VI

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Wow!"
Percakapan makan siang mereka hari ini dimulai dari kata-kata kagum dari Dhira. Mashel yang merasa tertarik, ikut melirik ke layar smartphone milik Dhira. "Ada apaan sih?" Sambil terus melirik kesebelah Dhira. "Ada bazaar buku," ucap Dhira dengan jari yang masih berseluncur di atas smartphonenya.

"Hah?! Serius? Yuk kesana! Sampai kapan?" ucap Mashel antusias. Sumpit yang sedang dipegangnya, ia masukkan lagi kedalam mangkuk. Roti yang akan Dhira masukkan ke dalam mulut bergantung begitu saja ditangannya. Ia langsung melirik Mashel, "Kamu suka baca juga?" ucap Dhira tak percaya. "Gini-gini seneng baca loh, walaupun jarang ke perpus, tapi buku-buku dirumah udah habis dibaca. Bukan maksud sombong loh." Lalu Mashel tersenyum sambil mendengus bangga. 'Sombong' gumam Dhira. Mashel yang mendengar gumaman Dhira hanya berdecak sebal. "Aku serius tau." Dengusan Mashel dan tawa Dhira terdengar bersamaan.

"Serius mau nih?" Tanya Dhira. "Kemana?" Mashel terlihat bingung dengan pertanyaan Dhira. "Lah tadi katanya mau ke bazaar. Gimana sih." Dhira hanya menghela nafas melihat tingkah Mashel. "Ooooooooohhh!" teriak heboh Mashel. "Lets go! pulang sekolah ya?" lanjutnya. "Hnn," jawab Dhira malas.

Pertemuan mereka hari ini penuh dengan pembahasan judul buku yang sudah mereka baca, dari komik sampai buku-buku inspirasi mereka bahas. Bahkan buku terjemahan pun mereka baca. Sampai akhirnya mereka sadar, bahwa mereka memiliki satu kesamaan. Yaitu buku.

"Tau buku Sherlock Holmes a Study in Scarlet?" tanya Dhira. "Tau banget. Itu kasus pertama Sherlock Holmes kan? Terus dibelakangnya ada tambahan cerita tentang Sir Arthur Conan Doyle yang bantu pecahin kasus. Tapi ada skandal setelah kasus itu, anaknya kan yang minta maaf?" jelas Mashel. Tepuk tangan diberikan Dhira namun tanpa ada ekspresi apapun diwajahnya. Mashel yang merasa tersanjung, hanya memegang kedua pipinya sambil mengucap terimakasih dengan gumam. "Ada benang merah pembunuhan dalam gelendong kehidupan yang tak berwarna dan sudah tugas kita untuk mengurainya, memisahkannya, dan mengungkapkan setiap detailnya," ucap Dhira, sambil menatap langit siang itu. "Ah, aku tau. Itu kata-katanya Sherlock Holmes kan?" tanya Mashel. Dhira hanya mengangguk.

Entah kapan, kecintaan mereka terhadap buku Sherlock Holmes akan jadi kenyataan. Dan pada saat itulah kemampuan mereka dibutuhkan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro