- 001

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari ini hari yang cukup cerah, (Name) berjalan sembari menyapa orang-orang yang ia kenal di lorong koridor sampai ia sampai didepan kelasnya sendiri, 3-1.

"(Name)!" sapa sahabatmu, Yuno, berjalan mendekatimu yang baru saja duduk dibangku tepat di belakangnya.

"Yuno, met pagi," sapa mu balik dengan senyuman diwajahmu.

"Pagi juga, btw gue bawa mainan yang lagi viral itu loh~"

"Apa tuh?"

"Ini dia!"

tek tek tek tek

Yuno memainkan mainan tersebut dengan wajah bangganya, dan satu fakta tentang mainan tersebut, ia adalah musuh bebuyutan anak rumahan yang ingin tidur a.k.a lato-lato.

(Name) tersenyum, tapi bukan senyuman lembut melainkan senyuman menahan emosi.

"(Name)! Tolong dong, itu si Yuno dari tadi tek tek tek mulu, telinga gue sakit dengernya," ucap ketua kelas menunjuk ke arah Yuno yang sedang asik memainkan mainannya.

"Nanti traktirin bakso satu ya." (Name) mengambil sendal yang entah darimana munculnya, melemparnya ke arah Yuno.

plak

Seisi kelas terdiam melihat Yuno yang terkapar di atas lantai kelas karena sendal lejen mamang kantin yang entah kenapa bisa nyasar disana.

Ketua kelas itu mengambil mainan Yuno yang terlepas dan melemparnya keluar dari jendela.

"MAINAN GUE." Yuno menangis setelah melihat mainan kesukaannya dilempar begitu saja.

Gadis itu mulai memeluk kaki ketua kelas yang membuatnya tidak bisa bergerak, "AKIRA BALIKIN MAINAN GUE PLIS."

Bisa dilihat wajah sang ketua kelas, Akira, sedikit memerah, "B-BACOT! ITU KAN JUGA SALAH LO."

"HUEEEEEE."

(Name) menutupi telinga dengan kedua tangannya, muak dengan pertikaian dari dua sujoli yang saling suka tapi ga berani nyampein perasaan mereka.

Kringg

Suara bel masuk berbunyi, membuat seisi kelas menduduki bangku mereka masing-masing.

Pelajaran kali ini adalah pelajaran sejarah, pelajaran yang selalu membuat siswa siswa mengantuk.

Guru pun memasuki ruang kelas, tapi anehnya bukan guru mata pelajaran yang sekarang melainkan wali kelas mereka.

"Baik anak anak, karena Pak Santi sedang tidak masuk ibu akan memberikan kalian tugas yang diberikan oleh pak Santi."

"Sebelum itu, kita kedatangan teman baru dari Spanyol, silahkan masuk."

Murid pindahan itu memasuki ruang kelas, dengan wajahnya yang datar dan dengan cueknya cuek murid itu memperkenalkan dirinya, "Itoshi Sae, pindahan dari Spanyol."

Sae sempat memperhatikan teman-teman kelas barunya, ia sempat melakukan eye contact sama (Name).

"Baiklah nak sae. Kamu akan duduk dibangku samping nak (Name)." Mendengar namanya disebutkan, (Name) terkejut. Jarang-jarang ada cogan di samping dia.

Guru tersebut menunjuk ke arah bangku sebelah (Name) yang kosong.

Sae berjalan ke arah bangku tersebut, dan guru tersebut mulai memberitahukan tugas yang diberikan.

Setelah guru tersebut pergi, kelas mulai ribut seperti biasa.

"Kalian harus lihat rambutku, sangat stylish bukan~" ucap Aryu sembari mengibas-ngibaskan rambutnya yang panjang.

"Lembut sekali.."

"Aryu aku iri dengan rambutmu.."

Seperti biasa para gadis yang ada dikelasnya selalu iri dengan rambut hitam panjang glowing syalala milik Aryu.

"Kemarin aku ke salon loh~"

(Name) hanya mendengar, tangannya sibuk dengan tugas yang diberikan oleh Pak Santi.

"Kau (Name), ya?" Sae memperhatikan wajah (Name) intens membuatnya sedikit tidak nyaman.

"Iya, kenapa?"

"Tidak, ku dengar kau temannya anak itu?" Gadis itu dibuat bingung olehnya. Anak itu? Siapa?

"Maksudku Rin."

"Ooh, Rin. Iya rumah kami bersebrangan," jawab (Name) sembari menampakkan senyuman diwajahnya.

"Kenapa kau menanyakan hal itu?"

"Tidak. Tidak ada apa apa." Sekilas wajah Sae terlihat sedih, tetapi (Name) menepis pikirannya itu.

***

Bel istirahat sudah berbunyi, (Name) mengambil dua kotak makan dari tasnya. Satunya miliknya dan satunya milik Rin, ibunya Rin menitipkannya karena Rin melupakan kotak makannya.

Buru-buru soalnya ada abangnya.

Sesampainya di kelas Rin, matanya menangkap sosok Sae disana. Entah apa alasannya kenapa Sae tiba-tiba disana, ia terlihat sedang mengobrol dengan Rin.

Saat Sae sudah pergi, (Name) berjalan menghampiri Rin yang masih berada di depan kelas, menatap Sae dengan tatapan tidak suka.

"Ni, Mak lo nitip," ucap (Name) memberikan kotak makan tupperware kepada Rin.

"Y."

"Sok kul banget lo."

"Serah gue dong."

"Minimal bilang makasih." (Name) menatap punggung Rin dengan tatapan kesal. Ia pun menghela napas agar emosinya reda dan mulai berjalan kembali ke kelasnya.

Setelah selesai memakan isi dari kotak makan siangnya, (Name) menatap pemandangan dari jendela tepat di samping bangkunya.

Angin sepoi-sepoi membuat rambutnya sedikit melayang-layang mengikuti angin tersebut.

Tak disangka ternyata hari ini pulang cepat, biasanya pulang jam 3. Sekarang pulang jam 1, katanya sih ada rapat. Pak Ego kebiasaan bikin rapat dadakan jadi ini sudah biasa.

(Name) menghampiri kelas Rin untuk mengajaknya pulang bersama, "Rin, pulang bareng yok."

"Tapi nanti gue mau beli bakso Bang Eko," ucap (Name) sembari menyeimbangkan langkah kakinya dengan langkah kaki Rin.

"Iya iya."

"Lo traktir tapi."

"Kamu kalau mau memeras uangku dengan cara keren gak gini juga."

"Ongkir nganterin bekel." Rin capek berdebat dengan seniornya yang satu ini, ia sudah pasrah ketika sudah sampai di warung bakso langganan (Name).

"Bang, bakso satu yak. Dibayarin sama Rin."

"Syap dik."

'Gue lagi gue lagi.'

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya uang jajan Rin diperas bahkan Bang Eko sampai hapal siapa yang bakal bayarin.

"Nih neng, bonus cinta abang neng kiw kiw," ucap Bang Eko sembari gombalin (Name).

"Pantes warungnya dinamain Warung Buaya Darat," balas (Name).

"Makasih yak Bang." (Name) berjalan meninggalkan Rin yang sedang membayar bakso (Name).

"Harusnya lo bilang makasih ke gue," ucap Rin saat sudah berjalan disamping gadis itu.

"Y, trims."

Mereka mengobrol, bercanda ria sampai mereka tidak menyadari jika rumah mereka sudah didepan mata.

"Dadah Rin, besok traktir lagi yak."

"Y."

Mereka mulai memasuki rumah mereka masing-masing. Setelah masuk rumah, (Name) menutup pintu terus taruh baksonya dimeja makan terus langsung lari ke kamarnya yang ada di lantai 2.

"(Name)! Jangan lari lari!" teriak Mak (Name).

"Maaf mak," sahut (Name) berteriak.

(Name) mengganti bajunya dengan baju santai, lalu kembali ke arah ruang makan berniat memakan bakso yang baru saja ia (Rin) beli.

(Name) mengambil mangkok untuk jadi wadah terus ia membuka plastik bakso tersebut membuangnya ditong sampah dan menikmati baksonya dengan sepenuh jiwa.

"Duh bakso Bang Eko enak banget, mana gratis lagi," ucap (Name) menghayati rasa gurih dari bakso yang sedang ia makan.

"(Name)! Mama minta tolong, bawain bolu ini ke rumahnya Rin ya. Katanya kakaknya baru pulang loh," teriak Mak (Name) dari dapur.

"Habis maam ya Mak."

"Iya iya."

(Name) dengan cepat menghabiskan baksonya, tapi kali ini tersisa kuahnya saja. Padahal (Name) kalau makan bakso Bang Eko kuahnya selalu habis sampai sampai mangkoknya kinclong.

Soalnya (Name) ini naksir sama kakaknya Rin, tapi dia lupa tampangnya, cuman inget namanya. Aneh kan :vvvVvVV.

"Ini kan Mak??" tanya (Name) membawa piring yang berisi bolu bolu buatan Maknya.

"Iya, sana cepetan."

"Iya iya." (Name) cepet cepet pakai sandalnya lalu berjalan ke seberang rumahnya, rumah Rin.

tok tok tok

krieett

(Name) kaget dong, yang buka pintu ternyata anak baru dikelasnya.

"Lah, lo anak pindahan? Kok bisa ada disini.."

Ia tak habis pikir, kenapa bisa-bisanya (Name) lupa dengan tampang yang ia taksir dari kecil??

Sebenarnya (Name) ingetnya Sae kecil punya poni, kok sekarang malah pamer jidat. Jadinya agak lupa sama tampangnya.

Dulu waktu (Name) masih kecil tampang Sae lucu imut tapi sekarang kayak emo ganteng.

"Harusnya aku dong yang nanyain kenapa kamu ada disini?"

"A-a.. Aku nggak nyadar kalau namamu Sae.." Kakinya terasa lemas. Plis kalau bisa (Name) mau ngubur diri ajalah, malu banget. Mana ditatap intens gitu.

(Name) pas waktu perkenalan, dia salfok sama mukanya Sae "Kek kenal, tapi siapa?" jadinya dia ga dengerin perkenalan Sae.

"Pasti karna aku makin ganteng ya?"

"Dih narsis."

'Iya.'

Emang ya mulut sama pikiran berbeda.

Menurut kalian lebih emo rin atau Sae?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro