01

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang gadis bertubuh ideal sedang duduk di sebuah bangku sambil memandang keluar dari sebuah kaca jendela.

Sebuah earphone menyumbat di telinganya tidak ada alunan lagu yang terputar, dia hanya menunggu panggilan telepon dari seseorang yang hampir dilupakan.

Gadis itu tersentak saat mendengar suara nada panggilan yang terdengar jelas ditelinganya. Hatinya bedebar kencang sambil menduga-duga bahwa si penelpon adalah orang yang ditunggunya.

Sayang, pikirannya salah dan dia sedikit malas untuk menjawab panggilan telepon itu. Namun, dia tau jika si penelpon akan terus-menerus menelponnya tiada henti.

"Hello,Tachibana-chan. Kamu tidak pergi?" tanya penelepon dari seberang.

"Pergi? kemana?" tanya gadis yang dipanggil dengan Tachibana atau lengkapnya Tachibana Ichigo.

"Kamu lupa? hari ini kita ada janji dengan anak kelas untuk reuni," jawab si penelepon.

"Reuni? mm, aku tidak ingin pergi Aktira-chan ... " tolak Ichigo halus.

"Kenapa? Oh, Ayolah... Tachibana-chan, please," mohon si penelepon keturunan Indonesia-Jepang, bernama Aktira.

Ichigo berpikir sejenak, sebenarnya dia merasa sedikit keberatan. Namun, gadis itu juga merindukan teman semasa sekolah SMA-nya.

Terjadi keheningan beberapa saat, Aktira tau jika sahabatnya --Ichigo-- sedang berpikir atas ajakannya

"Baiklah, aku akan pergi," putus Ichigo dengan matang.

"Yey, Arigato gozaimasu, Tachibana-chan," ucap Aktira senang dari seberang telepon.

"Aku akan menjemput kamu~" lanjut Yuki Aktira sambil memutuskan telepon sebelah pihak.

"Tap-" ucapan Ichigo terpotong karena Yuki Aktira memutuskan telepon tanpa menunggu Ichigo berbicara.

Ichigo menghembuskan napas, lalu kemudian menoleh kesamping tepat ke arah jendela berada. Seulas senyum sendu terlihat jelas di paras cantiknya sekarang, tapi hal yang tidak terduga justru terjadi pada saat itu juga.

Tanpa Ichigo sadari, bulir-bulir air bening berhasil lolos dari netranya. Membuat gadis berdarah Jepang ini secara tidak sadar mulai terlarut di dalam emosinya.

"Ah, aku merindukannya..."

.
.
.
.

Tidak perlu memakan waktu yang banyak, Ichigo dan Aktira akhirnya tiba di sekolah mereka dulu.

Sekolah yang dimana memiliki banyak kenangan indah mereka ketika masih menjadi seorang pelajar. Dan tentunya kenangan saat mereka bermain bersama.

Ichigo dan Aktira, dulunya mereka berada di kelas yang sama. Yang dimana kelas itu adalah kelas yang terkenal akan kepintaran dan kenakalannya.

"Hai, sini-sini, " Panggil Fuji

Seseorang yang pernah menyukai Tachibana Ichigo. Akira dan Ichigo menoleh pada sumber suara, melihat mereka sudah berkumpul di parkiran.

Ichigo menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang yang sangat penting baginya.

Fuji yang melihat Ichigo, dia tau bahwa gadis itu sedang mencari seorang yang dicintainya.

"Ichigo," panggil Fuji

"Ya?" Ichigo menoleh kearah Fuji dengan wajah bingung.

"Sepertinya dia akan terlambat, " jawab Fuji singkat lalu pergi meninggalkan Ichigo sambil menyusul temannya yang sudah menjauh.

Wajah Ichigo menjadi sedih, Lagi-lagi air mata mengalir dari netranya ... Ichigo memilih berjalan ke taman belakang di mana pohon sakura berada, sangat indah dan menyakitkan.

"Hiks ... hiks..." Ichigo langsung menangis dibawah pohon sakura ini, dia merindukan seseorang yang dicintainya, seseorang yang adalah teman masa kecilnya. Namun, waktu membawa mereka berpisah di saat mereka masih berada di kelas 2 SMA.

"Bagaimana kabarmu di sana, Mizu-kun?" tanya Ichigo sambil menahan sesak.

"Apa kamu baik-baik saja di Tokyo? tidakah kamu merindukanku? bahkan kamu tidak memberikan aku kabar sama sekali," lanjut Ichigo sambil terduduk menahan air mata.

"Aku... rindu"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro