🥀34. Cemburu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Semakin lama Arcas duduk diam di sini, semakin banyak pula butiran emosi yang berkumpul di dalam dadanya. Ia tatap tanpa henti Nebula yang masih sibuk mencari gaya sambil memegang satu cup es krim Wolles.

Gadis itu tampak membungkuk di depan kain berwarna hijau tua sambil menekuk tangannya di atas kursi dan menggenggam es krim rasa vanila itu di tangannya.

"Good."

"Bagus, Sayang."

Lantas selang tak lama gadis itu pun kembali mengubah posisi. Mencari gaya andalannya untuk berdiri tegak sambil mengangkat  es krim itu di udara dan menundukkan wajah—menatap makanan dingin dan manis itu penuh minat.

"Good job!"

"Oke, kita break, Guys!" seru salah seorang kru di kursi hitam besar yang hampir berjejer dengan berbagai kamera dan cahaya sorot.

Nebula seketika mengembuskan napasnya kasar, lantas melangkah ke pojokkan dan menghabiskan es krim yang ia dapat tadi. Membiarkan Arcas termenung sendirian bersama ponsel mungkin menjadi salah satu pilihan agar lelaki itu lupa dengan perjanjian mereka.

Iya, belajar bahasa Inggris di lokasi photoshoot. Kalau menolak, katanya ia mau membeberkan semua ke Miss. Sunshine kalau Nebula ini malas-malasan.

"Lo sering, loh, jadi incaran para klien buat jadi model brand mereka."

"Oh, ya?" tanya Nebula antusias seolah lupa dengan apa yang ia perbuat selama ini.

"Huum, tapi ... ya, gitu. Nolak mulu lo, Bund. Susah diajak kerja sama, padahal duit di depan mata."

"Bukan, gue juga liat waktu kali. Maksudnya kalau emang bukan hari libur atau weekend, selain brand es krim dan endorse, mager banget, dah. Pingsan lama-lama di sini mah."

Sang pria berkaos hitam dengan tulisan casting itu pun kembali tersenyum paksa sambil menggelengkan kepala. Memang, sih, tak dapat ia pungkiri jika para model atau artis yang masih menginjak usia sekolah pun pasti lebih sulit dicari daripada mereka yang memang fokus.

"Tapi bukannya lo itu nggak ambis, ye?"

Sontak saja gadis itu mengembuskan napasnya kasar sambil melempar lirikan tajam pada Arcas. Bisa-bisanya ucapan cowok itu terdengar ke telinga-telinga mereka.

"Gue butuh istirahat aja, sih, soalnya tugas sekolah banyak. Endorse juga butuh effort, Bund. Masa iye gue tiap hari ke lokasi photoshoot."

"Ye, nggak tiap hari juga."

Dalam diam Arcas menekan niatnya sekuat mungkin agar tak bangkit dan menarik pria yang duduk di samping gadisnya itu keluar dari sini.

Pergi sana! Woi! Ya ampun, memangnya si kru casting itu tidak memiliki mata batin sampai tak bisa mendengar apa yang Arcas ucap dari dalam hati? Astaga ... ini namanya ia harus pinjam ponsel Nebula dan membuat gosip agar lelaki itu viral di masyarakat. Oke, virus alay itu ia akui sudah tertulae ke jiwa raganya.

Bukannya berhenti berbicara, tetapi kedua insan manusia yang sibuk berbincang itu malah semakin menjadi. Tak henti-hentinya pula si kru bertanya soal kegiatan Nebula sehabis pulang sekolah. Asal dia tahu, ya, setiap pulang juga dirinya yang mengantarkan sang gadis sampai di depan rumah.

"Waduh ... udah cobain milkshake kotak terbaru dari Wolles belom?" Seorang kru bertuliskan kameramen pun kembali datang memenuhi ruang Nebula duduk.

Sontak saja gadis itu menggeleng. Baru ia dengar pula ada produk unik seperti itu. "Boleh, tuh."

"Gue ambilin. Itu produk masih dijadiin tester tuh sebelum launching ke publik."

"Yanti!" seru Arcas tiba-tiba. Membuat Nebula yang tengah berbincang dengan para kru pun seketika menoleh, bahkan beberapa orang yang awalnya sibuk mondar-mandir pun ikut melakukan hal yang sama kala mendengar suara teriakan asing di telinga mereka.

Seolah sadar dengan apa yang ia lakukan, sontak saja Arcas mengalihkan pandangan. Berharap semua orang menganggap kalau hal tadi itu hanya ada di bayang halusinasi mereka. Jujur saja, Arcas sendiri phn bingung kenapa ia melakukan hal itu.

Kedua kelopak mata Nebula pun tiba-tiba memicing kala melihat bagaimana Arcas bergerak sekarang. Bagaimana bisa cowok itu dengan santainya kembali menatap ponsel, lantas sesekali mencuri pandang ke arahnya.

"Cemburu cowok lo, Bund."

"Halah!"

"Eh, ini cobain dulu. Menurut lo gimana?" tanya seorang pria yang menawarkan milkshake kotak itu pada Nebula dan duduk di sebelahnya.

Nebula tampak mengangguk pelan, kemudian mengambil kotak berwarna putih yang bertuliskan Milkshake Vanilla Ice Cream.

Kedua bola mata gadis itu pun seketika terbelalak kala tetesan pertama mulai menyentuh lidah manisnya. Bagaimana bisa ... wow, sungguh brand Wolles emang tak pernah menyusahkan modelnya.

"Enak banget! Yakin gue ini bakal laku!"

Arcas yang menyadari akan hal itu pun sontak bangkit dan melangkah menghampiri mereka. Membuat para kru dan Nebula yang tengah berbincang pun terpaksa diam dalam hitungan detik dan menatap aneh ke arahnya.

"Bul."

"Hm?"

"Yuk bentar lagi kita mulai, siap-siap woi!" teriak seseorang yang Arcas pikir merupakan pemilik posisi tertinggi di sana.  Ya ampun, kenapa ia jadi bingung harus berbicara apa? Bahkan gadis yang dipanggilnya tadi pun langsung bangkit dan meninggalkan Arcas sendirian.

"Bye, gue kerja dulu."

Arcas tampak mengangguk pelan sebelum kemudian kembali ke posisi awal. Sedikit bernapas lega kala melihat sang gadis yang tengah berdiri sendirian di depan kain berwarna hijau tanpa dikelilingi oleh seorang pun pria yang mengganggu pemandangan.

Sudah beberapa detik berlalu dan Nebula masih sibuk berpose dengan makanan favoritnya itu. Antara menyesal karena sudah memaksakan diri untuk ikut, tapi di satu sisi juga ia harus bersyukur karena bisa memantau keadaan di sana.

Tak akan pernah ia biarkan Nebula berdekatan, apalagi sampai berbincang sangat akrab dengan cowok lain. Memangnya mereka siapa—bisa-bisanya panjat sosial segala sebagai kru, bilang saja mereka itu mau viral biar bisa resign dari pekerjaan membosankan ini, lantas menjadi kaya raya karena di-endorse oleh berbagai macam produk!

Arcas yakin, bahkan sangat kalau hal itu memang benar adanya. Di mana-mana, tidak ada kru yang terlihat dekat dengan modelnya kalau bukan ada niat tertentu!

Berkali-kali Arcas mencoba mengusap wajahnya yang tampak tak bersemangat dengan kasar, kemudian melirik ke arah arloji yang melingkar di tangan kanannya hingga kedua bola mata cowok itu pun ikut terbelalak.

Benar-benar gila, pantas saja gadis itu jarang sekali bisa fokus di sekolah. Bagaimana bisa ia lebih memilih pekerjaan dibandingkan pendidikan yang begitu penting di masa depan?

Arcas menggelengkan kepalanya pelan. "Udah malem, hampir jam sembilan. Bisa-bisanya Om Karma nggak telepon, bahkan biarin anaknya kerja sampai malam."

"Kak, udah. Yuk balik!" seru Nebula sambil meneguk  sebotol air mineral sampai tandas.

"Ayah lo nggak cariin anaknya?"

Nebula menggeleng pelan. "Dia percaya sama gue, lagian ini investasi masa depan. Mending cari duit, gue kaya, dan bisa beli apa pun tanpa minta-minta daripada stres sekolah."

Lagi dan lagi, Arcas terdiam. Entah, bagaimana bisa seseorang yang katanya pasti kaya di masa depan, tetapi tak bisa berbicara bahasa Inggris. Ya ... memang, orang kaya itu bebas. Bisa sewa penerjemah, tapi apakah bukan buang-buang duit dan dipandang rendah karena tak bisa berbicara bahasa asing?

Pernah enggak Nebula itu pikir, ketika jalan-jalan ke luar negeri, terus mau pesan makanan, eh bingung harus mengucapkan apa. Ya ampun, miris.

"Yuk! Nggak usah bengong!" seru Nebula tak sabar sambil melangkah meninggalkan lokasi pemotretan yang masih menyisakan para kru yang sedang merapikan peralatan.

"Bye, see you, Cantik!"

"Jangan lupa update tuh Instagram, racunin semua netizen!"

"Gampang!" teriak Nebula sambil melambaikan tangan di udara.

"See you in the next photoshoot, Babe!"

"Bab-Beb, Bab-Beb, sok akrab," desis Arcas sembari berjalan mengikuti Nebula dari belakang.

Apa pula itu kru, hobi kali rasanya menggoda pacar, eh maksudnya teman orang? Dipikir Arcas suka melihat situasi tidak menyenangkan seperti ini? Sudah lelah, terus dipaksa melihat pemandangan tidak sedap, cobaan macam apa lagi ini?

Memangnya mereka pikir, Arcas tak harus membuang tenaga untuk sekedar mengepalkan tangan sambil melempar tatapan sinis pada mereka sekarang? Ya ampun ... awas saja kalau sesuatu yang buruk sampai terjadi, akan ia bajak ponsel Nebula dan direkam satu-satu agar mereka semua kapok mengganggu!

Bentar, kenapa deh si arcas wkwk

Btw hai apa kabar?

Hope u happy and fine

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro