First Night

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hannam-dong pukul 23:58

Suara gerutu pelan terdengar disepanjang lorong yg hanya dihiasi sinar cahaya lampu jalan. Membuat seorang pria berpostur mungil yg semula duduk tenang disebuah kursi segera menegakkan posisi duduknya. Dengan menajamkan pandangan matanya, pria itu coba memperhatikan sumber suara yg semakin lama semakin mendekat kearahnya. Dan segera tersenyum melihat seorang pria dengan tubuh tegap dan pakaian berantakan terus menggerutu seraya menendang keras kaleng minuman dikakinya.

"sebenarnya dia itu atasan seperti apa? bagaimana bisa dia memperlakukanku seperti ini?" ucap pria itu memperlihatkan raut kesal di wajahnya.

Senyum semakin merekah dibibir pria yg sejak tadi memperhatikannya, sampai akhirnya lengkungan itu harus menghilang karena kaleng minuman yg kembali ditendang pria asing yg ia perhatikan nyaris mengenai wajah manisnya.

"YA!" bentaknya pada pria tersebut sesaat setelah berhasil menghindar dari benturan benda keras tersebut.

"Mi....mian" Pria besar itu nampak terkejut karena suara keras sosok dihadapannya

Pria mungil itu tak memberi tanggapan, dia hanya menatap tajam sosok yg nyaris mencelakainya lantas berlahan mendekati pria itu.

"Mian?" Ujarnya sinis "Kau nyaris membuat wajahku yg tampan ini terluka dan kau hanya berkata mian?" sungutnya kemudian pada pria itu

"Ne?" Pia yang berada di hadapannya itu memandang bingung

"Tuan! Tindakanmu tadi nyaris mencelakaiku, dan kau mengucapkan kalimat mian dengan mudah" Mata serupa srigala milik pria mungil itu membulat dengan tangan yg bersilang didada.

"Oh..mi...anni...maksudku....jweisonghamnida, aku...tak sengaja melakukannya...tadi aku...tak bermaksud melukaimu" Dengan terbata pria tegap tersebut menjelaskan semua pada si pria mungil, membuat pria mungil itu menarik nafas berat.

"Kau ini..." tangan pria mungil itu melayang diudara, bersiap memukul pria tegap tersebut. Namun belum lagi hal tersebut dia lakukan, dering ponsel sang pria tegap justru menghentikan penggerakannya.

Pria yg hendak dipukulnya itu pun sudah sempat melindungi diri dengan mengangkat kedua tangan untuk melindungi kepalanya. Hingga beberapa sekon kemudian dengan gerakan sedikit ragu ia meraih ponsel yg tersimpan didalam sakunya, sambil menatap tangan pria mungil tersebut yang masih mengacung bebas di udara.

"Bisa beri aku waktu untuk menjawab ini?" Pria tegap itu meminta izin setelah melihat nama atasannya tertulis dilayar ponsel.

Tak ada jawaban yg dia terima, membuat pria itu memutuskan segera menjawab panggilan itu karena tak ingin mendapat masalah.

"Ne, Seokjin hyung" Pria tegap itu terdengar gugup saat mengucapkan nama sang atasan.

"YA! LEE JOOHEON, KAU DIMANA!?" Suara keras terdengar membalas ucapan Jooheon, membuat pria Lee tersebut menjauhkan ponselnya dari telinga untuk sesaat.

"A..aku...aku sekarang sedang dalam perjalanan pulang, hyung" jawab Jooheon.

"MWO!?" Lagi pria bernama Seokjin itu memekik dari seberang sana membuat Jooheon hanya bisa meringis tanpa suara "YA! APA AKU SUDAH MENGIZINKANMU UNTUK PULANG!?" Tanpa berniat menurunkan intonasi suara, Seokjin kembali berujar.

"Ti...tidak hyung, k..kau sama sekali belum menyuruhku pulang, ta...tapi ini kan sudah tengah ma..."

"KALAU MEMANG BEGITU, KENAPA KAU PULANG!? CEPAT KEMBALI KARENA AKU MEMERLUKANMU UNTUK MENGAMBIL GAMBAR. ADA BERITA YANG HARUS KITA CETAK DI KORAN BESOK PAGI, JADI KAU HARUS KE TEMPATKU DENGAN CEPAT KALAU TIDAK MAKA KAU AKAN TAMAT HARI INI JUGA" Ancam Seokjin diujung telepon tanpa mau mendengar Jooheon melanjutkan kalimatnya.

"Ba...baik hyung, aku akan kembali secepatnya" Jooheon menyahut tanpa berpikir, bahkan pria berlesung pipi itu sudah melesat cepat guna kembali ke tempat kerjanya.

Peduli setan dengan telinganya yang sakit, juga jarum jam yang sudah menununjukan pukul 12 dini hari. Yang terpenting saat ini adalah Jooheon harus segera kembali, jika ia tak mau pria bernama Kim Seokjin itu memecatnya besok.

"YA! YA! YA! kau mau kemana?" Pria mungil itu berujar sambil menunjuk kearah Jooheon "YA! jangan pergi! urusan kita belum selesai, YA!"

Dengan langkah lebar Jooheon terus berlari mengabaikan jeritan yg tertangkap telinganya. Membiarkan suara keras pria mungil itu perlahan terdengar samar, bersama tubuhnya yg terus menembus gelap dan juga dingin yg mengitarinya.

🌕Midnight🌕

Hannam-dong pukul 05:14

Dengan tangan yg memegang kamera Jooheon terlihat melangkah gontai memasuki kediamannya. Wajah pria berpipi gembil itu nampak pucat karena apa yg baru saja ditemuinya beberapa waktu lalu.

"Ini tak mungkin bukan? apa yg kulihat pastilah salah" gumam Jooheon dengan suara gemetar.

Tak ada balasan yg didapatkan Jooheon, memaksa pria itu menatap gambar yg dia ambil dengan kamera miliknya. Segera jemarinya bergetar melihat gambar seorang pria mungil dengan tubuh bersimbah darah disana, sebelum kemudian terduduk lemas tepat diruang tengah kediamannya.

"Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi?" Lirih Jooheon dengan wajah yg semakin pias

Jooheon meletakkan kameranya pelahan di lantai, tak ingin benda itu rusak karena tangannya terlalu lemas untuk memegang benda berharga miliknya tersebut.

"Dia....tak mungkin orang yg sama bukan?" Dengan degup jantung yang bergemuruh cepat, Jooheon kembali berujar untuk dirinya sendiri.

"Bagaimana kalau dia ternyata orang yg sama?" Tanpa Jooheon harapkan, sebuah suara menjawab pertanyaan yang baru saja ia lontarkan.

"OMO" tubuh Jooheon bergerak mundur melihat kehadiran pria mungil yang tengah malam tadi ia temui sudah berdiri tepat di hadapannya

"Bagaimana kau..."

"karena aku sebenarnya makhluk kasat mata" Memotong ucapan Jooheon, pria mungil itu berujar dengan entengnya.

"Jadi..kkkaaau...kau.....kaaau...." Jooheon berujar terbata dengan telunjuk yang mengarah pada sosok dihadapannya.

"Ne...aku adalah hantu yg akan mengikutimu dan mulai hari ini akan menganggu hari2 tenangmu" Lagi pria mungil itu memenggal ucapan Jooheon sambil memasang wajah seram.

Jooheon semakin ketakutan mendengar hal tersebut, terlebih saat mendapati mata milik hantu di hadapannya berubah sepenuhnya menjadi hitam. Pria bermagar Lee itu pun seketika pingsan, membuat sosok hantu itu berubah menjadi panik melihat hal tersebut. Cepat sang hantu mengubah kembali warna matanya lantas segera menghampiri Jooheon dan berjongkok didekatnya.

"ya! ya! Kenapa kau pingsan? Ya! Bangunlah!" Hantu itu berujar dengan tangan yg mengipasi wajah Jooheon.

Jooheon yg sudah tak sadarkan diri tak lagi mendengar ucapan hantu itu, membuat sang hantu mengacak surai blondednya dengan raut frustasi.

"Aish, badan saja besar...hanya dengan hantu saja takut" Gerutu sang hantu sambil menatap kesal sosok Jooheon.

Hannam-dong pukul 08:13

"Eung" Erangan pelan Jooheon terdengar ditelinga sang hantu, membuatnya yang memang sejak tadi terus berjongkok di sisi pria Lee tersebut merekahkan senyum lebar.

"Kau sadar?" Tak bisa menahan rasa gembira di hatinya, hantu itu kembali bertanya tepat saat Jooheon membuka lebar matanya.

"Haa....haann..." Jooheon terlihat akan kembali tak sadarkan diri namun tangan dingin hantu dihadapannya menahan mata namja itu agar tidak menuntup.

"Kalau kau kembali pingsan, maka aku akan memakanmu saat kau tak sadarkan diri" Ancaman tersebut berhasil membuat Jooheon mencoba meraih kesadarannya yg akan kembali hilang.

Jooheon pun mematung kaku tak bergerak dengan mata terbuka lebar. Dan hal tersebut tentu saja membuat sosok hantu di hadapannya itu senang, bahkan hantu itu sudah tersenyum hingga membuat dimple yang ada di pipinya terlihat jelas.

"Bagus, ternyata kau ini pria penurut" Tukasnya masih dengan lengkungan senyum di wajahnya.

Jooheon tak memberi balasan, pria Lee itu hanya menarik tubuhnya menjauh karena merasa jarak antara dia dan hantu dihadapannya terlalu dekat.

"Tu...tuan hantu, ke...kenapa kau bisa ada disini?" tanya Jooheon terbata.

"Mwo? Tuan hantu?" Hantu itu menarik tubuhnya bangkit, lantas membulatkan matanya memandang Jooheon.

Mendapati hal itu Jooheon cepat2 menunduk, karena terlalu takut dengan tatapan yg dilemparkan hantu itu padanya.

"Ya! Aku punya nama dan namaku itu Im Changkyun. Bagaimana bisa kau memanggilku dengan sebutan aneh itu?" Gerutu hantu bernama Im Changkyun tersebut.

"Mi...ani...maksudku...jweisonghaeyo, aku...tak tahu namamu...jadi.."

"Kalau kau tak tahu harusnya kau bertanya, bukan justru memanggilku sesukamu" potong Changkyun cepat membuat Jooheon semakin tertunduk dalam.

"jweisonghaeyo" Sesal Jooheon.

Tak ada balasan dari Changkyun, hantu berperawakan mungil itu hanya terlihat menatap lurus Jooheon dengan tangan yg dilipat didada.

"Ya! Kenapa kau terus menunduk? Apa kau takut padaku?" Tanya Changkyun karena mendapati Jooheon yang terus menundukan pandangannya.

"Ne" Jooheon menjawab jujur tanpa berniat menyanggah hal tersebut.

"Whae? Kenapa kau begitu takut padaku? Apa wajahku ini begitu mengerikan?" Lagi Changkyun bertanya dengan mimik wajah yang terlihat kesal.

Jooheon menatap Changkyun sekilas, kemudian kembali menunduk membuat kesal diwajah pria berwujud hantu itu semakin jelas terlihat.

"Aishhh...namja ini. Ya! Apa kau harus bersikap begitu tidak sopan padaku? Bagaimana bisa kau memperlakukan pria setampan aku seperti sosok yg begitu menakuktkan hanya karena aku ini hantu?" rutuk Changkyun dengan suara beratnya.

"Itu masalahnya" Tanpa memandang wajah Changkyun, Jooheon berujar "Walaupun kau memiiki wajah tampan kau tetap saja hantu. Bagaimana bisa seorang manusia biasa sepertiku ini bisa tidak takut padamu" Tambah Jooheon lagi kemudian.

"Aish, jinca" Changkyun memukul2 pelan tengkuknya seraya berjalan mondar-mandir untuk menghilangkan rasa kesal yang semakin membuncah di dadanya.

"Dunia ini sungguh tak bisa dipercaya, bagaimana bisa seseorang yg baru menjadi hantu beberapa jam yg lalu sudah mampu membuat seorang namja dewasa seperti dia ketakutan?" Changkyun berujar pada dirinya sendiri namun mampu membuat Jooheon mengarahkan pandangan perlahan pada pria itu.

Tampak oleh Jooheon sosok Changkyun yang tengah mengipasi pelan wajah

"Changkyun-ssi" panggil Jooheon membuat Changkyun yang tengah mondar mandir segera menghentikan aksinya.

"Mwo?" Jawab Changkyun dengan mata membulat.

"Kau.....kenapa menemuiku? Apa itu karena aku nyaris melukaimu saat kita bertemu tadi malam?" tanya Jooheon sedikit hati2

Changkyun tak segera menjawab, dia diam untuk beberapa waktu membuat Jooheon memandang penasaran.

"Ne, majayo...karena hal itu aku menemuimu" sahut Changkyun kemudian sedikit asal.

"Whaeyo? Apa kesalahanku begitu tak termaafkan, sehingga kau menghantuiku sekarang?" Kembali Jooheon melemparkan tanya pada Changkyun.

"Apa kau pikir kesalahanmu itu sesuatu yg bisa dimaafkan dengan mudah?" Changkyun membalas dengan nada suara yang terdengar begitu angkuh.

Jooheon menarik nafas dalam mendengar itu, yang justru membuat Changkyun menatapnya dengan tatapan serius.

"Aku bukan sengaja melakukannya Changkyun-ssi, saat itu aku sedang kesal dengan pekerjaanku. Jadi aku..."

"Ah...jadi kau mau melampiaskan kekesalanmu padaku malam itu" Potong Changkyun membuat Jooheon membulatkan matanya.

"An...anniyo, bukan seperti itu" sanggah Jooheon dengan kepala yg menggeleng cepat.

"Lalu seperti apa?" Tanya Changkyun sembari berkacak pinggang.

"Changkyun-ssi aku...aku...." Jooheon nampak bingung menjelaskan.

"Mwo? mwo?" Semakin tak sabaran Changkyun terus mendesak Jooheon agar menjawab pertanyaannya.

"Changkyun-ssi...itu hanya sebuah kecelakaan dan aku tidak benar2 sengaja melakukannya. Semalam aku tak melihatmu ada disana, jadi menendang keras kaleng minuman itu. Aku tak bermaksud melampiaskan kesalku padamu, jadi...kumohon jangan hantui aku dan biarkan aku hidup dengan tenang" urai Jooheon dengan wajah memelasya.

Mata Changkyun memicing mendengar permohonan Jooheon, jelas sekali kalau pria berwujud hantu itu tak mau semudah itu memberi pengampunan untuk pria di hadapannya.

"Membiarkanmu hidup dengan tenang?" Ulang Changkyun sambil menarik smirk di wajahnya.

"Ne" Jawab Jooheon seraya mengangguk

"Bagaimana bisa aku membiarkanmu hidup dengan tenang, disaat aku menjadi hantu seperti sekarang?" Tukas Changkyun kemudian dengan tawa kecil yang berderai.

Dan kalau Jooheon boleh jujur, tawa kecil Changkyun itu sangat mengerikan ditelinganya. Bahkan lebih mengerikan daripada hardikkan Kim Seokjin, atasanya.

"Tapi bukan aku penyebab dirimu menjadi hantu Changkyun-ssi, jadi kenapa kau mencoba mengusik hidupku?"

"Itu karena hanya kau yg bisa melihatku, karena itu aku mengusik hidupmu" balas Changkyun.

"Ne? Apa maksudmu Changkyun-ssi?" Jooheon kembali bingung dengan ucapan yang Changkyun lontarkan.

"Kau...orang pertama yg bisa melihatku setelah aku meninggalkan tubuhku yg terluka. Dan aku...berpikir untuk sedikit mengusikmu karena pertemuan kita bermula dari kesalahan. Aku pikir aku berhak mendapatkan sebuah pertolongan darimu, karena kau nyaris membuatku celaka dihari pertamaku menjadi hantu. Jadi...mulai sekarang aku akan terus mengusikmu, walaupun kau tak mengharapkan itu dariku" Papar Changkyun dengan raut wajah yang jauh dari rasa berdosa.

"Changkyun-ssi" Jooheon memandang Changkyun putus asa.

"Whae? kau tak mau menolongku?"

"Bagaimana bisa aku membantu seorang hantu, disaat aku tak memiliki kemampuan untuk itu? aku bukan chinayang, aku tak bisa memberi bantuan apapun padamu"

"Anni...kau bisa melakukannya, walaupun kau bukan chinayang"

"Memangnya apa yg bisa kulakukan?"

"Kau...bisa membantuku mencari pria sudah membuatku menjadi hantu" jawab Changkyun dengan pandangan yg sedikit menakutkan bagi Jooheon.

"Ne?" Kembali mata sipit milik Jooheon membulat karena permintaan Changkyun "Changkyun-ssi apa anda sedang bercanda sekarang?" lanjut Jooheon kemudian

"Tidak, aku tidak sedang bercanda"

"Changkyun-ssi" Mata Jooheon menatap letih pada Changkyun.

Changkyun tak memberi reaksi apapun melihat tatapan Jooheon padanya, pria hantu itu hanya memandang lurus Jooheon yang mencoba meluluhkan hatinya dengan memasang wajah memelas.

"Changkyun-ssi...bagaimana aku bisa membantumu? Aku...tak mungkin bisa melakukannya" Semakin putus asa, Jooheon berujar dengan suara yang terdengar begitu lemah.

"Whae? Kenapa kau tak bisa melakukannya?" Changkyun mengarahkan tatapan tajam pada Jooheon.

"Aku tak bisa melakukannya karena aku tak tahu siapa pria yg membuatmu menjadi hantu, jadi bagaimana mungkin aku bisa mencari namja itu Changkyun-ssi?" Jawab Jooheon.

"Kalau memang kau tak tahu, ya kau tinggal mencarinya"

"NE?"

"karena tak tahu siapa namja itu, jadi kau harus mencarinya untukku!"

Mulut Jooheon terbuka lebar, dia benar2 tak percaya kalau Changkyun dengan mudahnya memerintahnya seperti itu.

"Apa aku harus melakukannya?" Tanya Jooheon mulai tak nyaman dengan segala permintaan tak masuk akal Changkyun.

Changkyun diam sambil mengarahkan wajah datarnya kepada Jooheon.

"Tidak...kalau kupikir2 kau tak perlu mencari pria itu untukku" Jawab Changkyun membuat perasaan Jooheon terasa sedikit tenang.

"Benarkah? Aku...tak perlu mencarinya" Jooheon berusaha meyakinkan ucapan Changkyun.

Sebuah anggukan membalas ucapan Jooheon bahkan sebuah senyum merekah dibibir tipis pria berlesung pipi di hadapan pemuda Lee itu.

"Ne, kau tak perlu mencari pria itu untukku. Karena...kurasa akan lebih menarik jika aku bisa terus ada disisimu seperti ini dan mengikuti kemanapun kau pergi" Ucap Changkyun kemudian seraya duduk disofa panjang.

Sebuah senyum aneh bahkan sudah pria hantu itu kembangkan membuat perasaan Jooheon yang semula sudah membaik kembali menjadi buruk melihat itu.

"Changkyun-ssi...kenapa kau melakukan ini padaku?" Sedikit merengek Jooheon berujar pada Changkyun.

"Memangnya aku bisa apa Jooheon? Aku...tak bisa pergi ke surga jika aku tak menemukan pria yang membuatku menjadi hantu. Karena itulah aku sekarang ini menjadi hantu penasaran dan akan selalu berada disisimu selamanya. Sebab...kau tak bisa membuatku melepaskan apa yg menjadi bebanku untuk pergi dari dunia ini" Urai Changkyun dengan mudahnya.

"Changkyun-ssi" Kembali Jooheon memasang wajah memelas.

"Whae? Kenapa kau terlihat tidak senang?" Seulas senyum tipis terukir diwajah Changkyun.

Jooheon hanya bisa mendesah pelan, dia benar2 merasa bingung menghadapi sosok Changkyun.

"Apa...kau benar2 tak suka aku ada disisimu? Apa keberadaanku sekarang membebanimu?" Lagi Changkyun melempar pertanyaan saat melihat raut wajah Jooheon.

"Haruskah kau mempertanyakan itu? Bukankah sudah sangat jelas kalau kehadiranmu itu benar2 mengangguku?" Untaian kalimat itu hanya bisa Jooheon gumamkan dala hatinya.

Pria Lee itu tak berani terang2an menunjukan rasa tak sukanya pada Changkyun, bisa2 sosok hantu bermarga Im itu mencekiknya saat itu juga.

"Ya! Kenapa tidak menjawab?" Changkyun meninggikan nada suaranya satu oktaf membuat Jooheon tersentak dan segera memandang pria hantu itu.

"Changkyun-ssi...aku..aku,...aku" Jooheon kembali terbata ketika matanya mendapati tatapan tajam Changkyun.

"Jawab peranyaanku! Apa keberadaanku membuatmu terbebani sekarang?" Changkyun bangkit dan berjalan mendekati Jooheon seraya mengulang pertanyaannya.

Seketika Jooheon tak mampu menggerakkan bibirnya, karena rasa takut yg mendominasi hati namja itu. Aura disekitar Changkyun tiba2 berubah lebih menakutkan dan hal tersebut benar2 membuat Jooheon yang memang penakut semakin ketakutan.

"Cepat jawab! Apa kehadiranku membebanimu?" Kembali Changkyun mengulang pertanyaan pada Jooheon.

"Anni...maksudku..,aku...aku..."

"Kau merasa terbebani Bukan?" Tebak Changkyun melihat wajah pucat Jooheon saat perlahan tubuhnya semakin mendekat pada pria Lee itu.

Jooheon hanya bisa kembali menundukkan wajahnya, membuat langkah Changkyun yang semula ingin mendekatinya segera terhenti.

"Kalau memang kehadiranku disini membebanimu, bukankah seharusnya kau membantuku agar aku yg menjadi bebanmu ini bisa pergi dengan tenang dari sisimu?" Ucapan Changkyun membuat Jooheon segera mengadahkan kepalanya guna menatap ria hantu di hadapannya.

"Kau...harus membantuku mencari pria itu, apapun caranya. Karena hanya dengan cara itu aku bisa pergi dan tak lagi menganggu hidupmu" terang Changkyun saat pandangan mereka bertemu.

"Changkyun-ssi...aku.."

"Kau ingin hidupmu kembali tenang tanpa gangguan dariku bukan?" pertanyaan Changkyun memutus ucapan Jooheon.

Pelan Jooheon mengangguk membuat Changkyun kembali mendekatkan tubuhnya pada namja itu.

"Kalau begitu....lakukan apa yg kuminta, cari...pria...yg membuatku menjadi seperti ini" perintah Changkyun dengan suara berbisik yg cukup mengerikan ditelinga Jooheon.

Sesaat Jooheon menahan nafas karena hawa dingin yg tiba2 menyelimuti tubuhnya tepat ketika tubuh Changkyun ada didekatnya. Kemudian Jooheon terlihat menarik nafas dalam diam2 ketika sosok Changkyun menjauhkan dirinya dari namja itu.

"tapi Changkyun-ssi..."

"Aku tak mau membuat negosiasi lagi, jadi...berhenti mengatakan tapi, tapi dan tapi. Hanya cari pria itu seperti yg kuinginkan dan jangan menolak!" tegas Changkyun.

Jooheon tersudutkan dengan perintah yang Changkyun arahkan padanya. Ada beban yg kini mengusik perasaannya bersama ketakutan yg dihadirkanChangkyun. Namun pria hantu itu tak mau mengerti hal tersebut, dia hanya tersenyum menikmati wajah putus asa yg diperlihatkan Jooheon padanya.

"Baiklah...aku akan mencarinya untukmu" Ucap Jooheon akhirnya karena tak memiliki pilihan.

Senyum Changkyun merekah lebar mendengar itu, namun tidak dengan Jooheon.

"Seharusnya kau mengatakan ini sejak awal" Dengan gaya bossy nya, Changkyun menghempas tubuhnya kesofa dengan ekspresi yang terlihat puas.

Melihat itu Jooheon memilih diam sambil perlahan menarik nafas dalam guna mengurangi beban yang seperti menghimpit di dadanya.

"Apa yg salah dariku? Kenapa hidupku tak benar2 bisa tenang? tidakkah cukup hidupku diusik oleh namja bodoh bernama Kim Seokjin? Haruskah sekarang hidupku semakin rumit dengan kehadiran makhluk ini?" Tanya Jooheon dalam hati.

To Be Continue....

*

Holla
Buku baru
Semangat baru
Hehehehehehe

Jangan hujat ok! Nikmati aja
Soalnya eon juga menikmati banget pas nulis cerita ini.

Sejujurnya, ini bukan real karya eon
Ini kerjaan si cici Hae_Baragi
Udah lama banget ada di laptop, cuma gak pernah dilanjutin. Dan berhubung eon ini punya rasa penasaran yang tinggi akan akhir cerita ini soooooooo eon lanjutin aja pakek imajinasinya eon...😅

Cast awalnya tuh anak Ukiss, tapi berhubung lagi kobam sama Jookyun ya ganti aja ye kan.

Up gak bakal tengah malam kok,biarpun judulnya midnight. Soalnya eon gak sanggup melek kalo udah jam segitu

Okeh itu aja...moga suka ceritanya
Thank you so much buat my twin's sister Hae_Baragi udah ngizinin mengambil alih cerita ini. Juga buat covernya yang selalu daebak.

Terakhir
See you next part readernim
Bye...bye
_Porumtal_

*

Langsa, 17 Februari 2019

*

Chek juga fanvidnya ya...😄

https://www.youtube.com/watch?v=Xg2sVaHhUiI

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro