Satu malam

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng








1 jam setelah aku sampai di indonesia, Petra menghubungiku soal masalah baru di proyek tanggerang, persoalan masyarakat yang kembali adu domba soal misskomunikasi yang sudah kita selesaikan baik baik kemarin lusa, walau bukan aku yang menghadiri pertemuan itu tapi aku yakin setengah mati bahwa petra sudah melakukanya dengan baik sesuai arahanku. Jadi siapa si pelaku sialan ini?

Satu bulan aku berada bolak balik antara negri tetangga dan negri tetangga lainya untuk mengexpansi abraham supaya melebarkan sayapnya jauh lebih luas, bolak balik bertemu orang orang kaya yang gila dan berusaha meyakinkan mereka untuk menyerahkan proyek bangunan itu pada ku. Walau rasanya ingin gila, tapi sebulan itu aku berhasil meraup untung sekitar 20 triliun hanya dengan bermodal banyak omong sana sini, dari angka 20 itu bisa melompat naik menjadi 200 jika aku memfokuskan diriku pada tahapan selanjutnya, perencaaan dan mulai mengerjakan 2 job tersebut, yang pertama proyek di singapore, bagian Robertson Quay untuk membangun gedung franchise butiq bvlgari yang ingin di bangun persis seperti modern classics, pengalaman kami membangun salah satu gedung di plosok pranciss sebagai track pengalaman kami rupanya sangat menguntungkan sekarang. Lalu di negri upin ipin, di plosok kotanya membutuhkan membangun jembatan dengan budget di bawah rata rata, aku menawarkan penawaran paling rendah hanya untuk rencana expansi ini, tentu saja mereka langsung menerimanya karena ini menguntungkan kedua belah pihak, sekelas pt kontruksi abraham memberi mereka harga kecil, sebuah keramahan hatiku pada mereka.

Tidak mudah membuka jalan kembali milik abraham ke asia tenggara, mungkin untuk daerah philipine atau Kamboja sudah sering kami melakukan projek disana, namun untuk negara singapore yang saingan kami langsung pada pt kontruksi terbaik di dunia, itu sangat sulit. Aku menurunkan harga rata rata kami hanya untuk demi sebuah pengalaman, jika hasilnya sangat sangat memuaskan itu memudahkan ku masuk ke pasar internasional. Merendah untuk meroket, seperti diskon awal awal pembukaan toko.

Dan kini aku malah hampir melupakan projek projek abraham lainya yang tersebar di indonesia. Lagi pula mengapa mereka semua tidak becus dalam menangani hal sekecil ini? Aku benar benar geram.

Sebenarnya kepulanganku ke indonesia adalah mendadak, Rasgav mendatangiku langsung ke singapore hanya untuk menyerahkan undangan pesta rachel. Rachel Sameer mangku langit, perempuan dengan seribu koneksi di asia tenggara. Jika kalian befikir kapan waktu waktu seluruh miliader para koruptor dan pemilik perputaran uang di asia akan berkumpul dalam satu tempat, pesta rachel jawabanya.

Aku pulang pukul 3 sore, dengan kapal mewah yang berlaju kencang membelah samudra antara singapore dan indonesia, terlebih jakarta.

Sesi lulur dan perawatan tubuhku seakan tidak berguna akibat aku yang terus mengerut manyun memikirkan masalah baru ini, seolah tidak pernah membuatku bersantai sejenak. Para pelayan sepertinya kesulitan akibat aku yang tidak dalam mood bagus.

Tapi untungnya, Ayah menelfonku dan menjelaskan bahwa projek di tanggerang sudah di atasi dengan baik, beritanya ke redam jadi aku tidak perlu merasa kesulitan. Sepertinya petra melaporkan kejadian aku memaki seluruh orang di projek tanggerang kepada ayah, biar saja, orang orang bodoh seperti mereka harus di sadarkan sedikit atas kebodohan mereka sendiri.

Dengan dress coklat tua slinky jersey yang jatuh, terikat bagian atas dengan sepucuk tali yang setengah melinkar di leherku, serta robekan indah yang memperlihatkan kaki jenjang kiriku. Ini dress replica asli yang di kenakan oleh Carla Bruni tahun 1998, ketika icon fashion model itu kembali mengemparkan public dengan dress coklat indahnya pada Cannes film festival. Aku memadukanya dengan selendang bvlgari coklat dengan motif bunga bunga, dress bagian atasku terlalu vulgar untuk acara seluruh umur. Perlu 3 bulan untuk mengontek murid perancang utamanya yang telah meningga dunia, lalu replika pertamanya kembali dibuat hanya untuku.

Aku menghadari pesta Rachel dengan perasaan senang, se panjang perjalanan tempat hotel aku berisitrahat di jakarta menuju daerah pinggir jakarta yang dimana rumah keluarga Sameeer berdiri dengan megah, aku selalu bersenandung ria, mendengarkan musik musim panas yang sebentar lagi akan tiba.

Sudah lama aku tidak bertemu teman teman sekelompoku. Kami terbentuk secara normal, disatukan oleh kesadaran masing masing bahwa kami sederajat, Orang orang penting di negara ini, pemegang estafet kekayaan selanjutnya. Aku sudah bilang kan bahwa dunia yang kami tempati begitu suram, dengan berkelompok memudahkan kami untuk melanjani keseharian. Dan Rachel diantara anak kelompok kami, aku berteman dekat denganya.

Dari jauh lampu lampu sudah menyorot pemandangan halaman rumah Rachel yang di hias seterang mungkin, Ketidaaan matahari tidak membuat pesta rachel tampa temaram. Lampu lampu crystall pada terasnya di nyalakan, sederet lampu di halaman luasnya di nyalakan seperti menjadi penyambut hangat kami. Aku selalu menyukai ketika rachel menggelar pesta seperti ini, aku suka ornamen dan pemilihan warna Rachel dan Theo, selaras dan selalu cantik. Terlihat totalitas sekali tapi tidak berlebihan dan norak. Rachel mempunya taste sendiri soal pesta, sama seperti Alea.

Penjagaan masuk sungguh ketat, mengunakan scanning wajah untuk benar benar memastikan yang masuk adalah kita. Lalu alat senjata seperti pistol ataupun pisau selalu di sita dengan alat canggih pendeteksi, aku sedikit terkagum atas alat ini, setauku ini hanya masih di edarkan untuk pemerintah pemerintah eropa.

ini semakin seru, semakin ketat pesta nya, semakin menunjukan orang orang paling penting yang akan hadir dalam jamuan malam pertunangan ini.

Seluruh konsep acara bertema under 20's. Dibuat classic mungkin, ballroom awal di penuhi perempuan perempuan layaknya marilyn ataupun audrey hepburn. Para pria terap sama mengunakan setelan jas bewarna gelap, kadang aku bersyukur terlahir wanita sehingga bisa memilih pakaian yang indah dan cantik cantik untuk ku kenakan, bukankah itu neraka jika hanya memakai setelan jas simple untuk pesta? hell no.

Deretan deretan kue dan makanan berada di pojok pojok ballroom, di susun dengan meja berlapis emas dan sendok sendok perak mengkilap. Gelas gelas kaca yang saking jernihnya cahaya lampu kadang memantul indah ketika gelas gelas itu bergerak. Lantai marmer pahatan batuan indah, lalu beberapa di tutupi karpet merah kehormataan.

Acara sejatinya sudah di mulai 2 jam lalu, aku datang terlambat karena rambutku belum selesai di tata.

diantara kerumunan orang orang padat dari berbagai macam usia, aku mendapati Cezka sedang terjebak percakapan dengan salah satu komisaris perusaaah besar, aku lupa wanita tua itu menjadi komisaris perusahaan apa tapi setahuku perusahaanya sedang naik daun akhir akhir ini. Ya jika bukan karena hal itu mana punya muka wanita tua itu untuk menghadap Putri tunggal kelurga Dezen? Pemilik hukum negara.

Aku ingin menyelamatkanya, tapi kulihat Bian sedang bergerak perlahan untuk menyelamatkan kekasihnya. Dan Bian adalah dokter spesialist dengan biaya kerja paling tinggi dari seluruh dokter, intinya bian dokter yang hebat.

Kakiku melangkah membelas kerumunan menuju segeromblan pria tua dengan minuman anggur rendah alkohol ditanganya. Ayahku berdiri disana, aku tidak tahu lawan bicaranya tapi aku tahu bahwa aku harus kesana, memberi salam pada ayah dan masuk ke dalam percakapan mereka.

Kalau kalian berfikir pesta adalah waktu waktu untuk aku bersantai, itu adalah salah besar. Pesta rachel adalah ajang mencari koneksi lebih besar dan besar, aku sama seperti bekerja pada biasanya, ditambah seharusnya aku bisa memanfaatkan situasi seperti ini untuk meraup keuntungan lebih banyak.

Lawan bicara Ayah menyadari lebih dulu bahwa aku sedang berjalan ke arah mereka, raut wajahnya bingung dan alisnya mengerut ketika aku berdiri di sebelah ayah. Ku tebak pria ini adalah koneksi ayah, deretan manusia tua yang segera melengserkan posisinya. Untuk koneksi deretan generasi ayah, memang aku tidak pernah untuk menjalin koneksi. Koneksi koneksi lama selalu di handlle dengan ayah, aku sibuk mengexpansi jauh lebih luas abraham sendiri, jadi koneksiku adalah orang orang baru.

"Sudah sampai?" ayah menanyaiku basa basi.

Aku menganguk pelan untuk responya.

Tangan ayah terangkat untuk menujuk sopan pria di hadapanya, ia menatapku sebelum memperkenalkan pria ini. "Ini pak Resment, ketua keamanan negara atau di bilang ketua kepolisian negara."

lalu bergantian, Ayah merangkul pundaku dengan ramah, ayah tidak menaruh tanganya juga pada pundaku sejatinya, ia hanya berpura pura merangkulku. "Pak Resment, Ini putri sulung saya. Diana"

Tangan ayah secara cepat menarik selendangku yang sedikit merosot dari pundaku untuk kembali ke tempatnya, menutupi penuh pundak hingga bagian dada atasku yang terbuka. Mungkin aku akan mendapat omelan jika di rumah nanti.

Pak resment menjabat tanganku dengan ramah, senyumnya hangat tidak kebanyakan politikus disini yang tampak licik seperti rubah ataupun tikos got. "Putrimu sudah besar, dulu seingatku masih perempuan kecil."

oh, kita pernah bertemu lupanya. Aku menoleh pada ayah sekilas dengan tertawa kecil yang halus, "ayah merawatku dengan baik, om"

sungguh kebohongan yang luar biasa, merawat apanya, peduli saja tidak ayah pdaku.

Ayah kembali menambahkan, "anak anak memang cepat sekali tumbuh." Mimim mukanya tetap datar dengan sedikit senyum palsu di ujung bibirnya. Menyebalkan.

"Oh, diana. Ini pak resment yang membantu kita pada kasus tanggerang, kericuhan masyarakat dapat di atasi oleh bawahan pak resment." secara mendadak ayah menjelaskan lebih detail oleh kejadian yang membuat mood ku terjun bebas ke dalam kehancuran.

Aku memandang pak resment dengan mata benar, penuh rasa terima kasih atas penyelamat moodku untuk malam ini. "Benarkah? Wahh Om saya beneran sangat-sangat-sangat berterima kasih. Masalah seperti itu bawahan saya selesaikan dengan 2 minggu tapi Om bisa nyelesain dalam 2 jam." Kataku dramatis

Resment tertawa terbahak bahak atas reaksiku, ia lalu menepuk nepuk pucuk kepalaku dengan ekpresi bangga, sedikit membuatku bingung. "Wah, Jeff putri mu sangat mirip dengan mu, sudah bergulat dalam bisnis ya? Nak ayu, kalau misal butuh apa apa bilang ke bapak saja. Saya gak bakal sungkan untuk bantuin kamu. Saya mendukung generasi muda yang cemerlang seperti kamu, sudah terjun dalam ambisi dan bisnis untuk memajukan bangsa."

pipimu merona, reaksi alami yang ku tidak buat buat. Beliau memujiku dengan berlebihan, kata kata itu seperti membayur tubuhku dengan hangat. Pak Resment orang yang baik, aku menduga bahwa pria ini tidak seperti kebanyakan pria lainya yang menjabat menjadi ketua dengan jalur dalam.

Ayahku tersenyum kecil memandangku, "kamu berlebihan, Ras."

Pria dengan jas biru dongker lainya kembali bergabung dalam kami, ocehanya banyak tidak jelas langsung menusuk kupingli. Ayah dan Om Resment menanggapinya dengan baik, basa basi yang payah oleh pria ini. Dan ketika ayah melirik mataku lalu melirik space kosong di dekat tangga, aku sudah menangkap kode untuk aku segera keluar dalam pembicaraan tidak jelas ini. Tentu saja, pria tua ini mabuk bahkan memandangku mesum dari atas hingga bawah. Menyebalkan, aku sengaja berdiri di dekat ayah supaya tidak di hampiri ibu ibu tua yang ingin tahu soal percintaanku.

Aku ini orang yang membosankan, aku tidak tertarik dengan cinta yang di damba dambakan orang lain, selain itu aku juga tidak pantas. Tidak ada genre romantis bak disney seperti cezka dan bian padaku, atau kisah cinta yang dramatis ala Rachel dan Theo yang kini bertunangan.

Omong-omong, aku belum bertemu rachel. Melihat isi grup kami, Rachel kembali masuk ke dalam ruang persiapan karena dandananya perlu di retouch.

Melewati deretan ibu ibu yang mulai meliriku, kakiku melangkah cepat untuk menaiki tangga melingkar yang mengarahkanku pada ruang persiapan. Orang orang banyak ini tidak sembarang masuk ke lantai atas, tapi ketika para penjaga melihatku mereka membiarkanku masuk.

Lorong lantai atas sampai sunyi, tetap di decor dengan mewah dan elegan ala kerajaan inggris. Lantainya di lapisi karpet merah seakan aku sedang jalan di atas jalanan ratu. Lampu lampu yang menerangi sangat terang, aku jadi bisa melihat dengan jelas pintu terhias bunga merah maroon dengan ukiran ala fairy talae kesukaan rachel.

Tanganku mengepal untuk mengetuk pintunya tiga kali, lalu menarik gagangnya perlahan untuk mendorong pintunya dengan hati-hati.

Disana Rachel sedang berdiri dengan balutan dress putih dengan model mermaid, lekuk tubuhnya menjiplak dengan indah, payet payet mutiara tersebar diantara gaun nya hingga ekor. Rambutnya di sanggup dengan hiasan mahkota super mewah dan mengkilap. Di belakangnya terdapat salah satu pelayan yang sedang membenarkan sesuatu pada dress pungung rachel.

Selain itu theo tampak berwibawa dengan jas abu abu pada dirinya, warnanya dove gelap jadi cocok dengan rambut theo yang kecoklatan. Sepatunya juga hitam mengkilap seperti di semir 30 kali. Di saku kanan jas nya terdapat bunga marroon yang sama dengan sebucket bunga yang Rachel gengam.

Selain itu, ada Rasgav duduk di sebelah theo dengan jas hitam yang diberi ornamen coklat senada denganku. Sorry Theo, Rasgav jauh jaug terlihat lebih berwibawa untuku.

Mataku dan Rachel terikat, ekpresiku langsung luluh dan memandangnya takjub. "U look, so more pretty. Rachy" ujarku sambil segera masuk dengan perlahan.

Rachel tampak semakin sedih, melow akibat aku memandangnya seperti ibu yang hendak melepaskan putrinya. "Dianaaa! Kenapaa baru datengg?" Keluhnya sedikit berteriak.

Aku berjalan cepat untuk memeluk tubuhnya, dress putihnya sedikit menusuk kulitku langsung. Selain itu aroma wangi bunga mawar langsung masuk dalam tubuhku, sepertinya Rachel akhir akhir ini mandi dengan air bunga mawar karena perempuan ini sangat harum.

"Congrattss sisterr" kataku memberinya selamat, tepat ketik kami selesai berpelukan.

Rachel tersenyum lebar memandangku, "gue pengin nangis anjirt, lo kan janji jadi pengiring gue tapi malah gak bisa." Keluhnya, air matanya mulai menumpuk pada wajahnya.

Theo tertawa, ia berdiri mengambil selembar tisu pada meja rias untuk ia berikan pada tunanganya.

"Sorry, kalau aja lo bilang 6 hari lebih awal aja gue bakal bisa jadi pendamping lo turun tadi. Eh si cezka tapi bisa jadi pendamping lo kann?" Tanyaku beruntun

Rachel menganguk, "iya sih si cezka jadi, tapi lo di weeding gue harus bisa ya! Gue udah booking nih waktu lo!"

Aku jadi sedikit terharus bahwa ada orang yang tulus mengharapkan kehadiranku, bersikap seolah aku adalah orang yang penting untuknya.

Tanganku terangkat untuk meraup pipinya, membelas wajah elok milik rachel si selebritas papan atas di hiburan, tidak heran Theo bisa jatuh hati padanya, mungkin seluruh pria juga akan jatuh hati pada rachel. "I promisee rachy" janjiku

Ia menganguk senang sebagai jawabanya.

Kini aku membalik badan menghadap dua orang pria yang duduk di sofa besar bewarna hijau muda, seperti dekorasi ruangan persiapan ini. Theo mengangkat alisnya sebagai sapaanya padaku.

"Heh lo kalau nyakitin Rachel beneran gue jadiin tumbal projek gue di kalsel." Ancamku bercanda pada Theo

Seluruhnya tertawa, selain itu Rasgav berdiri mengambil kursi duduk untuk ku. Wah aromanya rasgav yang berjalan di sebelahku saja membuatku sudah mabuk lebih dulu, wanginya sangat Manly.

Aku duduk di kursi single yang rasgav dekatkan padaku, sedikit membiarkan selendangku turun dari pundak hanya untuk menarik atensi pria yang duduk paling dekat denganku. tidak perlu lama, sesuai rencana, ia secara diam dian mencuri pandang kepadaku. Karena itu aku tersenyum puas,

"Theo, morgan udah ketemu sama lo?" Tanyaku berpaling pada rasgav.

Theo menganguk dengan santai, "kapan, by, tadi si morgan salaman ke kita? Aku lupa"

"Awal awal sih, sama temenya tuh gue lupa adiknya si pemilik minyak." Kata Rachel

Aku mengangguk. "Kadonya besar jadi gak kita bawa sekarang, gue udah atur pengiriman kerumah kalian."

Theo mendecak, "elah kaya orang miskin aja di kasih kado."

Karena perkataanya, Rasgav tertawa. "Kado bukan tanda orang miskin, kasih sayang." Bercandanya

aku menimpali, "tau ya, gav."

Theo masih teguh atas ucapanya barusan, ia menganti kakinya untuk ia silangkan. "Ya tetep aja anjir lo pada sohib gue, ngapain sih segala pake kado."

"Iya terus maunya apa tuh?" tanya ku

Theo berfikir sejenak, "uang?"

kami seluruhnya tertawa terbahak bahak atas bercanda dari Theo. Theo is crazy rich, jadi emang gak butuh uang ataupun kado. Ia merasa terhina katanya kalau pakai pemberian kado dari orang orang, katanya kaya orang gak mampu. Mungkin saja si theo ini memang terbiasa jadi yang ngasih, bukan yang menerima.

Rasgav menyenderkan tubuhnya dengan santai, "jadi lo berdua kapn turun nya? Masa tokoh utama ngilang dari pesta."

Benar juga,

Rachel menyudahi persiapanya karena ucapan rasgav, pelayan itu undur diri untuk keluar meninggalkan ruangan lebih dulu akibat kode dari rachel sendiri. Theo juga membantu rachel membantu ia kembali mengecek penampilanya, memastikan rachel bisa berdiri dengan nyaman dengan dress super indah yang ia gunakan.

"mommy dateng kesini?"

Keasikan memandangi dua love bird itu, aku jadi lupa ada pujaan hatiku di dekatku.

"Noo, dia lagi di bandung. Acara lahiran bu mentri" kataku dengan gelengan kecil.

Rasgav menganguk mengerti, "u look extremely gorgeous this night" ia berbisik pelan, suaranya dalam membuat jantungku langsung berdetak kencang.

"Palling cantik?" Tanyaku menantang

Ia tersenyum lebar, menggeleng pelan. "Cassie more look pretty, sorry lady."

"Pretty not attractive, boring banget kalau cantik doang. Anjing milik rachel juga bisa cantik kalau begitu." Jawabku bangga dengan di selingi bercanda, Rasgav tertawa menanggapinya.

"Tapi lo harus liat, Cassie cantik banget malem ini."

bibirku semakin ku tarik untuk tersenyum walau hatiku jatuh pecah tak terhingga di dalam tubuhku. Ini alasan aku tidak akan pernah mendapat kisah romantis yang hangat, because my lovers officially have a
girlfriend, katanya mau tunangan dua bulan lagi. dan yang membuatku semakin kecewa, aku di kalahkan oleh perempuan miskin yang jelek, ia hanya pemilik retail lokal dan ayahnya walikota daerah plosok di pulau sebrang. Harga diriku hancur di kalahkan oleh manusia sepertinya.

tapi aku tidak peduli, rasgav hanya pantas berdiri di sebelahku. Semua orang setuju hal ini bahkan ayah nya sendiri, jadi aku tidak berniat mundur.

"Diana."

rachel menyadarkanku dari lamunan.

Ia tersenyum penuh arti kepadaku, dengan hak tingginya di balik dress yang menyapu lantai, ia mendekatiku dengan ceria dan tidak sabar. Tanganya yang sudah di ukir oleh seni hiasan tangan meraih tanganku untuk mengikutinya berjalan. "Lo pasti suka sama hal ini," katanya

Theo juga menarik Rasgav untuk mengikuti dua pasangan ini yang entah mengapa terlihat sangat bangga. "Rasgav juga pasti suka sih, kalian berdua suka" ujar theo

Kami keluar ruangan, alih alih berjalan ke arah kanan untuk menuju ballroom. Rachel berjalan ke arah sebaliknya, mengikuti karpet merah yang masih terjulur indah hingga ujung lorong. Rachel tertawa menanggapi rasa bingungku, aku harus menyamai langkahnya yang cepat hingga selendangku lepas dari tubuhku, rasgav di belakang kami dengan sigap menangkap selendangku, ia juga tampak bingung atas tingkah rachel dan theo.

Pertanyaan bingung itu sampai pada pintu emas dengan berlian asli sebagai ornamenya, kemana karpet merah ini berujung. Rachel tersenyum menghadapku, lalu Theo berdiri di sebelahnya sambil memegang tangan tunanganya.

"Congratulations untuk kalian." Kata theo

Ini bukanya ucapan yang terbalik? aku dan rasgav yang berdiri sebelahan mendadak saling pandang kebingungan.

"maksud kalian apaan sih?" rasgav sedikit tampak tidak sabar, ia menyerahkan selendangku dengan sopan.

"Kalian di undang ke tamu vip kita," kata rachel nyaris menjerit kegirangan.

"Vip?" Tanyaku

Theo menatapku malas, "gue tau Diana, gue tau kalau lo tau soal hal ini."

Vip? Jangan bilang..

"Perkumpulan—?"

"YEP! mr president indonesian, malaysia, mentri kamboja, pemilik pertamina, founder Bayan resource, Djoko susanto, dan deretan orang yang gak pernah kelian bayangin." kata rachel menjelaskan.

saking tidak percayanya, rahangku terbuka sangat lebar.

"Mami sengaja ngundang orang kaya gini para pembisnis raksaksa buat dateng ke acara gue, soalnya masih koneksi papi mami. Pas gue ajuin temen temen gue boleh masuk ruangan ini, papi keberatan kalau semuanya di undang, jadi i choose u both! Our crazy businessmen! Rasgav and diana?!"

aku melangkah mendekat ke arah Rachel untuk memelukmya erat,

Sungguh aku ingin menangis.

Rencana expansi ulang ke asia tenggara yang begitu sulit akan mudah akibat tindahan dari rachel dan theo. Ini semua seperti jalan pintas yang menggunakan jet pribadi dalam menghadapi gunung masalah di hadapanku, aku tidak tahu harus berterima kasih sebanyak apa pada rachel.

Aku memang tahu bahwa rachel selalu menyiapkan ruangan khusus untuk tamu spesialnya, spesial keluarga sameer, aku hanya berharap salah satu dari mereka bisa bertemu mata denganku. Aku tidak pernah berharap bahwa aku duduk di dalam ruangan yang sama dengan para pembisnis gila seperti mereka.

Rasgav tertawa sambil menutup matanya tidak percaya.

"Rachel? Gue beneran sayang sama lo lebih dari tho sayang sama lo." Ujarku bercanda

Rachel dan theo tertawa lepas, ia mengataiku bahwa ini semua berlebihan.

"Soo, gimana?" Tanya ku pada rasgav

Rasgav tersenyum penuh ambisius.

"Ayo kita bisnis gila gilaan."



_______




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro