#8: Question

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

♡♡♡
"Jika rumah adalah tempat dimana kau bisa menemukan kebahagiaan, lantas bagaimana jika rumah hanya memberimu rasa sakit?"
♡♡♡

Jam sudah menunjukkan pukul 11:30pm. ketika aku membukakan pintu untuk Jihye. Kulihat wajahnya sembab dan masih terisak tepat saat dia memelukku di depan pintu. Aku melirik Yoongi yang sempat mengintip sekilas lalu kembali masuk ke kamar.

"Ada apa?" Aku membalas pelukannya, "Apa terjadi sesuatu?"

Dia tidak menjawab, masih sibuk dengan tangisannya.

"Kenapa kau kesini malam-malam?" Aku mengambilkan segelas air, "Bagaimana dengan Jiwon?"

"Jiwon sudah tidur," dia terhenti, kemudian menangis lagi. "Sejak awal aku sudah bilang, kalau ini tidak akan berhasil."

Detik berikutnya aku mendengar Hyemi menangis, jadi kutinggal Jihye sebentar lalu beranjak melihat Hyemi.

Aku mengangkat Hyemi, kemudian memberinya susu sambil menimangnya sampai terlelap kembali. Kemudian kulihat Jihye duduk disana dengan Yoongi.

"Ini sudah malam, kau harus pulang," Yoongi memberikan segelas air lagi untuk Jihye, "Jangan membuat temanmu salah paham..."

"Min Yoongi..." dia mendengus, "Kau sama sekali tidak berubah."

"Tentu," Yoongi mengalihkan atensinya sambil menguap, "Aku bukan power ranger, dan aku tidak punya kewajiban berubah cuma untuk dirimu."

"Kalau dia yang minta?" Jihye tampak menunjuk kamar Hyemi, mengarah pada aku yang reflek bersembunyi.

Kalau di pikir-pikir ... kenapa aku harus bersembunyi?

"Dia tidak pernah memintaku berubah." Kudengar Yoongi berucap, "Begitupun aku tidak pernah memintanya berubah."

Jihye tertawa mengejek, "Kau bilang begitu karena pernikahan kalian baik-baik saja. Karena kau menikahi wanita yang tepat, karena kau mencintainya. Jelas berbeda dengan kami..."

"Jihye, dengarkan aku..." Yoongi bicara lagi---nampaknya dia banyak bicara malam ini, "Sebuah hubungan tidak sesederhana itu sampai bisa diperbandingkan."

"Tetap saja!" Suara Jihye meninggi, "Aku berusaha keras menjaga pernikahanku, mencoba mencintai suamiku yang bahkan tidak pernah lepas dari bayang-bayang istrimu...." ia terhenti, "Dan aku..."

"Dan kau..." Yoongi mengulan kalimat terakhir Jihye, "Kau masih menyukaiku seperti saat pertama kali kita bertemu."

Jihye diam.

"Pulanglah," Kudengar Yoongi berucap lagi, "Kalau rumahmu tidak membuatmu bahagia, jangan merusak kebahagiaan dirumahku."

Kemudian aku tidak mendengar apa-apa lagi. Tanganku masih menepuk pelan punggung Hyemi yang sudah terlelap. Entah kenapa hatiku mencelos begitu tahu bahwa sahabatku nyatanya menyukai suamiku sendiri.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Suara itu mengagetkanku, tapi aku cepat-cepat menatapnya sambil mengisyaratkan Yoongi untuk diam, "Hyemi baru tidur lagi, jangan keras-keras...."

"Temui Jihye dan suruh dia pulang. Bicaralah pada suaminya, tapi jangan lama-lama." Yoongi mengambil Hyemi kemudian melanjutkan aktivitasku menimangnya.

Tepat saat aku menatap Jihye dia tersenyum tipis, "Maaf...."

"Kenapa minta maaf?" Aku duduk di sampingnya, "Mau kubantu bicara padanya?"

Dia cuma menggeleng, "Tidak, terimakasih."

"Kenapa?" Aku menatapnya intens, "Mungkin saja Siwon oppa akan mendengarkanku,"

"Ya, dia selalu mendengarkanmu, selalu..." Jihye tersenyum kecut, "Setiap kali kau bilang padanya dia pasti menurutimu, bahkan dia menikahi aku karenamu..."

Aku mengernyit, "Dia yang menghamilimu waktu itu, tentu saja harus bertanggung jawab, Jihye.... Kenapa kau berpikiran begitu?"

"Karena kami sama," Jihye tertawa hambar, "Dia mencintaimu, sementara aku mencintai suamimu. Bukankah ini lucu?"

Aku tidak menanggapi ucapannya, lantas sejurus kemudian Jihye bangkit lalu berpamitan.

Yoongi keluar dari kamar Hyemi kemudian memelukku dari belakang, "Hubungan mereka aneh. Abaikan."

"Tapi-"

"Abaikan. Titik." Yoongi mempererat pelukannya.

♡♡♡

A/N: hai, maaf makin hari ceritanya makin aneh wkwkkwk... aku sebenarnya mau bikin slice of life, tapi gak seru kalau perjalanan mereka straight macem jalan tol 😂😂😂😂 semoga kalian suka~

See yaa ✌✌✌

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro