#18: Together

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"I'll cry for you and you will laugh for both of us, okay?"

👑👑👑

Sudah masuk hitungan bulan sejak kejadian antara Aku, Yoongi, Siwon, dan Jihye. Termasuk saat kejadian Jihye kerumahku, atau aku yang pergi menemui Siwon untuk yang terakhir kalinya. Tapi sepertinya urusan kami berempat belum selesai.

Kemarin lusa tahu-tahu Siwon datang, saat jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Dia membawa Jiwon dan menitipkannya pada kami. Pria itu bilang kalau Jihye kabur dari rumah. Jadi, Aku dan Yoongi sudah memutuskan untuk menyelesaikan masalah kami.

"Ada apa?"

Sekarang aku sedang duduk di kedai kopi lobby apartment kami, berhadapan dengan pria yang dulu pernah punya masa lalu denganku.

"Aku cuma mau bicara," Aku menatapnya, "Jiwon sedang main dengan Hyemi di atas," Aku tersenyum tipis, "Anakmu itu pintar sekali, dia perhatian dan sangat hati-hati pada Hyemi---seperti kakak, mirip denganmu."

Dia cuma tersenyum tipis, kemudian menatapku dengan senyumannya itu.

"Soal Jihye bagaimana?" Aku pun bertanya, "Ada apa lagi dengan kalian?"

"Kami akan bercerai," Dia mengalihkan pandangannya kesegala objek, kecuali aku. "Sejak awal kami tidak cocok."

"Aku minta maaf, gara-gara aku semuanya--"

"--semuanya baik-baik saja karenamu, percayalah."

Siwon tersenyum, tepat saat dia memotong ucapanku barusan. Aku diam, kemudian mengalihkan atensiku pada hal lain dan mendapati beruang kutubku tengah tampil di tv bersama grupnya.

"Dia orang yang baik," Siwon mengikuti arah pandanganku, "Dia punya pemikiran yang sama denganmu, menyenangkan, dan tidak bisa di tebak. Dia perhatian padamu dengan caranya sendiri, dan yang terpenting ... dia mencintaimu."

"Bukankah kau juga sama?" Aku terkekeh.

Tawanya pecah, "Ya ampun, percaya diri sekali!"

"Omong-omong, lupakanlah aku," Aku menatapnya lagi, "Aku serius,"

"Lihat, kau selalu mengatakan hal yang sama," Dia tersenyum tipis, "Apa karena aku dan Jihye akan bercerai?"

Aku tidak menjawab.

"Sungguh, kau dan Yoongi bukanlah alasan kami bercerai." Dia membalas tatapanku, "Aku sudah berulang kali membicarakannya dengan Jihye, dan kami juga sudah menyadari sesuatu--kalau kalian bukan alasan perceraian kami."

Aku masih diam.

"Memang benar kalau dulu kita pernah punya masa lalu, begitu pula Jihye dan Yoongi. Tapi semuanya berbeda sekarang." Dia masih menatapku, "Yang terpenting adalah kau bahagia. Dan jangan terus-terusan memintaku untuk melupakanmu."

"Tapi aku--"

"Kau tidak bersalah, karena cinta itu seperti oksigen. Bukan cuma milikku, tapi milikmu juga--milik kalian." Siwon memotong ucapanku. "Begini saja, kalau kau masih merasa bersalah, maka bersedihlah untukku. Dan aku akan berbahagia untukmu."

Aku cuma menatapnya dalam diam.

"Jadi, Ayo kita selesaikan bersama,"

Kami menoleh, terutama saat mendapati Yoongi yang menggendong Hyemi sambil menggandeng tangan Jiwon.

"Aku akan coba bicara pada Jihye," Yoongi menatapku, "Kuharap kalian tidak mengambil keputusan terlalu cepat."

"Tidak apa-apa," Siwon bangkit, kemudian meraih Jiwon dalam pelukannya, "Aku yakin semuanya akan berlalu dan berakhir baik.

Lelaki itu kemudian menatap putranya, "Nah, Jiwon, bagaimana kalau sekarang kita jemput mommy?"

Senyuman secerah matahari itu menghampiri wajah tampan Jiwon. Sementara kami cuma menatap kepergian sepasang bapak dan anak itu.

"Kalau mereka bercerai aku akan dua kali lebih obsesif, sunshine," Yoongi mendelik padaku.

Aku meliriknya tajam, "Well, kalau begitu aku juga sama. Lihat saja kalau ada chat-chat centil dari hoobae yang sok memanggilmu oppa itu--tidak ada jatah. Titik!"

👑👑👑

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro