Pagi ini aku melihatnya tampil di TV. Dia terlihat ceria saat mengobrol di salah satu talkshow kemarin malam yang di putar ulang sekarang. Aku menatap wajahnya, mencoba menerka-nerka. Tapi percuma, aku sama sekali tidak tahu apa yang dia pikirkan.
Ponselku berbunyi, menandakan ada pesan masuk dari salah satu akun SNS-ku.
.
.
.
LINE
Jin:
Maaf, aku benar-benar sibuk kemarin. Jangan marah 😘
You:
Ya, kau sibuk. Selalu.
Jin:
Kau marah?
You:
Menurutmu?
Apa kau selingkuh?
Kau aneh belakangan ini.
Kau sering tidak menjawab teleponku.
Semalam adalah kali keempat kau memutus sambungannya duluan.
Jin:
Maaf. Aku benar-benar harus pergi.
Manajer memanggil kami.
Ada jadwal tambahan.
You:
Alasan
Bukannya kau yang tidak ingin bicara denganku?
Jin:
Bukan begitu. Sungguh..
You:
Terserah. Aku tidak peduli.
Jin:
Jangan marah. Coba kau lihat di depan pintu 😊
Aku punya hadiah. Sebagai permintaan maaf.
Aku mencintaimu 😚
-Read by you-
.
.
.
Aku melempar ponselku ke ranjang, dia pikir bisa merayuku cuma dengan setangkai mawar?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro