Fana

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Minggu pertama, tujuh kali tatapan, tiga ratus enam puluh detik.

Secara tidak langsung, derai cahaya dari baskara mengizinkanku untuk menelusi reseptor netramu yang lembut sebagai anteseden dari netra sendiri, seraya mengajak berkenalan dengan kekusutan diri, dan anehnya, dopamin ini tak kunjung surut-surut. Kanvas hitam-putih yang kumiliki, kini mulai terubah dengan sendirinya.

Minggu kedua, empat belas kali tatapan, seribu delapan puluh detik.

Kekehan terdengar dari deretan bilik canda dan tawa, lalu aku memilihkan buruk di titik tertentu sebagai tempat bersukacita. Secara tidak langsung, pengaruhmu menjerat ayat-ayat puisiku untuk memeluk romantisme dan berkata, "Inilah dunia pancawarna." Maka kutenggelamkan diri dalam pelukan gelembung-gelembung obrolan kita dalam gawai.

Minggu ketiga, dua puluh lima kali tatapan, tiga ribu enam ratus detik.

Engkau tahu, betapa bahagianya aku ketika engkau mengungkapkan perasaanmu? Di depan banyak orang dan tamu? Di hari terakhir sekolah, hari sabtu? Di saat semua kamera telah menunggu? Tatkala muka kita berdua bersemu dan pandang kita saling bertemu? Jangankan tersenyum, berkata-kata saja aku tak mampu.

Minggu keempat, satu tatapan, satu detik, dan satu titik.

Belakangan, aku diberi tahu, mengapa engkau menyatakan cinta waktu itu. Engkau kalah ketika bermain taruhan dengan teman-teman sebayamu, maka hukumannya adalah menembak orang terjelek di kelas. Sejak saat itu, kita tidak saling menatap. Sejak saat itu, kita berpisah di persimpangan jalan. Sejak saat itu, aku paham, bahwa mencintaimu sama seperti mengenggam angan kosong.


-------

Mau coba sesuatu yang berbeda kali ini, semoga aja ngga terlalu muluk-muluk buat kalian. Dalam tulisan ini aku mau "nangkep" momen dan suasana ketika orang dimabuk cinta dalam bentuk drabble, sampai ngga bisa melihat jalan lain kecuali dia yang dicinta. And no, ini bukan berdasarkan pengalaman sendiri, wkwk. So, what do you guys think? Ini kayaknya salah satu tulisan tersingkat yang pernah kubikin.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro