🐊13🐊 Pebinor

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gania terbangun dari tidurnya. Semalam ia ingat kalau ia tidur di sofa, tetapi saat ia bangun malah berada di atas kasur. Di sampingnya ada Ghanu yang memeluknya dengan erat. Apakah Ghanu yang memindahkannya? Atau justru ia sendiri yang pindah ke atas kasur?

“Lo … laki-laki terjahat yang pernah gue kenal,” batin Gania. Ghanu sangat suka menarik ulur perasaannya sehingga membuat Gania merasa bingung. Ghanu bersikap seperti ini seolah-olah dia suami yang baik, tetapi setelahnya pasti Ghanu akan berubah menjadi psycopath cinta.

Gania sampai sekarang belum bisa mengetahui perasaan Ghanu padanya. Ghanu kadang bersikap baik dan kadang bersikap jahat. Hal itu justru membuat perasaan Gania tidak karuan. Sifat playboy Ghanu itu mungkin tidak akan bisa hilang kalau Gania tidak melakukan sesuatu.

“Hei, kenapa ngelamun?” tanya Ghanu yang ternyata sudah bangun. Ia sedari tadi memperhatikan Gania yang tampak melamun sambil menunjukkan ekspresi sedihnya.

“Aku mau tanya,” kata Gania sambil tersenyum.

“Aku?” tanya Ghanu heran. Ia bingung karena Gania tiba-tiba merubah gaya bahasanya. Namun, ia tepis rasa penasarannya itu karena memang sudah sewajarnya suami-istri berbicara menggunakan aku-kamu, bukan lo-gue seperti anak remaja.

“Kamu cinta Meidy?” tanya Gania.

Ghanu tampak terdiam, berpikir apakah ia mencintai gadis bernama Meidy itu atau tidak. Namun, jika diteliti dari awal mereka berpacaran, Ghanu tidaklah mencintai gadis itu. Meidy yang memaksanya dan terus mengemis untuk berpacaran dengan Ghanu. Karena itulah Ghanu menerima Meidy, hanya sebatas memberi kesempatan saja.

Maybe yes, maybe no.”

“Kamu cinta gak sih sama aku, Ghan? Aku istri kamu sekarang. Kenapa harus ada orang ketiga sih dalam rumah tangga kita?” Gania sengaja bertanya baik-baik. Setelah ia pikir-pikir, bertengkar bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Selagi masih bisa diselesaikan baik-baik, ia akan mencoba.

“Gania sayang, masalahnya aku itu gak bisa loh hidup dengan satu perempuan. Prinsip aku itu satu perempuan aja udah bikin bahagia, apalagi banyak. Makanya kamu harus siap makan hati kalau lihat aku sama perempuan lain, okay? Ini resiko kamu karena nikahin aku,” jelas Ghanu dengan nada lembut. Ia menatap Gania sambil tersenyum, membuat Gania menjadi berdebar-debar karena cinta dan juga amarah yang bercampur aduk.

“Prinsip ya? Gue juga punya prinsip. Mau denger?”

“Apa coba?” tanya Ghanu penasaran.

“Membuat seorang Ghanu bertekuk lutut dan tidak bisa hidup tanpa aku,” kata Gania sambil tersenyum. Kemudian ia memutar tubuhnya hingga membelakangi Ghanu, lalu menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Ghanu tidak merespons kata-kata Gania. Laki-laki itu kini sedang mengambil ponselnya karena berdering sejak tadi. “Halo, Mei,” ucap Ghanu sambil menempelkan ponselnya di telinga.

Gania yang berada di dalam selimut membekap mulutnya sendiri agar isak tangisnya tidak terdengar. Ia menangis dalam diam karena dadanya sangat sesak akibat percakapan mereka tadi dan sekarang ditambah lagi Ghanu berteleponan dengan Meidy. Istri mana yang tidak sakit hati mendengar suaminya berteleponan dengan perempuan lain? Apalagi mereka terdengar sangat mesra.

“Biadab,” desis Gania. Ia mendengar Ghanu tertawa, sepertinya sangat asyik bercanda sampai-sampai tidak tahu kalau Gania sedang sakit hati.

🐊🐊🐊

Nasha menatap cowok yang ada di depannya dengan sinis. Cowok itu benar-benar menyebalkan bagi Nasha karena terus mengikutinya ke mana-mana. “Apaan sih, Gal?” ketus Nasha. Ia sangat tidak menyukai cowok itu. Bukannya karena jelek atau apalah, tetapi karena cowok itu begitu tampan bagi Nasha sehingga Nasha ingin jauh darinya.

“Gue cuma mau deket doang kok sama lo. Gak boleh?” tanya cowok bernama lengkap Agalanka Prama itu. Ia tersenyum hingga matanya semakin sipit, membuatnya terlihat sangat menggemaskan sehingga Nasha terpesona sejenak. Namun, segera ia menepis karena Agalanka tidak akan pernah menjadi miliknya. Nasha sadar kalau dirinya tidak secantik itu untuk bisa merebut hati seorang Agalanka.

“Udah deh, gue tahu lo ada maunya. Cepetan to the point. Asal jangan ngikutin gue lagi,” kata Nasha sambil berkacak pinggang. Ia bahkan tidak mau menatap wajah Agalanka karena takut semakin terpesona.

“Kelihatan banget ya niat gue?” tanya Agalanka sambil menyengir lebar. Hal itu membuat Nasha gemas sehingga mencubit pipinya hingga cowok itu menjerit kesakitan. “Lo kok nyubit gue sih?” Agalanka mengusap-usap pipinya yang memerah karena dicubit oleh Nasha.

“Makanya gak usah banyak cing-cong. Gue males deket lo lama-lama,” kata Nasha. Ia tidak berbohong, ia memang benar-benar malas dekat dengan Agalanka karena tidak baik untuk jantungnya. “Masih kalah jauh dari Song Kang,” batin Nasha sambil menatap ponselnya yang menampilkan foto aktor Korea Selatan yang bernama Song Kang. Ia tidak mau kalau ia sampai menyukai Agalanka. Sudah berkali-kali ia menyukai cowok dan berakhir patah hati karena tidak bisa mendapatkannya. Karena itulah ia memilih untuk tidak berurusan dengan cowok dulu.

“Gue to the point sekarang. Ini tentang Gania, rumor itu beneran?” tanya Agalanka.

“Menurut lo itu rumor?”

“Iyalah. Rumors are carried by haters, spread by fools, and accepted by idiots. Gue gak mau jadi idiot yang percaya aja sama rumor,” jelas Agalanka sambil menyunggingkan senyumnya. Kemudian ia menepuk-nepuk dadanya dengan bangga. “Di mana lagi ada orang baik kayak gue?”

Nasha menggeleng-geleng heran. Agalanka ini bodoh atau pintar sebenarnya? Nasha heran karena Agalanka ini tidak percaya dengan Gania sudah menikah karena hamil padahal sudah jelas-jelas berita itu akurat kebenarannya. “Itu fakta, idiot,” ujar Nasha. Kemudian ia melangkah meninggalkan Agalanka.

“Jadi juga gue dibilang idiot,” gerutu Agalanka sambil berlari menyusul Nasha.

“Apa lagi sih? Lo jangan deket-deket gue deh. Gue suka gatel-gatel kalau ada cowok di samping gue,” omel Nasha sambil mempercepat langkahnya.

“Gue itu sebenarnya suka sama Gania. Makanya gue heran aja gitu karena dia gak kuliah selama berbulan-bulan,” ungkap Agalanka dan membuat Nasha menghentikan langkahnya. Nasha menatap Agalanka dengan horor. “Ke—kenapa?”

“Jangan jadi pebinor lo, Gal. Gania udah berkeluarga sekarang,” kata Nasha. Ternyata selama ini Agalanka mendekatinya itu karena Gania. Perasaannya cukup tersakiti karena Agalanka ternyata hanya memanfaatkannya untuk mencari informasi tentang Gania.

“Apaan pebinor?” tanya Agalanka bingung.

“Perebut bini orang.”

Agalanka mengernyit keningnya heran. “Suaminya Ghanu bukan?” Nasha mengangguk pelan. Agalanka tersenyum miring dan berkata, “Dia boleh tuh punya pacar. Masa Gania gak boleh?” Pandangan Agalanka lurus mengarah ke taman, di sana terlihat Ghanu yang duduk bersama Meidy dan mereka terlihat sangat mesra.

“Ilfeel gue jadinya sama lo. Masa ganteng-ganteng mau jadi orang ketiga,” cibir Nasha sambil menatap Agalanka dengan tatapan heran.

“Bukan orang ketiga, tapi orang keempat. Orang ketiga 'kan dia,” koreksi Agalanka sambil tersenyum bangga. Sudah cukup lama ia memendam perasaan untuk Gania, tetapi akhirnya malah didahului oleh Ghanu gara-gara ia terlalu lambat.

“Dih, serah lo deh. Gue gak ikut-ikutan. Mending gue nonton oppa gue daripada di sini sama lo. Bye!” Setelah itu, Nasha pergi meninggalkan Agalanka yang malah senyum-senyum sendiri.

“Gue bakal perjuangin cinta gue ke Gania. Cukup sekali gue jadi pengecut,” batin Agalanka sambil menatap Ghanu dengan tajam dari kejauhan.

🐊🐊🐊

Akutuh kemarin nyari-nyari nama cowok yang unik tapi gak nemu-nemu. Akhirnya pake Agalanka deh. Aku gak suka banget sama nama pasaran hehe

Sabtu, 23 Januari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro