30

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Sohyun..."

Sohyun segera berdiri dari posisinya. Ia menatap Taeyong penuh sesal. Apa yang sudah dilakukannya? Bercumbu di hadapan tunangannya sendiri? Maksudnya, bercumbu di hadapan Jaehyun? Sejak kapan pria itu berdiri di sana dan menyaksikan adegan Sohyun dan Taeyong?

"Jaehyun? Tunggu!"

Sohyun segera berlari mengejar Jaehyun. Telapak kakinya yang basah membuatnya semakin sulit menyusul pria kesayangannya. Gadis itu bahkan sampai terjatuh beberapa kali. Dan yang terakhir membuat pergelangan kakinya terkilir.

"Aw!!"

Sepasang tangan datang dan mengendong tubuhnya dengan sergap. Sohyun dibawa ke sofa terdekat, ia direbahkan di atas sana.

Mata Sohyun berkaca-kaca.

Ya Tuhan, ia tetap berhenti dan berbalik padaku setelah aku membuatnya terluka.

Jaehyun mengurut pergelangan kaki Sohyun tanpa banyak bicara. Sohyun merintih menahan perih. Tak hanya perih karena terkilir, tetapi juga perih di sanubarinya yang terdalam.

"Jaehyun.. aku bisa jelaskan-"

"Lain kali, keringkan dulu kakimu sebelum berlarian di dalam ruangan yang berubin."

Jaehyun dengan sengaja mengalihkan arah pembicaraan Sohyun. Lelaki itu tak mau membahas dan mengungkit lagi soal Taeyong. Ia datang untuk menjenguk kondisi Taeyong, sayangnya rencana baiknya itu malah berbalas keji. Keji bagi orang yang hatinya tersayati. Jaehyun tidak tau bahwa kedatangannya disambut dengan adegan mesra antara Taeyong dan Sohyun.

"Sudah lebih baik?"

Tanya Jaehyun memastikan kalau pijatannya berhasil mengobati pergelangan kaki Sohyun yang terkilir.

"Jaehyun, aku mencintaimu!"

"Tolong berhenti mengumbar perasaanmu yang telah hilang, Sohyun. Aku tidak ingin kau terbebani."

"Apa maksudmu? Aku sungguh sangat mencintaimu! Tolong jangan tinggalkan aku.."

Jaehyun menyingkirkan dengan halus kedua tangan Sohyun yang menggenggam tangannya.

"Tanyakan pada hatimu, apa masih ada ruang untukku? Kau sudah terlalu lama terjebak di sini. Aku yakin, selama itu pula cintamu padaku kian terkikis."

"Sohyun, tanpa kau sadari, sebagian hatimu telah dimiliki Taeyong."

Tidak! Sohyun menolak pendapat Jaehyun tentang perasaannya. Sampai kapan pun, posisi Jaehyun di ruang hati Sohyun tidak akan pernah tergantikan. Cukup Jaehyun dan hanya Jaehyun. Sohyun tidak pernah punya hasrat ingin membuka hatinya untuk yang lain.

Menatap jari-jari Jaehyun membuat Sohyun ingin menumpahkan semua air matanya. Ia dan tunangan awalnya itu kini sudah berakhir. Benar-benar menemui gang buntu! Cincin itu telah hilang..

Jaehyun tak mengenakannya. Dan Sohyun pun kehilangan harapan satu-satunya yang ia gantungkan bersamaan dengan cincin itu. Sekarang, tak akan ada lagi yang dapat menyambung benang merah antara mereka berdua yang baru saja terputus. Sohyun sangat menyesal!

"Jaga dirimu baik-baik, Sohyun. Aku janji! Aku akan selalu ada untukmu. Jika Taeyong memperlakukanmu dengan buruk, aku akan dengan terhormat menonjok wajahnya untukmu. Aku pamit.."

Jaehyun berdiri dan meninggalkan Sohyun. Gadis itu hendak mengejarnya kembali, namun kakinya terasa begitu sakit untuk melangkah.

Beginikah akhirnya hubungan kita, Jaehyun?

"Akh!!"

"Hati-hati!"

Untung Taeyong datang dan dengan cepat menahan tubuh Sohyun sehingga gadis itu tidak jatuh ke depan gara-gara kakinya yang sakit.

"Aku antar kau ke kamarmu."

"Yong.. Punggungmu masih belum sembuh! Aku bisa jalan sendiri!"

Taeyong menggendong tubuh Sohyun dan membawanya ke kamar, mengindahkan tentang punggungnya yang belum pulih betul.

...............................

Seharian Taeyong melihat temannya termenung di dalam kamar. Sebenarnya laki-laki itu penasaran, sejauh mana hubungan Jaehyun dengan Sohyun? Karena tidak mungkin jika perasaan hanya saling suka sampai menimbulkan luka yang sedalam itu di hati Sohyun.

Otak Taeyong meminta agar mulutnya mengeluarkan pertanyaan yang lama ia pendam. Namun, hati dan perasaan Taeyong tidak tega dan tidak mengizinkan otaknya berjalan sesuai kehendak.

Sekali lagi, kekuatan pikiran dan ego Taeyong memenangkan hatinya. Ia mengabaikan rasa tidak enak itu dan lebih memilih menanyakan 'rahasia' Sohyun.

"Ekhem.."

Taeyong mendudukan dirinya di samping Sohyun. Ia memaksakan sebuah pertanyaan lolos supaya berhenti mendesak pikirannya.

"Boleh aku tanya sesuatu?"

"Tanyakan.."

Sohyun menjawab lemah dengan arah pandang mata ke luar jendela.

"Sebenarnya, antara kau dan Jaehyun ada hubungan apa? Kau tidak mungkin seperti ini kalau kau hanya menyukai Jaehyun."

Sohyun menahan jawabannya sehingga Taeyong menunggu cukup lama di sana.

Baiklah, Taeyong menyerah. Tampaknya Sohyun tertutup dalam hal ini. Mengingat mereka baru saja dekat, tidak baik jika Taeyong memaksakan kehendaknya. Ia memilih pergi dan membiarkan Sohyun sendirian.

"Kami bertunangan, Lee Taeyong."

Sekujur tubuh Taeyong menegang saat Sohyun menyatakan kalimat itu. Jika Jaehyun dan Sohyun bertunangan, lalu dia apa? Apa status seorang Taeyong? Dia tunagan kedua, begitu??

"Dari awal, aku menolak keras pertunagan kita. Alasannya karena aku sudah bertunangan dengan Jaehyun. Tetapi Mama bersikeras menjodohkan kita."

"Semua salahku, Taeyong. Aku telah membuat Jaehyun sakit hati.. dia menahan rasa sakitnya sendirian. Dia pria yang sangat baik..."

"Dia mengira aku mencintaimu, dia melepasku untuk melihatku bahagia denganmu. Aku tidak mengerti! Mengapa ia berpikiran seperti itu??"

Sohyun menangis.

"Kau mungkin juga merasa tersakiti. Maaf.. Maaf telah menipumu dan juga Mamamu.. aku tidak bermaksud."

Taeyong ingin marah, ingin menampar gadis itu, ingin mengusir gadis itu dari rumahnya... Namun tidak bisa! Dia memang kecewa, dia memang tersakiti, tetapi dia tidak bisa membalas satu per satu luka yang digoreskan Sohyun. Tidak bisa! Kenapa???

Dengan melawan arus pikirannya, kini Taeyong bertindak tidak rasional. Ia justru memeluk Sohyun dan membiarkan gadis itu menangis di pundaknya.

Berat. Sangat berat untuk mengikhlaskan bahwa selama ini Jaehyun selalu mengungguli Lee Taeyong. Tak hanya masalah pekerjaan, tetapi juga masalah hati. Jaehyun berhasil menjadi pusat bagi semua orang, sedangkan Taeyong memandang dirinya hanya sebatas pecundang.

"Sohyun.. aku juga punya salah."

Taeyong ingin mengakui bahwa hubungan antara Sohyun dan Jaehyun retak karenanya, namun pria itu telah menimbangnya berkali-kali. Ia tidak mau dibenci dan dijauhi Sohyun. Yang perlu ia lakukan saat ini adalah membuat Sohyun tenang dan mengembalikan senyum gadis itu.

"Aku akan menebus kesalahanku dengan..."

Lidahnya tiba-tiba menjadi sulit diatur.
Tinggal beberapa kata lagi, namun Taeyong cukup susah mengungkapkannya. Ada yang mengganjal di lidahnya. Bagaimana pun juga, Taeyong harus mengembalikan keadaan seperti semula.

Sekarang ia mengerti, apa makna dari cincin yang ia ambil dari Sohyun waktu itu.

"Dengan membantumu mengembalikan hubunganmu bersama Jung Jaehyun."

Apakah tindakanku benar? Kenapa ada rasa tidak puas dalam diriku meski saat ini Sohyun tersenyum mendengar ucapanku?

"Kau sungguh-sungguh? Mau membantuku mengembalikan hubunganku?"

Begitu pun juga Sohyun. Rasa senang bercampur sedih mendadak menyerangnya. Ia lega mendapat bantuan dari Lee Taeyong. Tetapi hal tersebut berarti akhir dari kedekatan mereka sebab jika Jaehyun telah kembali pada Sohyun, Sohyun tidak akan leluasa lagi untuk dekat dengan Taeyong. Itu dia lakukan demi menjaga kepercayaan dan perasaan Jaehyun terhadapnya.

"Iya, aku sungguh-sungguh."






























To be Continued.

Ada yang penasaran nggak? Kenapa hari itu Sohyun bisa sampai rumah sakit dan melihat keadaan Taeyong? Padahal, tidak mungkin semudah itu lolos dari Bangchan dan anak buahnya.

Dan kira-kira, apa misi baru Sohyun?

Lalu bagaimana kisah Jaehyun-Sohyun dan Taeyong-Sohyun?

Next (?)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro