11.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah kejadian kemarin, Nari berinisiatif untuk mengenalkan Jimin secara resmi. Untuk itu, Sore ini Nari sudah berada di taman komplek dan mengirim pesan kepada Jungkook dan Jimin agar keduanya cepat datang.

"Kamu kenapa nggak bareng saya aja tadi?"

Nari menoleh dan melihat Jungkook dengan hoodie dan celana joger hitam lengkap dengan sepatu olahraga. Tangan kanannya membawa bola basket, sementara tangan kirinya membawa botol minum. Ya, Nari memang berencana untuk bermain basket bersama untuk mencairkan ketegangan diantara mereka.

Dikejauhan, Jimin datang sambil men-dribble bola basket. Mulutnya sedang mengulum permen gagang. Rambutnya tersigar ke belakang karena dia memakai headband. Sementara botol minumnya dimasukkan ke kantung celana.

"Eh, ada lo juga Mas."

Jungkook hanya mengangguk sambil meneguk air putihnya. "Main sama saya?"

"Berdua doang? Gak asik. Mending gabung sama anak-anak komplek aja tuh. Gimana?" Jimin mengusulkan.

Jungkook mengangguk. "Boleh."

"Terus saya ngapain?" kata Nari kesal. Dia yang merencanakan masa nggak ngapa-ngapain? 

"Lo duduk aja jagain botol minum. Atau lo mau main juga?" ajak Jimin.

Jungkook malah ngelarang dengan alasan di sana cowok semua. Dia takut kalau Nari bakalan kesenggol di tempat-tempat yang tidak diinginkan.

"Yaudah kalo gitu. Cabs," kata Jimin. Dia yang mengajak Jungkook ke anak komplek untuk ikut bergabung. Dua orang dari pemain salah satu tim memutuskan untuk istirahat dan digantikan oleh Jimin dan Jungkook.

Keduanya terlibat permainan seru. Ditengah-tengah game, Somi datang dan menemani Nari di pinggir lapangan. Dia baru saja pulang dari kampus setelah penelitian.

"Kamu sendiri?"

Somi mengangguk. "Tadi mau minta jemput Mas, tapi dia bilang mau pergi. Yaudah aku nebeng sama temen yang kebetulan mau mampir ke sekitar sini." Somi tersenyum sambil memperhatikan permainan.

"Kok tumben Mas Jungkook akrab gitu sama Kak Jimin?"

Nari terkekeh pelan kemudian menceritakan asal muasal kenapa mereka bertiga ada di sini. Setelah Nari selesai cerita, Somi tertawa sendiri. Nari sempat berpikir Somi mungkin kesambet hantu pohon tempat mereka berlindung. Namun sejurus kemudian Somi menceritakan hal tentang kakak laki-lakinya itu.

"Pantesan aja kelakuan Mas tuh aneh, Kak."

Nari mengernyit. "Aneh gimana maksud kamu?"

"Mas Jungkook tuh kayak selalu ngintai Kakak dari balkon kamarnya. Terus, dia suka nanyain tentang Kak Jimin. Aku kan cukup lama ngobrol sama Kak Jimin pas lamaran, tapi bukan berarti aku jadi tau segalanya soal Kak Jimin. So, pantesan aja dia kayak gitu karena lagi cemburu."

Nari tidak habis pikir, kemudian dia hanya tersenyum sambil melihat Jungkook yang baru aja tos-tosan sama Jimin karena berhasil mencetak angka di permainan basket.

"Maklum aja ya, Kak. Mas Jungkook itu orangnya pendiem. Jarang banget ekspresiin apa yang dia rasain, bahkan ke keluarga sendiri juga gitu. Mungkin karena sekarang-sekarang aja dia udah tinggal di rumah sendiri, makanya perhatian banget dan jadi banyak ngomong. Aku ngomong gini biar Kakak gak kaget suatu hari nanti, karena kakak bakalan sama Mas Jungkook terus kalau udah nikah. Aku harap Kakak orang yang tepat buat Mas Jungkook. Makasih ya Kak udah nerima Mas Jungkook apa adanya," kata Somi sambil menatap Nari dengan sendu. Dia paham betul bagaimana perasaan Somi. Dia juga punya kakak laki-laki dan sudah menikah. Rasanya senang bercampur sedih begitu tahu kakak laki-laki akan menjadi milik orang lain. Tapi di samping itu, ada rasa bahagia yang lebih membuncah karena pada akhirnya kakak laki-laki kita menemukan orang yang tepat dan dia cintai.

Nari memeluk Somi dan mengusap rambut gadis itu.

"Makasih udah percaya sama Kakak. Mas Jungkook pasti seneng banget punya adik perhatian kayak kamu. Kakak bakalan jagain Mas Jungkook, kamu tenang aja," jelas Nari.

"Ada apa nih peluk-peluk? Gue juga mau dong!" kata Jimin yang baru aja selesai main basket. Di belakangnya Jungkook melirik tajam. Jimin langsung terkekeh pelan dan memperbaiki redaksi katanya.

"Tenang aja, Mas. Bukan calon bini lo, kok. Maksudnya, mau juga dipeluk ama Somi."

Somi yang mendengarnya hanya memanyunkan bibir. "Apaan sih, Kak!" Setelah itu Jimin terbahak karenanya.

Jungkook meneguk minumannya sambil menatap Nari. Setelah itu dia tersenyum kecil dan menggumamkan "Terima Kasih."
~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro