Ramadan 21: Baju Lebaran

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ini cerita tentang dua orang remaja yang baru menginjak usia 12 tahun. Dalam umur masih muda, gejolak rasa biasanya memenuhi hati, labil, dan mudah membuncah keluar.

Seperti Adrea, yang tidak bisa menahan rasa senang sehingga mengunjungi rumah Tanti, teman satu bangku di sekolah, pun sudah dianggap seperti saudara perempuan.

"Aku baru beli baju baru." Adrea membuka percakapan, Tanti yang mendengarnya tersenyum lebar sebagai reaksi tak terduga.

"Kamu sudah beli baju baru?" tanya Adrea selanjutnya.

Menautkan kedua tangan, Tanti menjawab dengan intonasi rendah. "Sudah."

"Benarkah? Berapa?"

"Apanya?"

"Baju barumu, kamu beli berapa baju?"

"Aahh... satu." jawab Tanti.

"Satu? Hanya satu? Yaa ampuunn Tantiii... Idul Fitri bukan cuma sehari, 'kan? Minta beli lagi dong sama ibumu," tanggap Adrea. "Aku saja beli tiga."

Tanti hanya mesem tanpa berbicara apapun lagi. Dia cukup bisa menahan perasaan dari Adrea pada umurnya yang masih muda.

Sepulang Adrea, Tanti membuka almari bajunya, menatap gamis putih terbalut rompi biru laut tergantung indah. Rasa syukur langsung terucap tanpa sadar dari mulut Tanti. Hanya memiliki satu tidak masalah, dirinya begitu gembira sudah memiliki baju baru. Membuat lebih senang, Tanti membeli sendiri dari hasil tabungan. Setiap uang saku yang diterima, Tanti selalu menyisihkan untuk menabung.

Berpikir, tidak mungkin dia menceritakan kesenangannya karena membeli baju sendiri kepada Adrea. Bukan apa-apa, hanya hati lebih baik tertunduk dibanding mendongak angkuh.

---

"Saat Idul Fitri tiba, tidak masalah berapa baju baru yang dirimu miliki. Paling utama dari baju, adalah hati bersih, jalan pikir segar, dan membuka catatan hidup baru, tanpa melakukan dosa sama seperti hari lalu."

.
.
.

D-9, 26 Mei 2019

#KSI #KOMUNITASSASTRAINDONESIA  #RAMADHANSUKACITA #CKSI

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro