Tiga

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi ini, Agam dengan langkah cepatnya menuju kelas Agatha. Entah ada apa cowok itu, kemarin memang dia tidak bisa mengantarkan Agatha pulang karena ada suatu hal. Tadi, ia sudah lama menunggu Agatha di depan rumahnya, Agatha tidak muncul juga. Ia masuk dan bertanya pada ART disana, katanya Agatha sudah berangkat.

Tidak biasanya gadis itu berangkat pagi-pagi sekali, padahal Agam juga menjemput gadis itu pukul 06.03 WIB. Biasanya, Agatha masih sarapan di meja makan. Kenapa sekarang gadis itu tidak melakukan kebiasaannya itu?

Agam memanggil seorang gadis yang diketahuinya adalah sahabat Agatha, sangat haram bagi Agam untuk menginjak lantai kelas XI MIPA 3. Entah karena apa, yang pasti ada sesuatu yang membuatnya seperti itu. Gadis yang kebetulan akan masuk ke kelas itu menghentikan langkahnya dan menghampiri Agam.

"Ada apa ya, Kak?"

"Agatha mana?" tanya Agam langsung, Arianna mengerutkan keningnya. Arianna tak tahu dimana keberadaan Agatha, jika Agam saja tidak tahu. Bagaimana dengan Arianna?

"Gue nggak tau, kak. Agatha belum masuk, biasanya sih jam segini udah nyampe."

"Oh, ya udah."

Agam kesal setengah mati, Agatha belum nyampe, kenapa ART itu mengatakan Agatha sudah berangkat? Agam langsung menghubungi nomor Agatha.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif-

Ia mencoba membuka chat room nya bersama Agatha di salah satu aplikasi, Agam mendesah pelan saat menyadari jika ponsel Agatha online saat ponsel itu ada padanya. Tulisan itu yang membuat Agam tahu,

Dilihat kemarin, pukul 13.56 WIB

"Kak Agam!"

Agam menoleh ke arah gadis yang memanggilnya, tersenyum tipis dan menghampiri gadis itu,"Ada apa, Alicia?" tanyanya lembut.

Alicia tersenyum pelan,"Nanti anterin aku ke toko buku ya, Kak?" katanya dengan nada yang manja, Agam mengangguk dan tersenyum. Alicia senang bukan main, sekarang Agam begitu perhatian padanya.

***

Livia dan Arianna, kedua gadis itu menatap dua orang yang saling melemparkan senyum. Menyebalkan sekali jika melihat adegan itu, bagaimana tidak? Pacar sahabatnya berdua dengan cewek lain?

"Liv, Agam benar-benar nggak baik buat Agatha. Demi apa, tuh cowok pengen gue gampar!" kata Arianna dengan berapi-api, Livia mengangguk setuju.

"Lagian gue aneh deh, biasanya tuh anak nggak pernah absen. Sekarang malah santai banget," kata Livia, orang yang dimaksudnya adalah Agatha. Biasanya Agatha akan izin jika ada keperluan, tetapi hari ini gadis itu tidak berangkat tanpa keterangan.

Istirahat pertama hanya berdua membuat Livia dan Arianna merasa bosan. Livia mendesah pelan, gadis itu benar-benar bosan, jika saja ada Agatha disini, mungkin mereka akan bercanda bersama.

Saat di kelas saja, candaan mereka terasa garing saat tidak ada Agatha. Livia membuka chat room nya dengan Agatha, Livia mengiriminya pesan, Livia tersenyum saat status Agatha online.

Ada apa, Liv?
Sorry, gue baru bangun.
Badan gue lagi nggak enak.

Lo sakit, Tha?
Kenapa nggak ada keterangan?

Iya.
Ortu gue lg gx di rumah.

Tadi pagi Agam kesini, nyariin lo.

Jgn blng Agam klo gue sakit.

Kenapa?

Livia mendesah, Agatha hanya membaca pesan terakhirnya. Detik selanjutnya, Livia mendapatkan panggilan dari Agatha. Livia mengangkatnya.

"Tha..."

"Liv, jangan bilang Agam. Pokoknya gue nggak mau sampai Agam tau!"

"Iya."

Suara Agatha terdengar serak, Livia meringis mendengarnya. Biasanya gadis itu sangat ceria, kalau tidak ceria yang berbicara dengan suara kesalnya.

***

"Bukannya lo mau jalan sama Alicia ya? Kok masih nyariin Agatha."

Pertanyaan sinis itu terlontar dari bibir Arianna, Agam sedikit terkejut mendengarnya. Tidak biasanya gadis itu berbicara dengan nada songong seperti itu, "Maksud lo apa?"

"Loh, bukannya lo jadian sama Alicia ya? Terus, Agatha mau lo anggap apa?"

Agam benar-benar tidak mengerti dengan ucapan gadis itu, Agam tak begitu mengenal sahabat dari tunangannya itu. Ia tak begitu paham dengan sifat gadis yang sekarang berdiri di hadapannya menatapnya dengan tatapan sengit.

Agam tak mau berlama-lama berhadapan dengan gadis itu, cowok itu langsung pergi dari hadapan Arianna dan memasuki mobilnya.

"Gimana sama Kak Agatha?"

"Nggak ada keterangan, nggak tau kenapa." kata Agam singkat, Alicia mengangguk mengerti dan terdiam setelahnya. Agam melajukan mobilnya menuju toko buku.

"Mau cari apa ke toko buku, Al?" tanya Agam, gadis yang diberi pertanyaan mendongak menatap Agam.

"Buku referensi buat tugas, Kak."

Agam hanya ber'oh' ria menanggapi nya, cowok itu kembali fokus ke arah jalanan. Sebenarnya, pikiran Agam bercabang, cowok itu juga memikirkan Agatha yang hingga sekarang tidak ada kabar.

"Alicia? Gue cuma bisa nganterin lo, gue ada urusan dan gue nggak bisa nemenin lo. Nggak papa?" tanya Agam.

Alicia tersenyum dan mengangguk, "Iya, Kak. Nggak papa kok," katanya, Agam mengangguk dan menghentikan laju mobilnya karena sudah sampai di tempat yang mereka tuju.

Alicia turun dari mobil Agam dan mengucapkan kata terima kasih, Agam mengangguk dan segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Hanya butuh 18 menit untuknya agar sampai di depan rumah Agatha, cowok itu langsung turun dan mengetuk pintu rumah Agatha. Seorang ART yang membukakan nya, Agam sedikit memicing.

"Agatha mana?"

"Mba Agatha belum pulang, Mas."

"Dia nggak ke sekolah, Mba Rin! Dan kalo dia keluar rumah, untuk apa?!" kata Agam dengan tegas, cowok itu langsung masuk dan mencari kamar Agatha. Agam menaiki anak tangga dengan cepat, ia menebak jika kamar Agatha terletak di lantai dua.

Agam membuka pintu berwarna putih bersih, ia merasa itu adalah kamat Agatha. Dan benar! Agatha tengah terbaring di bawah selimut berwarna hitam putih bermotif kotak-kotak. Agam langsung menghampiri gadis itu, wajah Agatha pucat dan di penuhi keringat.

Agam menyentuh dahi Agatha, Agam merasakan panas di tangannya. Agatha demam? Agam menggenggam tangan Agatha, panas juga. Agam langsung mengambil remote Ac dan segera mematikan ac di kamar Agatha.

"Agam..."

***

"Agam..."

Agatha membuka matanya perlahan saat merasakan tangan dingin menyentuh dahinya. Matanya terbuka sempurna, ia sedikit bingung saat cowok yang sering ia anggap menyebalkan itu berada di kamarnya.

Agatha segera beranjak duduk, gadis itu langsung menatap tajam Agam. Agatha menatap Agam dengan tatapan waspada, entah kenapa gadis itu selalu merasa was-was apabila Agam berada di sekitarnya.

Agam yang ditatap seperti itu hanya terkekeh pelan, bisa-bisanya disaat gadis itu sakit masih bisa menatapnya setajam itu. Agam sudah paham dan tahu dengan gadis yang membencinya itu, ia bahkan tahu betul apa yang membuat gadis itu membencinya.

"Ke dokter," kata Agam seenaknya, Agatha yang mendengar perkataannya pun membelalakkan matanya dan menyembunyikan kedua tangan yang hendak diraihnya. Agam berdiri dan duduk di sofa berwarna hitam yang ada di kamar cowok itu.

"Pergi deh," kata Agatha serak.

Agatha yang melihat Agam berdiri dan keluar dari kamarnya pun mendesah lega. Jujur, ia takut jika hanya berdua di sebuah ruangan, apalagi jika bersama Agam. Ia sedikit bingung, kenapa Agam bisa masuk menemuinya?

Sebuah pesan masuk dari seseorang yang baru dikenalnya, Agatha membalas pesan itu dan menaruh kembali ponselnya. Ia mengenal cowok itu kemarin saat ia ditawari oleh rekan kerja papa nya, ternyata rekan kerja papanya itu memiliki anak laki-laki.

Anak laki-laki itu lah yang mengantarkan nya sampai rumah. Agatha cukup berterimakasih untuk itu. Agatha kembali bergelung manja dengan selimut hangatnya.

Matanya tertutup rapat, samar-samar ia mendengar jika seseorang memanggilnya. Hanya saja, ia abaikan semua itu.

***

"Agatha..."

Agam memasuki ruangan yang terlihat rapi itu, Agatha sudah tertidur lelap di atas king size nya. Agam menaruh nampan di atas nakas, nampan yang berisi makanan dan beberapa obat yang harus dikonsumsi Agatha itu tersusun tapi.

Saat Agam akan membangunkan Agatha, suara ponsel Agatha mengusiknya. Agam mengambil ponsel Agatha, membuat pola di atas layar itu dan membuka pesan yang masuk di salah satu aplikasi yang Agatha gunakan.

• Ada yang marah nggak?

• Ya, nggak ada lah.

• Serius nih?

• Iya.

• Wow, gue bisa masuk dong.

Agam membaca pesan terakhir itu dengan kesal, Agam tahu apa yang dimaksud cowok itu. Agam mengecek foto profil yang ada di sana, Agam mengerutkan keningnya saat melihat siapa orang itu.

Agatha kenal dengan musuh bebuyutan nya?

***

Klik bintang di pojok kiri ya,..
Bintang kecil sangat berarti loh.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro