🐊32🐊 Nasehat

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Nih buat yang minta Double update, udah aku kabulin hehe 2000 kata lagi

🐊🐊🐊

Ghanu terdiam dengan tatapan kosongnya. Minuman yang ia pesan diabaikan begitu saja tanpa ada niatan untuk meminumnya. Sementara di depannya ada Reja dan juga Yuga yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Ghanu. Ghanu bilang ada yang mau diceritakan, karena itulah mereka berkumpul di Kafe Gurlahan.

“Gue tahu, lo pasti ada masalah sama Gania. Ya, 'kan?” tebak Yuga. Ia tidak tahan lagi dengan keheningan yang menyelimuti mereka. Akhir-akhir ini jarang sekali melihat temannya itu ceria, pasti selalu murung saja. Semakin hari, beban hidup Ghanu semakin bertambah dan dia sendiri yang menambah beban hidupnya.

“Buruan cerita elah. Berantem? Gara-gara pelakor lagi?” ujar Reja.

“Bukan berantem doang. Enggak berantem sama sekali, tapi dia minta cerai,” lirih Ghanu sambil menunduk.

Reja dan Yuga menganga lebar. Mereka kira Ghanu hanya sekadar bertengkar atau cek-cok dengan Gania, tetapi ternyata sudah tahap ingin berpisah. Mereka tidak habis pikir dengan hubungan Ghanu dan Gania. Yang tahu perasaan mereka adalah mereka sendiri, bukan orang lain. Jadi Reja dan Yuga tidak bisa berbuat apa-apa selain memberi saran ataupun nasehat.

“Kalau bukan karena berantem, kenapa bisa dia minta cerai? Apa alasannya? Ceritain semuanya, Ghan. Biar kita bisa bareng-bareng cari solusinya,” kata Yuga.

Tatapan Ghanu sangat sendu dan memancarkan kesedihan yang mendalam. Raut wajahnya sangat menunjukkan bahwa ia tidak baik-baik saja. “Gue bikin masalah baru,” cicit Ghanu pelan.

“Apa masalahnya? Cerita detailnya dong. Jelasin semuanya,” tuntut Reja yang tampak sangat penasaran. Ini memang masalah rumah tangga Ghanu, tetapi sebagai teman mereka juga harus tahu agar Ghanu tidak memendam semuanya sendiri.

Ghanu menghela napasnya dan menatap kedua temannya itu dengan mata berkaca-kaca. Mengingat bagaimana respons Gania kemarin setelah tahu semuanya membuat Ghanu merasa sesak. “Kemarin Gania jalan sama Agalanka, terus Meidy dateng dan ngompor-ngomporin gue. Meidy bilang dia bakal lakuin apa aja demi gue dan kemarin gue tidur sama dia di hotel–”

Jerk!” seru Reja yang tampak terkejut dengan kebejatan temannya itu. Ia tidak menyangka Ghanu sangat-sangat berengsek.

“Gue pulang malem dan Gania ternyata tahu semuanya. Gue …” Air mata Ghanu menetes tanpa bisa ia tahan. Dadanya sesak sekali saat mengingat bagaimana bibir Gania yang tersenyum padahal ia sudah menyakitinya. “… nyesel banget. Gue bodoh,” lanjutnya sambil menjambak rambutnya sendiri.

“Sekarang dia di mana?” tanya Yuga. Tangannya terkepal erat, sepertinya Yuga juga marah dengan kelakuan Ghanu yang kelewat berengsek.

“Kemarin dia pergi bawa semua barang-barangnya. Dia ninggalin gue sama Wilder. Gue harus apa?” lirih Ghanu. Ia menenggelamkan wajahnya di tangannya yang terlipat di meja, lalu menangis sepuasnya. Ia tidak peduli saat semua pelanggan di kafe itu menatapnya aneh. Yang Ghanu perlukan sekarang adalah menyalurkan rasa sesaknya melalui tangisan.

“Astaga, Ghanu,” geram Yuga sambil mengusap wajahnya frustrasi. Masalah Ghanu terlalu berat untuk dihadapi. Gania tidak mungkin memaafkan Ghanu yang sudah berselingkuh tahap tidak wajar. Hanya perempuan bodoh yang akan memaafkan suaminya yang sudah berselingkuh.

Setelah beberapa saat, Ghanu berhenti menangis, lalu mengangkat wajahnya dan menatap kedua temannya secara bergantian. “Asal kalian tahu, selama gue sama Meidy di hotel sialan itu, yang gue bayangin cuma muka Gania. Saat itu juga gue sadar kalau gue emang secinta itu sama Gania. Gue bahkan ngerasa enggak rela pas dia pergi sama Agalanka. Gue baru tahu cinta sejahat itu,”  ungkap Ghanu.

Ini pertama kalinya Yuga dan Reja melihat Ghanu menangisi seorang perempuan dan perempuan itu adalah Gania. Mereka yakin seratus persen kalau Ghanu benar-benar mencintai Gania.

“Gue pernah bilang, kalau lo nangis karena saking takutnya lo kehilangan dia, artinya lo bener-bener cinta sama dia. Tapi, lo terlambat nyadarin semuanya,” ujar Reja.

“Bantu gue, please. Gue enggak mau cerai. Gue enggak mau kehilangan dia,” lirih Ghanu.

Sungguh ia merasa hancur karena kepergian Gania. Betapa jahatnya takdir yang baru membuat ia sadar dengan perasaannya. Coba saja sejak dulu ia sadar, rumah tangganya tidak akan sehancur ini. Apa mungkin ini karma karena ia sudah melakukan dosa saat malam itu? Apa mungkin ini karma karena ia menghamili perempuan sebelum ia menikahinya? Kenapa karma sekejam ini?

“Gue tanya, dia nangis enggak sebelum pergi? Dia marah-marah enggak sebelum ninggalin lo?” tanya Yuga.

Ghanu terdiam sesaat dan mengingat kepergian Gania. Kemudian, ia menggeleng pelan. “Dia … senyum.”

“Kalau dia ninggalin lo tanpa air mata dan malah senyum, percaya sama gue, dia enggak bakal kembali,” kata Yuga yang langsung menohok hati Ghanu. Seketika jantung Ghanu berpacu dengan cepat sehingga ia merasa sesak. Memikirkan kalau Gania benar-benar pergi membuat Ghanu merasa sangat kehilangan.

“Perempuan emang sejahat itu. Pas dia saking cinta-cintanya sama lo, dia bakal mencintai lo dengan tulus. Tapi, pas dia udah menyerah, lo bakal dibuang tanpa ada niatan buat dia pungut lagi. Karena dia bakal nganggep lo sampah yang gak bisa didaur ulang,” imbuh Reja.

“Dia cinta sama gue, tapi yang enggak gue ngerti, dia malah jalan sama cowok lain. Coba aja kemarin dia enggak pergi, gue enggak bakal pergi juga. Semuanya enggak bakal terjadi.” Di saat sudah jelas dia yang bersalah, Ghanu sempat-sempatnya menyalahkan Gania. Reja dan Yuga tidak mengerti lagi dengan pola pikir Ghanu.

“Asal lo tahu, kalau istri lo bisa sedeket itu sama cowok lain, itu salah lo, Ghan. Dia udah nyerah sama hubungan kalian tanpa lo sadari. Perempuan itu cuma bisa mencintai tanpa bisa mengakhiri, Ghan. Mungkin dia milih cari pelampiasan demi mengalihkan perasaannya sejenak,” sahut Yuga.

Jika permasalahannya seperti ini, tidak ada lagi yang bisa diperbuat. Memohon maaf juga akan percuma. Maaf tidak akan bisa mengembalikan hati Gania yang sudah Ghanu hancurkan. Sekarang sudah semuanya harus diserahkan kepada takdir. Sudah ada takdir yang mengatur bagaimana kelanjutan cerita mereka.

🐊🐊🐊

Gania sudah menceritakan semuanya pada orang tuanya. Kedua orang tuanya tentu sangat syok mengetahui kalau putri mereka tidak pernah baik-baik saja selama berumah tangga dengan Ghanu. Terutama Selita yang langsung pingsan begitu mengetahui kalau anaknya akan segera bercerai.

Sejak kepulangan Gania kemarin malam, Gania mengurung diri di kamar. Ia merenungkan semuanya sekali lagi untuk membuat keputusan. Ia menimang-nimang apakah ia akan benar-benar bercerai atau tidak.

Kini, ada Nasha yang menemani Gania. Nasha sampai bolos kuliah untuk mendengar cerita Gania secara langsung. Sebenarnya Nasha tidak rela kalau Gania akan bercerai, tetapi ia lebih tidak rela kalau Gania terus-menerus tersakiti.

“Gimana sih ceritanya kok lo tiba-tiba minta cerai? Dia ngapain lo? Dia enggak KDRT, 'kan?” cecar Nasha begitu duduk di kasur Gania. Gania yang sedang memeluk guling pun hanya melirik Nasha sekilas. Yang Ghanu lakukan memang tidak menyakitinya secara fisik, melainkan secara batin.

“Andai gue bisa mengulang waktu,” lirih Gania. Ingin sekali ia menangis lagi, tetapi ia merasa sudah tidak sanggup lagi untuk meneteskan air mata. Sudah semalaman ia terus-menerus menangis hingga matanya bengkak dan memerah. Semua itu karena Ghanu.

“Gue yang cuma tahu masalah hidup lo aja pusing, apalagi lo yang jalanin. Kaga sanggup dah gue,” kata Nasha. Melihat keadaan Gania yang hancur seperti ini membuat Nasha ikut merasa sedih.

“Lo harus lihat rekaman di HP gue, Nas. Itu awal mula gue minta cerai sama Ghanu,” kata Gania sambil menunjuk ponselnya yang ada di meja. Nasha langsung mengambil ponsel Gania dan mencari rekaman yang Gania maksud. “Ghanu tidur sama Meidy,” lanjut Gania.

Nasha menutup mulutnya karena terkejut mendengar apa yang Gania bilang. Kemudian, ia pun memutar rekaman yang menampilkan video call antara Gania dengan Meidy kemarin. Nasha menggeleng-geleng heran melihat kelakuan Meidy yang benar-benar tahu malu. “Oh my God,” gumam Nasha sambil melirik Gania yang sedang memejamkan mata.

“Ini nih yang namanya jalang profesional. Berbakat banget buat jadi pelacur,” komentar Nasha sambil menekan beberapa ikon di ponsel Gania tanpa pengetahuan si pemiliknya. Setelah itu, ia meletakkan kembali ponsel Gania di meja.

“Menurut lo, keputusan gue udah bener?” tanya Gania. Ternyata perempuan itu tidak tidur, melainkan hanya memejamkan mata saja karena rasa kantuknya.

“Bener. Enggak usah lo pikir bakal balik lagi ke si berengsek itu. Dasar laki-laki buaya. Udah biarin dia sama si pelacur itu. Mereka itu cocok. Mereka gak level sama lo. Ibaratkan di kerajaan, lo itu ratu dan mereka itu cuma budak. Ngerti?” cerocos Nasha. Ia kesal luar biasa dengan makhluk hidup bernama Ghanu dan Meidy itu. Bisa-bisanya ada manusia berperilaku binatang seperti itu.

“Padahal gue mencintai dia sederas hujan, tapi dia malah berteduh buat ngehindarin gue,” lirih Gania.

“Gue tanya sama lo, jadi yang lo lakuin selama ini lo itu mempertahankan hubungan atau cuma memperlambat perpisahan?” tanya Nasha.

“Bukannya sama aja?” tanya Gania balik.

“Beda. Kalau mempertahankan hubungan, itu artinya lo yakin sama hubungan itu. Tapi, kalau lo memperlambat perpisahan, itu artinya lo emang udah tahu kalau sejak awal hubungan itu emang gak bakal bisa bertahan, cuma ya lo enggak mau aja cepet-cepet pisah sama dia. Ngerti maksud gue?” jelas Nasha.

Gania mengangguk, lalu memikirkan apa yang sebenarnya ia lakukan. Mempertahankan hubungan atau memperlambat perpisahan? “Mungkin gue emang memperlambat perpisahan. Gue cinta sama dia, Nas. Rasanya enggak rela pisah, tapi gue juga enggak bisa terus-terusan mikir pake perasaan. Yang ada gue terbunuh secara batin,” ungkap Gania.

Nasha menghela napasnya. Matanya langsung berkaca-kaca melihat Gania yang sepertinya sangat tersakiti. Nasha saja merasa sakit hati hanya dengan mendengar penuturan Gania, apalagi Gania sendiri yang menjalani.

“Gue jadi enggak pengin nikah kalau kayak gini,” lirih Nasha sambil menangis terisak-isak.

Gania terkekeh pelan, lalu menepuk tangan Nasha dengan pelan. “Jangan ngomong kayak gitu. Semua manusia harus menikah dan punya keturunan. Tapi, lo enggak boleh kayak gue. Jangan relain mahkota lo buat seorang budak. Jangan berhubungan badan sebelum menikah secara sah. Udah hukum alamnya manusia nikah dulu baru kawin, bukan kawin dulu baru nikah. Ini karma gue karena menentang hukum alam,” tutur Gania sambil tersenyum. Cukup ia yang merasakan penyesalan yang mendalam karena telah menyerahkan mahkotanya pada Ghanu. Jangan sampai Nasha ikut merasakannya juga.

“Gue bakal belajar dari pengalaman lo, Gania,” kata Nasha.

“Satu lagi yang perlu lo tahu, Nas. Perempuan cuma bisa mencintai tanpa tahu cara mengakhiri. Pilih laki-laki yang bener-bener mencintai lo, Nas. Jangan mau sama laki-laki modal tampang sama uang. Cari orang yang berkarakter baik karena susah cari yang kayak gitu,” tambah Gania lagi.

“Gue janji sama diri sendiri. Gue enggak bakal ngerusak diri gue karena ngerusak diri sama aja kayak ngerusak kebahagiaan. Sekarang, lo udah terbebas dari Ghanu dan waktunya lo kejar lagi kebahagiaan lo, Gan. Ayo kita sama-sama cari kebahagiaan kita!” ucap Nasha.

“Apa mungkin gue bisa bahagia lagi setelah dosa yang udah gue lakuin? Tuhan, sekarang aku enggak bakal nuntut apa-apa lagi. Semua takdir yang Engkau persiapkan akan aku jalani sebisa mungkin,” batin Gania.

🐊🐊🐊

Udah ada yang ngerti belum kenapa cerita ini dibuat? Ya karena zaman sekarang banyak banget yang gitu. Mereka kawin dulu baru nikah. Coba kalau aku buat Ghanu enggak nyakitin Gania, itu artinya bahagia kan? Berarti itu mendorong orang buat ngelakuin itu. Karena itulah aku buat Ghanu jadi berengsek banget. Kan emang pada dasarnya si Ghanu ini berengsek. Ya udah berengseknya aku kembangin lagi wkwkwkwk

Btw aku sering banget nemu orang yang hamil duluan tapi pernikahannya bahagia banget. Lah kalau semuanya gitu, orang-orang mikir gini dong "ya udah lakuin aja, lagi pula bakal bahagia kayak si itu."
Nah gitu jadinya pemikiran orang-orang.

Jadi, aku minta buat para remaja, jaga kehormatan kalian ya. Jangan bodoh cuma karena cinta hehe. Jangan mikir pake perasaan doang, mikir pake logika juga perlu🤗 jangan sampai kalian bernasib sama seperti Gania.

Dan buat yang cowok eh gak ada cowok yang baca cerita ini paling. Ya udah aku buat pesen aja buat yang cowok. Yang cowok jangan main-main ya sama sex. Walaupun kalian pake pengaman, itu bisa bocor loh. Bisa aja hamil ceweknya. Terus gimana mau tanggung jawab? Iya kalau kalian udah punya pekerjaan dan orang tua kalian mau biayain kalian. Lah kalau enggak? Gimana nasib kalian nanti? Gimana kalau diusir? Bisa jadi gelandangan dong

Maaf jika ada kata-kata yang menyinggung hehe. Aku cuma mau yang terbaik aja buat remaja zaman sekarang. "Nikah dulu baru kawin" Oke?

EH MALAH CERAMAH🤣

Rabu, 10 Februari 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro