22

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

happy reading,

love,

sirhayani

vote dulu sebelum baca, yaa 😍 terima kasih❤️🫶🏻22

Sejak Alanna meninggal, suasana kelas terasa sunyi. Aku juga jarang berbicara dengan Chessa di hari pertama dan kedua setelah kepergian Alanna. Namun, di hari ketiga, kami akhirnya saling bicara. Aku yang mengajaknya bicara duluan sehingga kami akhirnya selalu ke mana-mana bersama.

Satu-satunya teman yang kupunya saat ini adalah Chessa. Begitupun dengan Chessa, hanya Zoey yang dia punya sekarang.

"Sepi, ya?" celutuk Chessa saat kami menikmati minuman di tribun. "Biasanya ada seseorang yang berisik di sekitar sini."

Iya, Alanna yang selalu berisik di sekitar kami.

"Rasanya terlalu tiba-tiba," gumamku. "Nggak wajar, kan?"

"Orang-orang bilang, kadang yang kelihatan ceria itu yang paling banyak mendem perasaan. Akhirnya nggak kuat."

Chessa percaya bahwa Alanna meninggal karena bunuh diri. Aku masih bertahan pada spekulasi bahwa Alanna dibunuh. Ada yang membuat seolah-olah Alanna telah membunuh dirinya sendiri. Satu-satunya yang kucurigai adalah Noah.

Bagaimana aku bisa mendekati cowok yang seperti itu?

Aku ingin langsung pulang tanpa harus melewati rintangan ini. Zoey ... apa dia punya dendam pribadi padaku sampai membuatku harus tersiksa? Tak mungkin. Kami tak pernah bersinggungan sebelumnya. Seperti kata iblis itu, aku hanyalah orang terpilih yang katanya memiliki mental baja.

Meski Noah sudah ada di Indonesia dan aku juga sudah melihatnya secara langsung, tetapi dia belum masuk sekolah.

"Lo pasti dicariin cowok lo, tuh." Aku menoleh pada Mahardika yang berjalan ke arah kami. "Gue pergi, ya?" Chessa bangkit dari tribun, kemudian pergi membiarkanku menikmati waktu berdua bersama Mahardika.

"Aku cariin kamu di mana-mana ternyata di sini." Mahardika duduk di sampingku.

"Handphone aku masih mode diam sejak di kelas. Lupa matiin mode diamnya."

Mahardika mengusap rambutku. "Besok aku jemput kamu, ya?"

Aku menoleh. "Mau ke mana di situasi kayak gini?"

"Bukan bersenang-senang, kok." Mahardika mendongak ke langit. Dia menyipitkan mata karena silau dari sinar matahari. "Tapi buat luapin kesedihan."

"Ke mana...?"

"Rahasia." Kedua telunjuknya menyentuh sudut bibirku dan mengangkatnya ke atas. Sepasang iris mata hitamnya menatapku dalam-dalam. "Aku akan buat kamu kayak gini terus. Nggak akan aku biarin kamu sedih, Zoey."

***

Aku bermimpi buruk. Mimpi buruk yang panjang.

Tidak. Ini bukan mimpi buruk, melainkan serpihan ingatan-ingatan Zoey tentang Noah.

Noah terobsesi pada Zoey. Itu adalah fakta yang aku ketahui sejak awal.

Dia selalu bertekuk lutut di hadapan Zoey. Ketika Zoey marah, dia akan merasa senang karena yang terpenting bagi Noah adalah Zoey masih memperhatikannya. Ketika Zoey menginjak punggungnya karena kesal dan muak, Noah akan merona karena Zoey menyentuhnya lebih dulu. Ketika Zoey menamparnya, Noah akan memegang pipi bekas tamparan Zoey dengan senyum mendamba.

Dia psikopat sejati.

Benar-benar cowok mengerikan.

Namun, dia tak sampai mencelakai Mahardika demi membuat Zoey jatuh ke dalam pelukannya. Noah masih bermain aman karena dia tahu betul bahwa Mahardika sudah tidak mencintai Zoey lagi.

Sayangnya, semakin berjalannya waktu, sikap Noah semakin membuat Zoey tak nyaman. Dia akan melakukan apa pun demi mendapatkan perhatian Zoey yang sudah sulit dia gapai karena Zoey terlanjur takut pada sikapnya, tetapi tetap saja dia masih tak berpikir untuk menghilangkan nyawa Mahardika karena beranggapan bahwa Mahardika sudah tidak mencintai Zoey lagi.

Noah adalah alasan paling utama mengapa Zoey memilih untuk bunuh diri dan melakukan kontrak dengan iblis untuk membalaskan dendamnya.

Noah memperkosa Zoey sampai berkali-kali tanpa sepengetahuan Mahardika. Aku harus melihat ingatan mengerikan yang Zoey alami itu dan membuatku gelisah dalam mimpiku. Aku seolah menonton hal mengerikan. Zoey terus berteriak memohon untuk berhenti, tetapi Noah tak peduli apa pun. Dia benar-benar bak binatang dan selalu membisikkan kalimat bahwa dia menginginkan keadaan di mana Zoey hamil anaknya.

Zoey benar-benar hamil anak Noah. Dalam situasi itu, satu-satunya harapan Zoey adalah Mahardika. Namun, Zoey tak bisa menceritakan kebenarannya dan memilih untuk menghilangkan jejak Noah di tubuhnya, yaitu dengan cara menghilangkan janin itu.

Zoey melakukan berbagai cara untuk menghilangkan nyawa anak dalam kandungannya itu.

Dia berhasil.

Namun, Noah merasa terluka dan melakukan hal hina itu kepada Zoey untuk ke sekian kalinya tanpa diketahui sedikit pun oleh Mahardika yang masih berstatus sebagai pacar Zoey. Zoey takut jujur pada bencana yang terjadi padanya. Jika dia jujur bahwa pernah hamil anak Noah dan sering disetubuhi oleh cowok berengsek itu, maka mungkin saja Mahardika akan meninggalkannya saat itu juga.

Sampai akhirnya, titik terendah di hidup Zoey adalah ditinggalkan Mahardika. Mahardika memutuskan hubungan mereka setelah mereka berpacaran selama bertahun-tahun. Mahardika sudah tak lagi mengasihani kesendirian Zoey dan melepaskan Zoey, membiarkan Zoey hidup dan memilih jalannya sendiri.

Namun, Mahardika yang merupakan satu-satunya tumpuan Zoey, membuat hidup Zoey sudah tak berarti lagi. Zoey semakin frustrasi ketika mendengar kabar bahwa Mahardika dan cewek bernama Kanina itu berpacaran sehari setelah Mahardika memutuskan hubungan mereka.

Dalam kondisi di mana dia baru saja putus cinta, dalam kondisi di mana dia tak punya siapa-siapa, dan daripada dia harus hidup menderita dengan laki-laki yang menyeramkan seperti Noah, Zoey memilih untuk meninggalkan dunia ini selamanya.

Kemudian iblis itu muncul, menawarkan hal yang paling ingin Zoey lakukan, dan membuat jiwa Zoey berakhir dalam genggaman iblis itu.

"Lakukan apa pun. Bagaimana pun caranya, saya ingin melihat mereka jatuh cinta kepada saya."

"Raga kamu telah kosong."

"Bawa jiwa siapa pun itu." Itu adalah kalimat Zoey kepada iblis itu. Pada akhirnya, aku berakhir di tubuh Zoey yang sudah tidak memiliki serpihan jiwa sedikit pun. Aku mengisi raganya dan berakhir menderita seperti ini.

Dia tahu betapa berengseknya Noah, tetapi dia tidak peduli jika ada cewek lain yang merasakan hal yang sama mengerikan dengan apa yang dia rasakan dulu.

Aku terbangun dengan tubuh yang penuh dengar keringat, membuatku berakhir dingin dan menggigil karena ruangan yang dingin. Segera kubasuh tubuh Zoey ini dengan air hangat, lalu mengganti pakaian. Aku termenung di tempat tidur.

Apa benar-benar tak ada cara selain harus membuat mereka jatuh cinta pada Zoey?

Aku menunduk dan menutupi wajahku dengan kedua tangan. Belakangan ini hidungku terasa perih setiap kali aku ingin menangis.

Sialan.

Aku menjadi cengeng.

Aku tidak tahan dengan semua ini.

Aku ingin pulang dan bertemu Mama.

Dering ponsel di nakas membuatku segera meraih benda itu. Sebuah nomor baru sedang melakukan panggilan telepon ke nomor Zoey. Aku hanya terdiam selama beberapa saat, lalu menerimanya sebelum mati.

"Halo?" Jantungku terasa sempat berhenti nol sekian detik. Suara ini masih aku kenali. Suara milik Noah Kahil. "Apa kabar, Zoey?"

Aku meneguk ludah. Apa yang dia inginkan? Meski suara ini milik Noah, tetapi auranya terasa berbeda. "Kabar gue selalu baik."

"Oh, ya?" Ada jeda di ucapannya yang membuatku hanya bisa duduk dengan tegang. "Lo nggak nanya gimana kabar gue, Zoey?"

Rasanya bibirku bergetar ketika bersuara. Aku masih terbayang wajah berengseknya saat menggauli Zoey seolah cowok itu adalah binatang. "Gimana ... kabar lo?"

Noah tiba-tiba tertawa. "Pantesan aja waktu itu gue ngerasa ada yang berbeda dari Zoey gue."

Aku mengernyit. Maksudnya ... apa?

"Zoey Putri Abigail," katanya penuh penekanan. "Jiwanya udah ditahan iblis. Dan di raganya sekarang itu diisi oleh jiwa orang lain yang datang dari masa depan. Benar begitu, Zoey?"

***


catatan:

yang mau lihat cuplikan part 23 ada di instagram zhkansas ❤️



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro