👶11. Diviralin Sambil Bobo

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang perempuan itu memang harus pintar mencari celah, mana boleh ditindas oleh seorang lelaki! Harus kuat!
-Nebula-

"Kak, ayo belajar. Nanti gue keburu sibuk, loh, banyak endorse yang belom dikerjain. You does not now?" ucapnya sembari meniru gaya bicara saat berbincang dengan Miss. Sunshine.

Hah? Sebentar, ini Arcas tidak salah dengar, 'kan? Bahkan lelaki itu sampai mengusap kupingnya lembut di depan Nebula seraya memicingkan mata.

"Bentar."

"Oke," jawabnya polos.

"Heh, kenapa gue jadi nurut banget sama lo? Nggak, nggak bisa, gue sibuk. Besok-besok aja belajarnya."

"Ih, lo sibuk terus anjir! Lo niat apa enggak, sih?" sahut Nebula tak terima. Dari kemarin, rasa-rasanya Arcas selalu mengucap hal yang sama setiap harinya, bahkan terkadang lelaki itu juga malah mengalihkan pembicaraan.

"Berisik lo! Mana hpnya?" ucap Arcas sembari mengulurkan tangan di depan ruang rapat.

Nebula terdiam, bahkan gerak-gerik tangannya pun sama sekali tak menunjukkan bahwa ia sedang mengeluarkan ponsel dari saku rok biru dongkernya.

"Cepetan!"

Kedua matanya sontak terbelalak lebar. Mengatupkan kedua bibirnya rapat sembari menghentakkan kaki ke atas lantai, baru kemudian sang gadis memberikan ponselnya pada Arcas.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Arcas segera masuk, sementara Nebula malah sibuk menggandeng sebungkus batagor depan sekolah, kemudian terduduk sembari mengunyah camilan sore yang sudah lama kali tak ia makan.

"Batagor juga enak, sih, tapi es krim Auntie-Auntie di kantin lebih uhlala. Tapi ya udah, daripada gabut."

Sebenarnya, bahkan kalau boleh jujur pun, Nebula tak mengerti dengan apa tugasnya sekarang. Arcas malah tidak memberikan perintah apa pun. Jangan-jangan cowok itu sengaja mau membiarkan dirinya karatan di depan ruang rapat agar berkutat dengan overthinking?

"Dih, najis banget! Udah, gue mau kerja aja!"

Nebula seketika menjetikkan jari, lantas mengorek tasnya dan mengambil ponsel yang ia simpan bersama sebuah botol minum dari salah satu online shop yang baru saja mengirimkan barang unik itu kemarin sore.

Gadis itu pun bangkit, baru kemudian menyenderkan ponselnya di depan tas, kemudian menyalakan fitur kamera. "Hai, My Little Lovely Bul-Bul, anjir gue tadi beli batagor di depan sekolah, enak bangettt!"

Tak lupa, Nebula pun langsung merogoh tasnya, baru kemudian mengambil sebuah tumbler hitam dengan gambar karakter bt21. Tiap mili air yang melintasi tenggorokannya pun berhasil membuat Nebula melukiskan senyuman paling khasnya yang selalu ia tampilkan kala melakukan endorsement.

"Eh, airnya dingin. Seger banget, nggak, sih, Bul? Habis makan yang spicy and hot kayak guru inggris gue, eh, terus minumnya air dingin?"

Gadis itu seketika mengangguk. "Oh, ya, karena para Bul-Bul itu suka nanya, barang-barang yang gue pake ini beli di mana, nanti boleh cek @Ebong-Nisnos Bottle Design, ya! Harganya cuman 50k aja!"

Entah ada virus lelah dari mana yang merasuki raga Nebula, gadis itu menguap hingga tak sadar jikalau dirinya sudah mengambil tasnya dan meletakkan kepala di atas sana. Memejamkan mata sejenak sembari menikmati tiap pertukaran oksigen dan karbondioksia, sampai tak lagi menghiraukan suara derapan langkah yang begitu menggema.

Menatap wajah lelap itu dari dekat, sembari melambai-lambai di hadapan sang gadis, lantas manusia itu berkata, "Sok capek apa beneran capek? Bangun!"

Tidak ada reaksi, bahkan perempuan itu masih terjebak di dalam mimpi. Menikmati tiap ukiran indah imajinasinya, tanpa mau mempedulikan siapa yang tengah berbicara sekarang.

"Woi!" teriaknya di samping telinga Nebula hingga gadis itu tersentak dan mengerjapkan matanya beberapa saat.

"Hah?" tanyanya sembari memejamkan mata.

"Biasanya waktu gue ngajuin proposal, nggak boleh ada yang namanya bawa hp ke ruang kepala sekolah. Lo sadar?"

Nebula terdiam sampai tak sadar bahwa telapak tangannya sudah meraih poni alay milik Arcas. Menariknya secara perlahan, kemudian berkata, "Itu hp bekas ayah yang lo sita tadi, mau ngapain? Nggak usah bawel bisa, 'kan? Ga jelas lo!"

Seolah tak terima dengan apa yang dilakukan oleh lawan jenisnya, Arcas pun segera menarik tali biru dongker yang membentuk huruf X di balik punggung Nebula sampai tubuh gadis itu tertarik ke belakang.

Ps: maksud agu arcas narik tali silang itu😂. Maap ya agu bingung banget cara jelasinnya, jadi kukasih ilustrasi aja walau gambarnya emang bagus banget KWKWKWK

Kelopak mata gadis itu yang masih sibuk mencari sumber kesadaran pun malah membuat Arcas mencubit pipi kirinya gemas—secara tidak sadar.

"Ih! Berani lo sama gue?!" Sesegera mungkin Nebula mengambil ponselnya yang masih terletak di samping tad merah mudanya, kemudian mengarahkannya pada wajah Arcas.

"Bul, dia jahat banget sama gue, gue disiksa," ucapnya sembari mengusap perih yang merambat di area pipi kanan. "Sakit pipi gue."

"Terus dia juga siksa gue, parah banget anjir. Gue disuruh jadi babu. Hujat aja Instagram @Arcas.orchstor. Makasih, Bul. Nanti gue kasih hadiah buat yang hate comment-nya paling banyak."

Kepala sang gadis kembali tertunduk. Balik ke dalam mimpi sampai tak sadar bahwa ponsel yang ia genggam sedang ditarik oleh lelaki berkemeja putih itu.

"Goblok ...," desisnya sambil menahan tawa, menyaksikan layar ponsel yang masih memutarkan video rekaman Nebula saat me-review tumbler.

Ya ampun, bab ini gemoy banget. Btw maaf kalau kalian nggak ngefeel, udah 3 hari aku baca ulang-ulang, makin nggak tau harus revisi apa.

Btw, makasi ya buat kalian yang udah mau baca cerita ini, lup lup yang banyak. Makasi juga yang udah nungguin💕. Doakan bisa balik up jadi 3x seminggu, asal tante dosen ndak kasih project banyak-banyak, insyaallah bisa. Sekarang 2x seminggu dulu yaw, Jumat sama Sabtu.

Btw lagi, gimana kabar kalian hari ini? Baik-baik aja? Besok senin, nggak apa, cuman mau ingetin aja :v

Oh iya, stay safe ya buat kalian yang daerahnya lagi kena musibah🥺. Semoga semuanya cepet selesai dan nggak ada korban lagi. Semoga kalian baik-baik aja🥺

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro