Bab Tigapuluh Enam

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Keesokan harinya, Abu dan Red terlambat datang ke sekolah. Karena terlalu asik mengobrol bersama sang kakak yang entah mengapa tiba-tiba bisa asik diajak bicara, membuat mereka tidur larut malam. Hingga paginya telat bangun.

Kesialan kembali menimpa mereka berdua karena harus menjalani hukuman. Yaitu membersihkan toilet cowok hingga cewek. Tentu saja mereka protes. Namun sayang, semua itu berakhir sia-sia. Hukuman mereka tak dapat diganggu gugat. Pak Gandi tetap mempertahankan keputusannya, semelas apa pun mereka menunjukkan ekspresinya.

Dan di sini mereka berada. Di depan toilet dengan seragam setengah basah akibat jatuh ke lantai yang baru saja mereka pel sendiri. Tentu hal itu membuat mereka berdua. Dan Red merasa takjub sesaat. Pasalnya sepupunya ini jarang sekali tertawa lebar macam tadi.

Sepertinya, berubahnya sang kakak membawa perubahan besar pada diri Abu. Mau ditampik sedemikian rupa pun ia tak bisa menyembunyikan rasa senangnya lantaran sang kakak bisa diajak bicara seasik tadi malam.

Melihat hal ini sontak membuat Red turut senang. Jujur saja, ia merasa miris dengan keadaan kakak Abu yang kian hari kian jarang bicara. Kecuali pada ayah dan ibunya. Pada Abu pun jarang apalagi ia.

Beberapa saat kemudian, mereka selesai menjalani hukuman mereka. Dengan senyum tipis yang mengembang di bibir Abu dan helaan napas lega dari Red, mereka berhasil menyelesaikan hukuman kurang dari dua jam. Yang sebenarnya harus mereka kerjakan dalam waktu paling lambat dua jam.

Mereka berdua kembali melangkah menuju gerbang. Hendak melapor jika tugas hukuman mereka selesai. Letak sekolah mereka yang begitu dekat dengan jalan yang sebenarnya tidak begitu besar, namun cukup membuat bising menghampiri telinga mereka.

Sembari menunggu pak Gandi selesai mengambil sesuatu dari pos jaganya, Abu dan Red menatap lalu lalang berbagai kendaraan di depan mereka. Meski jalan raya ini tidak terlalu besar dan kendaraan pun tidak sebanyak di jalan besar, tetap saja kecepatan kendaraan lebih dari rata-rata.

"Mas." Pak Gandi memanggil. Namun mereka tetap fokus pada jalanan.

Hingga suara decitan rem sepeda motor yang sebenarnya hendak memasuki gerbang, terjatuh bersama dengan pengendaranya yang juga murid SMA Tanjung. Abu dan Red segera membuka gerbang, namun naas. Sebuah mobil yang sepertinya telat mengerem, menghantam pengendara sepeda dan motornya.

Dan mereka melihat secara langsung bagaimana murid itu terhempas hingga beberapa meter jauhnyam

Abu dan Red yang sebenarnya hendak menolong, malah diam di tempat. Mereka berdua terkejut. Hingga beberapa siswa dan guru keluar, mereka tetap di tempat. Bahkan Pak Gandi yang awalnya ingin menolong, berubah pikiran dan lebih ingin menolong Red dan Abu yang pucat di tempat.

Pak Gandi tahu, mereka berdualah yang melihat kejadian itu secara langsung. Pak Gandi pun paham, mereka berdua begitu terkejut. Oleh karena itu, ia memanggil beberapa anak untuk membawa Abu dan Red beristirahat di UKS.

.

Dua jam berapa di UKS membuat mereka berdua lebih tenang. Tito, Andre dan Lutfi pun bertugas menjaga mereka. Mereka bertiga ketakutan begitu mendengar suara decitan itu. Mereka takut bahwa seseorang yang baru saja jatuh itu Abu atau bahkan Red. Mendengar bahwa siswa lain yang jatuh, membuat mereka bertiga dapat bernapas lega.

Meski tak sebentar karena mendapati kedua teman mereka dalam keadaan yang tak baik. Mereka berdua terkejut. Ya, walaupun sekarang keadaannya sudah membaik. Dan mereka bisa diajak bicara.

"Orang yang tadi kecelakaan?" Abu bertanya dan mereka semua terdiam.

"Oh, anu. Dia baik-baik aja kok. Meskipun lukanya agak parah, tapi dia nggak sampe lewat." Andre mengambil alih untuk menjawab.

Andre mengatakan hal itu karena memang benar, si korban baik-baik saja. Tak sampai meningal.

Abu menghela napas begitu mendengarnya. Sungguh demi apa pun, Abu pikir tadi adalah korban kesekian kalinya pesan misteri itu. Karena tepat sebelum kecelakaan itu terjadi, Abu melihat sosok wanita yang agak jelas melintas di depan korban sebelum akhirnya si korban mengerem.

Dan Abu memanglah benar.

Bersambung...

270119

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro