³Flying Class

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Kak..."

Tidak ada jawaban.

"Kak Fred?"

Pemuda itu masih tidak mau menjawab, hanya tersenyum menatap kearahmu  begitu juga dengan George yang hanya menatap Fred menahan tawanya. George mendekat, membisikkan sesuatu yang membuatmu sedikit ragu untuk melakukannya.

"Uh, Fred?"

"Ya [Name]?" Fred tersenyum lebar, sepertinya yang dibisikkan oleh George padamu benar. Fred hanya akan menjawab jika kau memanggilnya tanpa imbuhan apapun. 

"Bukankah aku sudah katakan, aku bisa berlatih sendiri? Dan, a-aku bisa sendiri," kau tampaknya malah semakin gugup dengan posisi kalian sekarang. Ya, beberapa hari setelah kejadian kau terjatuh dari sapu terbang, Fred dan George datang saat kau sedang belajar lagi. Dan sekarang, Fred malah berada di belakangmu ikut menunggangi sapu terbangmu. Kedua tangannya melingkar disekitar tubuhmu.

"Karena tanganku terkilir saat menangkapmu, aku tidak diperbolehkan Oliver untuk latihan dulu," Fred tampak menghela napas dan menyentuh tanganmu yang memegang gagang sapumu, "hei, tanganmu terlalu tegang, pantas saja kau tidak bisa mengendalikannya dengan bagus."

"Tetapi maksud kak Oliver, kau harus istirahat bukan malah disini..."

"Sudahlah [Name], walaupun bukan menemanimu Freddie tidak akan istirahat dan diam saja di kamar," George tampak menggeleng dan melihat saudara kembarnya. Kau hanya bisa diam, sebelumnya tidak pernah berdekatan seperti ini dengan seorang pria selain ayahmu dan juga Draco.

Kau bahkan bisa merasakan punggungmu yang bersentuhan dengan tubuh Fred memanas. 

"Kau tidak perlu menjejakkannya dengan kencang, cukup pelan tetapi tegas," suara Fred tampak sangat dekat di depan telingamu, kau hanya mendengarkan tanpa bisa berkonsentrasi dengan apa yang dikatakan oleh Fred. Fred tahu kau tidak terlalu mendengar, namun menyangka jika penjelasannya kurang jelas, "bagaimana kalau aku yang mengendalikan sapu ini? Kau hanya perlu rileks dan diam."

"Eh, apa--AAH!" Fred menjejakkan kakinya ke tanah, kau bahkan belum siap saat sapu terbang itu naik perlahan dan melaju. Dengan kalian berdua diatasnya. Fred tidak melaju terlalu kencang, tetapi kau sudah keburu takut dan malah memegang erat pegangan sapu itu dengan tangan yang gemetar.

"Freedie jangan terlalu kencang, sepertinya ia akan muntah," George berteriak, tampak melihat Fred yang masih membawamu berkeliling menggunakan sapu terbang. Kau menutup matamu erat, tidak tahu dimana Fred membawamu hingga kau merasakan pergerakan sapumu berhenti. 

"Hei [Name], kau bisa buka matamu."

"Tidak mau, aku akan jatuh!"

"Tidak akan, aku memegangimu kok," kau masih sedikit ragu, namun pada akhirnya memberanikan diri membuka perlahan matanya saat sapu terbang yang kau pinjam dari Madam Hooch melayang cukup tinggi. Kau refleks melihat kearah atas, namun itu adalah ide yang buruk saat kau melihat betapa tingginya kalian dari bawah.

"F-FRED!" Kau refleks memeluk lengan Fred dan tampak wajahmu sangat pucat, "t-turunkan aku. Ini terlalu tinggi..."

"Jangan melihat kebawah, lihat kedepan," Fred menunjuk kearah depan mereka. Kau perlahan memalingkan kepalamu dari bawah, dan menoleh kearah depan dimana pemandangan danau hitam yang memantulkan cahaya sore membuatmu terdiam. Tubuhmu berhenti gemetar dan hanya menatap kearah pemandangan didepanmu saat itu, "bagaimana, bagus bukan? Kau tidak akan menemukannya dibawah. Tidak ada yang perlu kau takutkan disini."

"Aku tidak pernah melihat dari ketinggian seperti ini. Bahkan ini lebih tinggi daripada bukit di dekat rumah," Fred melihatmu yang memandangi pemandangan itu dengan wajah berbinar. Ia tertawa, kau sendiri tampaknya malah asik sendiri, kagum dengan pemandangan itu hingga sadar kau tidak begitu merasa takut.

"Kurasa... kurasa aku bisa mengendalikannya. Bagaimana kalau aku coba mengendalikannya?"

"Tentu," Fred sedikit ragu, namun pada akhirnya melepaskan sedikit kontrol sapumu. Kau memegangnya, memikirkan jika ketinggian kalian tidaklah menjadi hal yang menakutkan. Saat kau merasakan keseimbangan sapu goyah karena Fred yang melepaskan kendali, saat itu juga kau melihat kearah bawah dan tampak mendadak pusing karena ketinggian itu.

"Hei-hei," Fred segera menangkap tubuhmu dan mengendalikan sapu terbangmu lagi, "sepertinya cukup, kau tidak perlu memaksakan dirimu untuk langsung bisa menyesuaikan diri dengan ketinggian seperti itu."

Fred dengan mudah menggerakkan sapu tersebut turun, membantumu untuk turun dari sapu itu. Pemuda itu bisa merasakan tanganmu yang berkeringat dingin dan gemetar, ia tampak menggaruk kepala belakangnya.

"Maaf, aku terlalu memaksamu ya?"

"Tidak-tidak, uh a-aku berterima kasih karena kau sudah membantuku tadi," kau tampak menunduk sekali namun mengingat tentang ucapan ayahnya dan kakek juga neneknya yang mengatakan Malfoy tidak akan menunduk pada keluarga manapun yang dianggap lebih rendah daripada Malfoy. Termasuk Weasley yang dianggap lemah.

"Oh tidak, kumohon jangan katakan pada Draco jika aku menunduk pada kalian," Ia belum mendapatkan respon dari ayahnya tentang diputuskannya ia ke asrama Gryffindor. Tetapi ia bisa membayangkan bagaimana reaksi ayahmu tentang itu. 

"Tidak masalah, lagipula kurasa aku juga tidak ingin berbicara dengan bocah itu," Fred tampak menggeleng dan tertawa pelan, "maaf, tetapi saudaramu itu cukup menyebalkan."

"Tidak apa, lagipula apa yang kau katakan memang benar."

Fred dan juga George tampak tertawa mendengar perkataanmu. 

"Sudah malam, kakak kami Percy sangat cerewet dalam hal peraturan semenjak menjadi head prefect. Ayo, aku dan juga Georgie juga akan pergi ke asrama, kita pergi bersama-sama saja," kau mengangguk dan memutuskan untuk pergi bersama dengan Fred dan juga George.

³³³

"Kau tahu ini pelajaran untuk kelas tiga bukan?"

Entah bagaimana, sejak kejadian itu kau malah sering sekali mendapati Fred dan George yang berada bersama denganmu setiap kali kau sedang sendirian. Ngomong-ngomong, kau sudah mulai lancar terbang meski belum terlalu tinggi. 

"Benarkah?" kau tampak bingung, yang sedang kau jelaskan pada Fred juga George adalah tentang ramuan yang pernah kau baca di buku yang ada di perpustakaan Malfoy. Karena kau yang jarang sekali ikut ayahmu--tidak seperti Draco--kau lebih sering menghabiskan waktu untuk membaca buku di perpustakaan yang ada di manor Malfoy, "aku hanya pernah membacanya saja..."

"Ini bahkan BAB yang belum pernah kita pelajari bukan Fred," George menunjuk pada tulisanmu yang kau buat untuk membantu Fred juga George mengerjakan tugas mereka. Kalian sedang berada di ruang rekreasi Gryffindor, kau hanya sedang membaca sementara Fred juga George tampak mengerjakan tugas mereka.

Kau hanya kebetulan melihat nama ramuan yang ada di perkamen mereka, memberitahu mereka dan malah berakhir membantu mereka mengerjakan tugas yang mereka miliki. 

"Draco lebih pintar dariku, ayahku selalu mengatakan ia adalah anak yang jenius. Ia bilang bakatnya itu tidak akan ada yang bisa mengalahkannya bahkan jika aku mempelajari semua hal yang ada untuk mengejarnya," jawabmu sambil membuka lembar buku yang tadi terlupakan, kembali membaca. Namun, keheningan itu membuatmu menoleh pada Fred juga George yang hanya menatapmu saja, "ada apa?"

"Ayahmu mengatakan hal itu?"

"Uh, tetapi itu memang kenyataannya. Kau tahu, Draco sangat mahir dalam menggunakan mantra. Ia bisa menggunakan Serpensortia, dan ia juga bercita-cita untuk menjadi pemain Quidditch asrama. Aku yakin ia pasti bisa melakukannya," kau berbicara dengan lancar dan tanpa ragu saat memuji Draco seolah kau memang sering melakukan itu.

"Bagaimana denganmu?"

"Aku? Ayah selalu bilang kalau membaca tidak akan membantuku jika aku masih belum bisa menggunakan sihir. Ayahku hampir saja membuangku saat aku tidak bisa menggunakan sihir hingga usiaku 10 tahun. Oh, Draco sudah bisa menggunakan sihir saat usianya 5 tahun, ia menyelamatkanku yang akan terjatuh dari pohon," jawabnya bahkan terus memuji Draco saat Fred menanyakan tentang dirinya.

"Apakah kau sering melakukan itu?" Fred dan George tampak menatapmu bersamaan.

"Eh?"

"Selalu merendahkan dirimu dan meninggikan saudaramu sendiri."

"Bukankah seharusnya itu yang dilakukan sesama saudara?" Fred dan George tampak memutar bola matanya. 

"Apakah kami terlihat seperti itu?"

"Aku lebih baik menjelek-jelekkanmu daripada harus aku menjatuhkan diriku sendiri Freddie, maksudku kenyataannya memang aku yang lebih baik darimu," George tampak memutar bola matanya, Fred memukul pelan kearah George yang tertawa dan mengaduh. Kau memandangi keduanya, tampak memiringkan kepalanya dan menatap kearah Fred.

"Jadi, yang tadi kulakukan itu tidak wajar?"

"Setidaknya untuk kami," Fred dan George tampak akan berbicara lagi saat pintu ruang asrama terbuka. Mereka bertiga menoleh dan menemukan Harry, Ron, Hermione, juga Neville yang masuk sambil terengah-engah. 

"Ada apa dengan kalian?!"

"Aku. Tidak. Akan. Ikut. Dengan. Kalian lagi!" Hermione tidak menjawab perkataanmu dan menatap tajam kearah Ron juga Harry. Ia berbalik, tampak menarik tanganmu menuju ke kamar. Kau tampak heran, memandangi Ron dan Harry kemudian pada Fred dan George yang mengangkat bahunya.

³³³

Fred dan juga George tampak kembali bersama-sama saat berjalan dan berbincang. Mereka menggunakan pakaian Quidditch mereka dan membawa sapu terbang milik mereka saat akan pergi untuk berlatih Quidditch. Dari kejauhan, George menghentikan obrolan mereka dan menepuk pundak Fred. Ia menunjuk kearah depan dimana tampak kau yang sedang membelakangi mereka.

George dan Fred saling berpandangan dengan tatapan usil, berjalan perlahan mencoba untuk tidak diketahui olehmu. Saat sudah dekat, mereka berdua menepuk pundakmu cukup keras.

"HEI!" keduanya berteriak di kedua telingamu, membuatmu melompat kaget dan berbalik kearah mereka berdua. Matamu tampak sedikit basah dan merah, mereka sepertinya menyadari apa yang terjadi padamu, saat kau tampak berusaha menahan tangismu. 

"[Name], kau tidak apa? Kami tidak bermaksud untuk membuatmu sangat terkejut sampai ingin menangis," Fred tampak sedikit menunduk untuk melihat keadaanmu, namun kau bukan akan menangis karena mereka. Kau hanya terkejut tadi, namun apa yang membuatmu ingin menangis ada di tanganmu.

"Fred," George menunjuk pada amplop dan surat yang ada di tanganmu. Fred dan George hanya sempat melihat nama Lucius disana dan segera menyimpulkan jika itu adalah surat dari ayahmu. Ia segera menutup dan melipat surat itu sembarangan.

"Kau tidak apa-apa?"

"Tidak," kau mengusap kasar matamu dengan lenganmu, menggeleng dan meletakkan tanganmu yang memegang surat di belakang tubuhmu. Kau melihat Fred dan George yang memandangimu tidak henti. Mereka tidak akan berhenti memandangimu sampai kau mau menceritakan tentang apa yang dikatakan oelh ayahmu.

"Itu, bukan hal yang besar kok," kau tertawa pelan dan menggaruk dagumu dengan telunjuk, "ayah hanya berkata jika hanya Draco yang bisa mengikuti pesta natal tahun ini bersama dengan keluarga Crouch karena keluarga Crouch hanya ingin bertemu dengan Draco. Jadi, kurasa aku akan tinggal di Hogwarts selama natal nanti."

Kau pasti juga yakin jika ayahmu masih kecewa karena kau memasuki asrama Gryffindor. Padahal, saat natal kau tidak pernah berkumpul dengan keluargamu karena mereka selalu sibuk dengan pesta yang diadakan oleh keluarga lainnya. Draco yang sering ikut, sementara kau jarang mengikutinya.

Kau hanya ikut saat kau sudah bisa menggunakan sihir, sekitar 2 tahun yang lalu. 

"Hei [Name]," kau menoleh dan menemukan Hermione yang berlari menghampirimu. Kau tersenyum, berhenti dan menunggu Hermione untuk sampai didepanmu, "kau akan pergi ke kelas mantra bukan?"

"Ya, ayo bersama-sama. Kalau begitu aku permisi dulu Fred, George," kau mengibaskan tanganmu dan tampak akan berjalan menjauh.

³³³

Malam semakin larut, tampak kau sudah tertidur nyenyak dan masuk dalam kegelapan tidurmu. Kau tidak pernah bermimpi sama sekali, atau kau tidak pernah mengingatnya. Namun, saat kau mengingatnya, itu bukanlah sesuatu yang bagus. Semua mimpi yang kau ingat adalah mimpi buruk, dan semuanya menjadi kenyataan.

Kau ingat jika kau pernah menangisi burung pipit yang kau dan Draco dapatkan di kebun apel milik keluarga Malfoy. Kau sudah memeliharanya selama 1 tahun lamanya dan kalian bertiga--dengan Draco--sangat menyukai burung itu. Namun, malam itu kau bermimpi bagaimana seseorang tampak menabrak burung itu hingga tewas bersimbah darah.

Kau menangis, meminta Draco untuk tidak melepaskannya keesokan harinya. Tidak ada yang terjadi saat itu, namun beberapa hari kemudian apa yang kau mimpikan menjadi kenyataan. Itu adalah mimpi buruk pertama yang kau ingat, kemudian berlanjut setiap kali ada sesuatu yang buruk, yang terjadi pada orang-orang yang berada didekatmu, kau akan bermimpi pada malam harinya.

Dan malam itu, kau benar-benar ketakutan saat menyadari kau ingat secara jelas mimpi buruk yang kau dapatkan. Dimana tampak seekor raksasa besar dengan palu batu di tangannya, masuk ke Hogwarts dan pergi menuju kamar mandi. Kau juga mendengar teriakan dari Hermione yang sangat keras.

"[Name]?" kau menoleh dan menemukan Hermione yang terbangun. Saat itu waktu menunjukkan pukul 2 pagi, "aku kaget mendengarmu berteriak."

"Ma-maafkan aku Mione," kau mencoba untuk tidak membuat Hermione khawatir. Hermione menatap kearahmu sebelum mengangguk dan berbaring di ranjangnya lagi untuk kemudian tertidur. 

"Itu tadi hanya mimpi... Hermione akan baik-baik saja," napasmu masih memburu, kau memegangi dadamu, jantungmu berdetak sangat kencang. Mimpi itu terasa sangat nyata seperti saat kau memimpikan sesuatu yang buruk akan terjadi dulu.

"Tidak akan ada yang terluka..."

³³³

"It's Wingardium LeviOsa, not LeviosAaar. Aku tidak sama sekali kaget jika ia tidak memiliki teman."

Ron masih kesal dengan Hermione saat kelas mantra Professor Flitwick. Kau mendengar dari jarak cukup dekat, namun segera terhentak saat Hermione tampak berjalan dengan cepat, sengaja menabrak Ron yang baru sadar jika Hermione berada di belakangnya.

"Ronald Weasley, kau mau aku hex saat ini juga?" kau menatap tajam kearah Ron yang meneguk ludahnya dalam-dalam. Hermione adalah teman pertamanya, dan ia yang sering menemanimu untuk belajar selain Fred juga George. Meskipun Ron juga Harry juga baik dan berteman dengan Hermione, namun kau marah saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ron.

"A-aku hanya bercanda [Name]," Ron sepertinya cukup kaget dan takut karena kau sudah mengeluarkan tongkat sihirmu dan akan memantraimu saat itu juga. Kau tampak menggeram, Ron bersembunyi dibelakang Harry karena baru kali itu melihatmu marah.

"Uh, ia tidak bermaksud mengatakan itu [Name], Ron hanya kesal karena sifat Hermione tadi."

"Tidak ada yang salah dengan memberitahukan kesalahannya. Tentu saja yang salah kau Weasley, kau tidak seharusnya mengejeknya hanya karena kau iri Hermione bisa melakukannya," kau tampak sadar jika kalian menjadi bahan tontonan. Kau menghela napas, menurunkan tongkatnya dan berjalan cepat mencari Hermione kembali.

"Minta maaf padanya setelah ini atau--"

"Baiklah aku akan melakukannya," jawab Ron cepat.

³³³

"Hei Mione, kau tahu Ron tidak bermaksud mengatakan itu bukan?"

Kau menemukan Hermione, namun ia tidak mau keluar dari kamar mandi perempuan. Parvati dan Lavender tadi membantu untuk membujuk Hermione keluar namun mereka gagal. Kau yang menyuruh mereka berdua untuk meninggalkanmu dan Hermione saja berdua disana. Kau dengar isakan pelan didalam bilik kamar mandi, menghela napas dan menunggu sambil menyenderkan tubuhmu.

...

"Tunggu," kau bergumam, menatap kearah sekeliling. Kamar mandi yang mendadak cukup familiar di ingatannya. Kamar mandi yang sama dengan apa yang muncul di dalam mimpimu. Kau membulatkan matamu, tampak segera mengetuk pintu kamar mandi tempat Hermione dengan cepat, "Mione, kau sudah selesai? Aku akan menemanimu menangis lagi kalau kau keluar sekarang..."

Suaranya sedikit gemetar, kau bisa merasakan lantai bergetar. Suara langkah kaki yang kencang dan menunjukkan makhluk yang besar terdengar. Kau menoleh, menemukan seekor Troll raksasa yang berdiri di hadapanmu dan menatapmu yang menatapnya kaget.

BRAK!

Hermione mendengar suara itu, tampak membuka perlahan bilik kamar mandi tempatnya berada. Ia segera melihat Troll itu tampak berdiri dan mengangkat pemukul batunya. Ia juga melihatmu yang terlempar dan menabrak dinding kamar mandi, tidak bergerak.

"AAAAH!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro