Mati gue habis ini!




































To be continued….

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro